Jakarta - Kasus Malinda dinilai ketua DPR RI Marzuki Alie menilai merupakan bagian kecil dari sebuah kasus perbankan. Bagi Marzuki, yang terpenting penting Bank Indonesia melakukan pembenahan peraturan, utamanya terhadap bank-bank asing.
"Bank-bank milik asing harus dilakukan penataan lebih ketat. Ini bagian kecil dari kejadian," kata Marzuki di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (14/4/2011).
Marzuki mengatakan, BI harus mengatur penggunaan dan penawaran kartu kredit di mall, tidak terkecuali soal debt colector. Pasalnya, banyak sekali korban yang merupakan Warga Negara Indonesia yang uangnya habis karena ketidaktahuan para nasabah. Sebelumnya, mereka yang diiming-imingi keuntungan, yang ujung-ujungya adalah praktek penipuan.
"Ini yang harus diatur BI. Kami lihat juga banyak bank swasta yang dibeli asing beroprasi di tingkat kecamatan, di mana dalam operasionalnya lebh banyak seperti tak jauh layaknya lintah darat," keluh Marzuki.
Oleh karena itu, lanjut Marzuki, persoalan ini harus menjadi bahan Gubernur BI Darmin Nasution, untuk melakukan penataan kembali atau menyempurnakan peraturan BI. "Kami tahu ada aturan bahwa asing tidak boleh memiliki, tapi di sisi lain asing bisa membeli bank, di mana bank itu bisa menarik dana ke desa-desa," katanya. [R/CN]
Pengunjung
Rabu, 13 April 2011
Wamentan: Serangan Ulat Bulu Tak Sebesar yang Kita Bayangkan
Yogyakarta - Serangan ulat bulu mewabah di beberapa wilayah di Indonesia. Di Probolinggo, Jawa Timur, belasan ribu pohon mangga diserang ulat bulu yang membuat gatal itu. Tapi tak perlu khawatir, serangan ulat bulu tak sebesar yang kita bayangkan.
"Dari pengamatan para pakar di perguruan tinggi dan Kementerian Pertanian, luas serangan ulat bulu seperti di Probolinggo itu tidak besar. Hanya 1,5 persen dari jumlah pohon mangga yang ada. Total pohon mangga yang ada itu 1,8 juta pohon. Yang diserang sekitar 14.500 pohon," kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Bayu Krisnamurti di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta, Kamis (14/4/2011).
Dari belasan pohon itu, yang diserang juga tidak semua bagian pohon. Tetapi cuma beberapa batang saja. Hanya 2 sampai 5 batang di setiap areal. "Jadi itu tidak sebesar yang kita bayangkan," ujarnya.
Namun secara psikologis, Kementerian Pertanian memahami ketakutan masyarakat. Apalagi sebagian masyarakat juga menganggap ulat bulu menjijikkan.
"Secara psikologis kami memahami yang dalam bahasa Jawa-nya itu nggilani. Kenapa saat ini terjadi, ini karena akibat perubahan iklim 2010. Dan sekarang baru kita rasakan dengan adanya booming ulat bulu tersebut," papar Bayu.
Bayu mengatakan ulat bulu tidak berbahaya, meskipun memang menjijikkan. "Dari hasil penelitian sudah ada parasit alami atau bakteri yang kemakan di ulat, dan hampir 90 persen dari populasi ulat itu terkena bakteri," katanya.
"Dalam beberapa minggu ke depan ini akan hilang sendiri, mati karena parasit atau secara alami," imbuh Bayu.
Cara yang paling tepat untuk mengendalikan ulat bulu ini, menurut Bayu, adalah dengan pendekatan secara hayati. "Ini adalah model yang paling tepat. Sedangkan penggunaan pestisida dan insektisida itu adalah alternatif terakhir," tutup Bayu. [R/dtc]
"Dari pengamatan para pakar di perguruan tinggi dan Kementerian Pertanian, luas serangan ulat bulu seperti di Probolinggo itu tidak besar. Hanya 1,5 persen dari jumlah pohon mangga yang ada. Total pohon mangga yang ada itu 1,8 juta pohon. Yang diserang sekitar 14.500 pohon," kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Bayu Krisnamurti di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta, Kamis (14/4/2011).
Dari belasan pohon itu, yang diserang juga tidak semua bagian pohon. Tetapi cuma beberapa batang saja. Hanya 2 sampai 5 batang di setiap areal. "Jadi itu tidak sebesar yang kita bayangkan," ujarnya.
Namun secara psikologis, Kementerian Pertanian memahami ketakutan masyarakat. Apalagi sebagian masyarakat juga menganggap ulat bulu menjijikkan.
"Secara psikologis kami memahami yang dalam bahasa Jawa-nya itu nggilani. Kenapa saat ini terjadi, ini karena akibat perubahan iklim 2010. Dan sekarang baru kita rasakan dengan adanya booming ulat bulu tersebut," papar Bayu.
Bayu mengatakan ulat bulu tidak berbahaya, meskipun memang menjijikkan. "Dari hasil penelitian sudah ada parasit alami atau bakteri yang kemakan di ulat, dan hampir 90 persen dari populasi ulat itu terkena bakteri," katanya.
"Dalam beberapa minggu ke depan ini akan hilang sendiri, mati karena parasit atau secara alami," imbuh Bayu.
Cara yang paling tepat untuk mengendalikan ulat bulu ini, menurut Bayu, adalah dengan pendekatan secara hayati. "Ini adalah model yang paling tepat. Sedangkan penggunaan pestisida dan insektisida itu adalah alternatif terakhir," tutup Bayu. [R/dtc]
Konsep Kawasan Rawan Bencana Merapi Dipertegas
Sleman - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan bahwa konsep kawasan rawan bencana dengan sistem radius tidak akan diterapkan lagi di lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman.
"Penentuan kawasan bahaya Merapi akan dibuat lebih tegas lagi," kata Sultan saat peninjauan lokasi di kawasan bencana Merapi Dusun Kopeng, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Rabu.
Menurut dia, pembagian tegas tersebut meliputi kawasan bahaya yang jelas tidak boleh untuk hunian warga, kawasan bahaya namun boleh dihuni dengan konsekuensi jika terjadi peningkatan aktivitas Merapi harus bersedia mengungsi.
"Selain itu kawasan yang memang benar-benar aman untuk hunian, jadi tidak lagi atas dasar radius yang ditarik garis lurus, tetapi atas dasar potensi ancaman bahaya di masing-masing wilayah, baik ancaman awan panas maupun lahar dingin. Saat ini pembahasan mengenai peta wilayah bahaya tersebut belum selesai digarap," katanya di dampingi Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandrio.
Ia mengatakan bahwa peninjauan lokasi ke daerah yang terkena dampak langsung lokasi terdampak erupsi Gunung Merapi ini sebagai bahan dasar untuk materi rapat dengan Wakil Presiden Boediono, Kamis (14/4/2011).
"Pantauan disini nanti juga akan kami laporkan saat rapat dengan Wapres besok, namun kepastian mengenai rapat dengan Wakil Presiden masih menunggu jadwal pasti," katanya.
Sultan mengatakan, peninjauan langsung ini untuk melihat kondisi fisik wilayah yang terkena dampak erupsi Merapi 2010.
"Tidak hanya bisa menjadikan gambar sebagai patokan, karena hubungannya dengan bahaya atau tidak bahaya," katanya.
Ia mengatakan, kawasan yang masuk dalam kategori bahaya dan tidak boleh ditinggali, harus ditaati oleh masyarakat.
"Namun untuk kawasan yang masih boleh ditinggali, harus ada ada komitmen dari warga lereng Merapi, jika ada himbauan dari pemerintah untuk mengungsi, maka harus dipatuhi juga. Ada toleran yang terpenting meminimalisir korban," katanya.
Disinggung soal besaran ganti rugi untuk warga yang menjadi korban erupsi termasuk ganti rugi lahan karena relokasi warga, Sultan mengaku belum dibahas secara mendetail.
"Masalah ganti rugi belum kami bicarakan, kami pikirkan soal tempat baru dulu sesuai peta wilayah baru bicara ganti rugi," katanya. [R/Ant]
"Penentuan kawasan bahaya Merapi akan dibuat lebih tegas lagi," kata Sultan saat peninjauan lokasi di kawasan bencana Merapi Dusun Kopeng, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Rabu.
Menurut dia, pembagian tegas tersebut meliputi kawasan bahaya yang jelas tidak boleh untuk hunian warga, kawasan bahaya namun boleh dihuni dengan konsekuensi jika terjadi peningkatan aktivitas Merapi harus bersedia mengungsi.
"Selain itu kawasan yang memang benar-benar aman untuk hunian, jadi tidak lagi atas dasar radius yang ditarik garis lurus, tetapi atas dasar potensi ancaman bahaya di masing-masing wilayah, baik ancaman awan panas maupun lahar dingin. Saat ini pembahasan mengenai peta wilayah bahaya tersebut belum selesai digarap," katanya di dampingi Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandrio.
Ia mengatakan bahwa peninjauan lokasi ke daerah yang terkena dampak langsung lokasi terdampak erupsi Gunung Merapi ini sebagai bahan dasar untuk materi rapat dengan Wakil Presiden Boediono, Kamis (14/4/2011).
"Pantauan disini nanti juga akan kami laporkan saat rapat dengan Wapres besok, namun kepastian mengenai rapat dengan Wakil Presiden masih menunggu jadwal pasti," katanya.
Sultan mengatakan, peninjauan langsung ini untuk melihat kondisi fisik wilayah yang terkena dampak erupsi Merapi 2010.
"Tidak hanya bisa menjadikan gambar sebagai patokan, karena hubungannya dengan bahaya atau tidak bahaya," katanya.
Ia mengatakan, kawasan yang masuk dalam kategori bahaya dan tidak boleh ditinggali, harus ditaati oleh masyarakat.
"Namun untuk kawasan yang masih boleh ditinggali, harus ada ada komitmen dari warga lereng Merapi, jika ada himbauan dari pemerintah untuk mengungsi, maka harus dipatuhi juga. Ada toleran yang terpenting meminimalisir korban," katanya.
Disinggung soal besaran ganti rugi untuk warga yang menjadi korban erupsi termasuk ganti rugi lahan karena relokasi warga, Sultan mengaku belum dibahas secara mendetail.
"Masalah ganti rugi belum kami bicarakan, kami pikirkan soal tempat baru dulu sesuai peta wilayah baru bicara ganti rugi," katanya. [R/Ant]
Cremona Band Raih Juara Pertama
Wonosobo - Cremona band meraih juara pertama Festival band dalam even Pesta Buku Murah di halaman Gedung Sasana Adipura Wonosobo. Band beraliran pop rock itu memperoleh nilai 1025 disusul Hinata Band dengan total nilai 1015 serta The Jack yang memperoleh nilai 985. Tiap pemenang mendapat hadiah uang pembinaan, piagam, dan tropi setelah mengalahkan 54 peserta yang tampil selama dua hari.
Diajang Festival Rebana dalam even sama tampil selaku juara satu Araudloh, juara dua Mukhtarul Mukhtai dan juara tiga Nurus Sa’adah. Vestifal yang dihelat kerjasama dengan pengurus Ansor Wonosobo itu menyuguhkan pementasan paduan antara musik tradisional dan modern.
Untuk perhelatan fashion show juara pertama diraih Febi Damayanti Prabandari, disusul Naiya Nailufar Yuma juara kedua dan Sukma Aldora Belinda juara ketiga. Ashiddiqin menjadi juara pertama dalam lomba Nasyid. Sedangkan Assyifa’ dan Imam Turmudzi meraih predikat juara kedua dan ketiganya.
Menurut Projec Officer pameran buku murah Elbana pesta buku murah yang juga digelar kerjasama dengan Magelang Ekspres dan Radar Jogja tersebut sangat sukses. Tiap stand omzetnya lebih dari Rp 19 juta. “Ini menjawab keraguan kami dalam menyelenggarakan even pameran buku pada tahun-tahun sebelumnya yang selalu sepi peminat. Indikasinya segmentasi pasar buku-buku pelajaran untuk momen saat ini sangat pas.
“Terima kasih kepada Wonosobo Ekspres yang selalu memback up pemberitaan selama kegiatan berlangsung,” tuturnya setelah wartawan koran ini dipercaya mengambil tiket undian peserta yang mendapatkan hadiah utama.
Bupati Wonosobo HA Kholiq Arif yang menutup acara tersebut, Sabtu (9/4/2011) malam,
mengapresiasi positif kegiatan pameran buku murah. Mantan wartawan Jawa Pos itu mengatakan dengan adanya pameran buku murah akan menjadikan masyarakat lebih sadar ilmu serta membudayakan membaca.
“Mungkin even serupa akan kembali dihelat bulan Juli mendatang saat memperingati hari jadi Kabupaten Wonosobo,” tuturnya.
Pemimpin Insan Wonosobo Haqqi Elanshary mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang turut mensukseskan acara tersebut.”Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua sponsor, tukang sound sistem para PKL di alun-alun Wonosobo,” sebutnya sesaat sebelum menutup acara tersebut. [R/Yudi]
Diajang Festival Rebana dalam even sama tampil selaku juara satu Araudloh, juara dua Mukhtarul Mukhtai dan juara tiga Nurus Sa’adah. Vestifal yang dihelat kerjasama dengan pengurus Ansor Wonosobo itu menyuguhkan pementasan paduan antara musik tradisional dan modern.
Untuk perhelatan fashion show juara pertama diraih Febi Damayanti Prabandari, disusul Naiya Nailufar Yuma juara kedua dan Sukma Aldora Belinda juara ketiga. Ashiddiqin menjadi juara pertama dalam lomba Nasyid. Sedangkan Assyifa’ dan Imam Turmudzi meraih predikat juara kedua dan ketiganya.
Menurut Projec Officer pameran buku murah Elbana pesta buku murah yang juga digelar kerjasama dengan Magelang Ekspres dan Radar Jogja tersebut sangat sukses. Tiap stand omzetnya lebih dari Rp 19 juta. “Ini menjawab keraguan kami dalam menyelenggarakan even pameran buku pada tahun-tahun sebelumnya yang selalu sepi peminat. Indikasinya segmentasi pasar buku-buku pelajaran untuk momen saat ini sangat pas.
“Terima kasih kepada Wonosobo Ekspres yang selalu memback up pemberitaan selama kegiatan berlangsung,” tuturnya setelah wartawan koran ini dipercaya mengambil tiket undian peserta yang mendapatkan hadiah utama.
Bupati Wonosobo HA Kholiq Arif yang menutup acara tersebut, Sabtu (9/4/2011) malam,
mengapresiasi positif kegiatan pameran buku murah. Mantan wartawan Jawa Pos itu mengatakan dengan adanya pameran buku murah akan menjadikan masyarakat lebih sadar ilmu serta membudayakan membaca.
“Mungkin even serupa akan kembali dihelat bulan Juli mendatang saat memperingati hari jadi Kabupaten Wonosobo,” tuturnya.
Pemimpin Insan Wonosobo Haqqi Elanshary mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang turut mensukseskan acara tersebut.”Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua sponsor, tukang sound sistem para PKL di alun-alun Wonosobo,” sebutnya sesaat sebelum menutup acara tersebut. [R/Yudi]
Balar Lakukan Ekskavasi di Goa Kidang
Blora - Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta melakukan ekskavasi (pengggalian) di Goa Kidang, yang secara admisnistratif berada di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan. Penggalian tersebut dimulai pada 6 April itu akan berakhir pada tanggal 17 bulan ini.
Ketua tim penelitian Indah A Nurani mengemukakan, penelitian dimaksudkan untuk mengetahui pola adaptasi manusia penghuni Goa Kidang terhadap sumber daya alam (SDA) dalam mempertahankan hidupnya.
''Kami juga meneliti tata ruang du goa ini sebagai hunian masa pra sejarah, perkembangan teknologi dan variasi artefak yang dikembangkan, serta sistem penguburan yang diterapkan penghuni goa,'' katanya.
Di Goa Kidang, ekskavasi dilakukan dengan membuka empat buah kotak galian berukuran 1,5 x 1,5 meter. ''Hasil awal, kami telah menemukan peninggalan manusia penghuni gua ini pada lapisan tanah atas berupa artefak peralatan sehari-hari dari cangkang kerang dan tulang. Ditemukan pula jejak penguburan pada kedalaman 150 cm dari permukaan tanah,'' tambahnya.
Siswanto, Kepala Balar yang ikut terjun langsung dalam proses penggalian mengatakan, nilai sejarah dan ilmiah yang terkandung di Goa Kidang sangat berharga. ''Di sini menyimpan sejarah manusia goa pra sejarah yang kemungkinan hidp di masa sekitar 10.000 tahun lalu,'' ungkapnya.
Laboratorium Riset
Untuk itu, tegas kepala Balar, kami berharap pemerintah kabupaten ikut melindungi kawasan Goa Kidang ini dari tangan-tangan yang ingin merusaknya. ''Goa kidang ini bisa dijadikan sebagai laboratorium riset untuk ilmu pengetahuan. Paling tidak untuk tidak bidang kajian, yaitu Arkeologi, Geologi, dan Paleoantropologi.''
Di Blora, selain melakukan riset di Goa Kidang, Balar juga pernah melakukan penggalian di sejumlah goa di beberapa kecamatan. Yaitu Goa Lawa, Goa Agung, Goa Breng, dan Goa Mangir (Todanan). Lalu di Goa Macan, Goa Lawa, dan Gua Manuk (Jepon), Goa Nglengkir di Bogorejo, serta Goa Sentono di Kradenan. ''Kami sudah melakukan penggalian di beberapa goa di Blora, namun hanya Goa Kidang yang memiliki potensi sejarah peradaban manusia pra sejarah,'' ujar Siswanto.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan dari Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI), Suntoyo, mengutarakan, dalam rangka melindungi goa dari tangan yang tidak bertanggungjawab, secepat mungkin akan tanda-tanda yang menerangkan bahwa tempat itu dilindungi.
''Untuk tahap awal ini kami akan memberi plang agar goa tidak diganggu atau dirusak. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak Perhutani terkait keberadaan Goa Kidang yang menyimpan jejak peradaban manusia goa masa lampau,'' tegasnya.
Sedang Indah A Nurani mengemukakan, sampai saat ia dan tim belum bisa memberikan keterangan secara detail, karena membutuhkan analisa dan kajian lebih lanjut terlebih dahulu. ''Tetapi yang pasti, untuk bisa sampai mengungkap jejak peradaban manusia Goa Kidang secara komplit, kami membutuhkan waktu yang lebih panjang dan dukungan dana,'' tandasnya. [R]
Ketua tim penelitian Indah A Nurani mengemukakan, penelitian dimaksudkan untuk mengetahui pola adaptasi manusia penghuni Goa Kidang terhadap sumber daya alam (SDA) dalam mempertahankan hidupnya.
''Kami juga meneliti tata ruang du goa ini sebagai hunian masa pra sejarah, perkembangan teknologi dan variasi artefak yang dikembangkan, serta sistem penguburan yang diterapkan penghuni goa,'' katanya.
Di Goa Kidang, ekskavasi dilakukan dengan membuka empat buah kotak galian berukuran 1,5 x 1,5 meter. ''Hasil awal, kami telah menemukan peninggalan manusia penghuni gua ini pada lapisan tanah atas berupa artefak peralatan sehari-hari dari cangkang kerang dan tulang. Ditemukan pula jejak penguburan pada kedalaman 150 cm dari permukaan tanah,'' tambahnya.
Siswanto, Kepala Balar yang ikut terjun langsung dalam proses penggalian mengatakan, nilai sejarah dan ilmiah yang terkandung di Goa Kidang sangat berharga. ''Di sini menyimpan sejarah manusia goa pra sejarah yang kemungkinan hidp di masa sekitar 10.000 tahun lalu,'' ungkapnya.
Laboratorium Riset
Untuk itu, tegas kepala Balar, kami berharap pemerintah kabupaten ikut melindungi kawasan Goa Kidang ini dari tangan-tangan yang ingin merusaknya. ''Goa kidang ini bisa dijadikan sebagai laboratorium riset untuk ilmu pengetahuan. Paling tidak untuk tidak bidang kajian, yaitu Arkeologi, Geologi, dan Paleoantropologi.''
Di Blora, selain melakukan riset di Goa Kidang, Balar juga pernah melakukan penggalian di sejumlah goa di beberapa kecamatan. Yaitu Goa Lawa, Goa Agung, Goa Breng, dan Goa Mangir (Todanan). Lalu di Goa Macan, Goa Lawa, dan Gua Manuk (Jepon), Goa Nglengkir di Bogorejo, serta Goa Sentono di Kradenan. ''Kami sudah melakukan penggalian di beberapa goa di Blora, namun hanya Goa Kidang yang memiliki potensi sejarah peradaban manusia pra sejarah,'' ujar Siswanto.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan dari Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI), Suntoyo, mengutarakan, dalam rangka melindungi goa dari tangan yang tidak bertanggungjawab, secepat mungkin akan tanda-tanda yang menerangkan bahwa tempat itu dilindungi.
''Untuk tahap awal ini kami akan memberi plang agar goa tidak diganggu atau dirusak. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak Perhutani terkait keberadaan Goa Kidang yang menyimpan jejak peradaban manusia goa masa lampau,'' tegasnya.
Sedang Indah A Nurani mengemukakan, sampai saat ia dan tim belum bisa memberikan keterangan secara detail, karena membutuhkan analisa dan kajian lebih lanjut terlebih dahulu. ''Tetapi yang pasti, untuk bisa sampai mengungkap jejak peradaban manusia Goa Kidang secara komplit, kami membutuhkan waktu yang lebih panjang dan dukungan dana,'' tandasnya. [R]
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Berlangsung Ketat
Kudus - Pemilihan mahasiswa berprestasi Universitas Muria Kudus (UMK) 2011 belangsung ketat. Proses pemilihan cukup menantang karena harus mencakup semua unsur kemampuan mahasiswa.
“Penilaian dalam seleksi tidak hanya merujuk pada nilai akademik yang diukur lewat indeks prestasi(IP) minimal 3,0, akan tetapi juga meliputi; penguasaan materi dalam presentasi, kemampuan berbahasa inggris, kegiatan intra dan ekstra kampus serta perilaku dalam wawancara,” kata Ketua Panitia Pemilihan Mahasiswa Berprestasi UMK 2011, M.Widjanarko, S.Psi, M.Si.
Dari hasil seleksi akhir presentasi dan wawancara yang dilaksanakan pada Senin (11/4/2011) di Ruang Rapat Senat lantai 3, Gedung Rektorat UMK, terpilih beberapa nama mahasiswa berprestasi UMK 2011. Pemenang, di antaranya adalah Ahmad Syukur, mahasiswa FKIP Bahasa Inggris (juara I/nilai 76,9), Shofi Maylina, mahasiswi FKIP Bahasa Inggris (juara II/nilai 73,3), Fauzi Arizal, mahasiswa Fakultas Psikologi dan Shinta Evarina, mahasiswi FKIP Bahasa Inggris (juara III/nilai 72,7), Ulin Naufatun Noor, mahasiswa FKIP Bahasa Inggris (juara harapan I/ nilai rata-rata 72,5), Selamet Riyadi, mahasiswa Fakultas Psikologi (juara harapan II/nilai 71,3), serta Nor Khalim, mahasiswa FKIP Bahasa Inggris (juara harapan III/nilai 71,1).
“Dewan juri sebagai tim penilai terdiri dari para pembantu dekan bidang kemahasiswaan (PD III atau Sekertaris Fakultas/red.) yang ada di UMK,” jelas Widjanarko.
Juara pertama Mahasiswa Berprestasi UMK Tahun 2011, lanjut Widjanarko, selanjutnya akan mengikuti kegiatan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) Wilayah VI Tahun 2011.
Adapun syarat untuk mengikuti seleksi mahasiswa berprestasi UMK 2011, di antara adalah; usia tidak lebih dari 24 tahun, minimal semester IV dan maksimal semester VI (S1), aktif dalam kegiatan kampus, ko-kurikuler dan ektrakurikuler, mengisi formulir mahasiswa berprestasi yang disediakan panitia.
Pada tahun 2011 ini, terdapat sebanyak 21 mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk seleksi mahasiswa berprestasi UMK 2011. Setelah melalui seleksi administrasi dan dokumen aktivitas mahasiswa, sebanyak 19 peserta dinyatakan lolos untuk mengikuti seleksi presentasi dan wawancara.
Menurut Widjanarko, kegiatan bertujuan untuk memberikan apresiasi bagi mahasiswa yang aktif dan membanggakan bagi UMK. “Agar motivasi mahasiswa bertambah dalam melaksanakan kegiatan kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler,” tegasnya.[R/Kholidin/UMK]
“Penilaian dalam seleksi tidak hanya merujuk pada nilai akademik yang diukur lewat indeks prestasi(IP) minimal 3,0, akan tetapi juga meliputi; penguasaan materi dalam presentasi, kemampuan berbahasa inggris, kegiatan intra dan ekstra kampus serta perilaku dalam wawancara,” kata Ketua Panitia Pemilihan Mahasiswa Berprestasi UMK 2011, M.Widjanarko, S.Psi, M.Si.
Dari hasil seleksi akhir presentasi dan wawancara yang dilaksanakan pada Senin (11/4/2011) di Ruang Rapat Senat lantai 3, Gedung Rektorat UMK, terpilih beberapa nama mahasiswa berprestasi UMK 2011. Pemenang, di antaranya adalah Ahmad Syukur, mahasiswa FKIP Bahasa Inggris (juara I/nilai 76,9), Shofi Maylina, mahasiswi FKIP Bahasa Inggris (juara II/nilai 73,3), Fauzi Arizal, mahasiswa Fakultas Psikologi dan Shinta Evarina, mahasiswi FKIP Bahasa Inggris (juara III/nilai 72,7), Ulin Naufatun Noor, mahasiswa FKIP Bahasa Inggris (juara harapan I/ nilai rata-rata 72,5), Selamet Riyadi, mahasiswa Fakultas Psikologi (juara harapan II/nilai 71,3), serta Nor Khalim, mahasiswa FKIP Bahasa Inggris (juara harapan III/nilai 71,1).
“Dewan juri sebagai tim penilai terdiri dari para pembantu dekan bidang kemahasiswaan (PD III atau Sekertaris Fakultas/red.) yang ada di UMK,” jelas Widjanarko.
Juara pertama Mahasiswa Berprestasi UMK Tahun 2011, lanjut Widjanarko, selanjutnya akan mengikuti kegiatan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) Wilayah VI Tahun 2011.
Adapun syarat untuk mengikuti seleksi mahasiswa berprestasi UMK 2011, di antara adalah; usia tidak lebih dari 24 tahun, minimal semester IV dan maksimal semester VI (S1), aktif dalam kegiatan kampus, ko-kurikuler dan ektrakurikuler, mengisi formulir mahasiswa berprestasi yang disediakan panitia.
Pada tahun 2011 ini, terdapat sebanyak 21 mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk seleksi mahasiswa berprestasi UMK 2011. Setelah melalui seleksi administrasi dan dokumen aktivitas mahasiswa, sebanyak 19 peserta dinyatakan lolos untuk mengikuti seleksi presentasi dan wawancara.
Menurut Widjanarko, kegiatan bertujuan untuk memberikan apresiasi bagi mahasiswa yang aktif dan membanggakan bagi UMK. “Agar motivasi mahasiswa bertambah dalam melaksanakan kegiatan kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler,” tegasnya.[R/Kholidin/UMK]
Langganan:
Postingan (Atom)