Jakarta - Pengiriman uang (remitansi) dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) selama kuartal I-2011 mencapai US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. Rata-rata TKI mengirimkan uang sebesar US$ 500 miliar atau sekitar Rp 4,5 triliun per bulan ke Indonesia.
Menurut data Bank Indonesia yang dikutip detikFinance, Jumat (6/5/2011), TKI dari kawasan Asia menjadi penyumbang terbesar jasa remitansi dimana sampai dengan Maret 2011 telah mencapai US$ 956,3 juta.
Dikawasan Asia, TKI di negara Malaysia menjadi penyumbang jasa remintasi terbesar dimana mencapai US$ 575 juta selama kuartal I-2011. Sedangkan untuk negara kawasan Timur Tengah dan Afrika totalnya mencapai US$ 683 juta. Diikuti oleh TKI di kawasan Amerika, Eropa sekaligus Australia yang masing-masing mencapai US$ 23 juta dan US$
4,5 juta.
Selama tahun 2010 BI mencatat jasa remintasi mencapai US$ 6,73 miliar atau sekitar Rp 60 triliun. Angka tersebut hanya meningkat 1,8 % dari tahun 2009 yang sebesar US$ 6,61 miliar. Remitansi terbesar dikirimkan oleh TKI wilayah Asia yang sebanyak US$ 3,77 miliar pada periode tersebut.
Bank sentral juga mencatat jumlah TKI yang mencari nafkah di luar negeri selama kuartal I-2011 mencapai 48.000. TKI terbanyak terdapat di Arab Saudi dimana mencapai 17.890 orang. Disusul negara Malaysia yang mencapai 9.008 orang.
Dari negara penempatannya, TKI masih dominan di kawasan Timur Tengah dan Afrika mencapai 24.347. Sedangkan di Asia mencapai 23.016 orang. [R/dtc]
Pengunjung
Kamis, 05 Mei 2011
Jangan Mau Diperas Oknum PLN dan Calo Listrik!
Jakarta - Banyak masyarakat yang masih diperas jutaan rupiah oleh oknum PLN serta calo listrik untuk penyampungan daya listrik baru. Untuk menangani ini kuncinya hanya satu: Jangan Mau!
Imbauan itu ini disampaikan oleh Direktur Utama PLN Dahlan Iskan kepada detikFinance, Jumat (6/5/2011) menanggapi keluhan masyarakat di daerah yang 'dikerjai' oleh oknum PLN dan calo.
"Jangan mau! langsung saja ke kantor atau loket PLN. Pasti disambung. Apalagi bulan depan PLN akan melakukan program sehari menyambung satu juta sambungan," tutur Dahlan.
Dahlan mengimbau masyarakat untuk tidak memasang sambungan listrik baru lewat calo. "Jangan lewat calo apakah dia karyawan kontrakan PLN maupun mitra kerja PLN," tegas Dahlan.
Dikatakan Dahlan, tahun ini PLN bertekad untuk menyelesaikan seluruh daftar tunggu sambungan listrik baru se-Indonesia. "Jadi daftar tunggu yang mencapai 3 juta orang itu harus sudah habis tahun ini," imbuh Dahlan.
Namun Dahlan mengakui, keluhan soal mahalnya biaya sambungan listrik masih terjadi di beberapa daerah. "Tapi keluhan seperti itu sudah turun drastis," tukas Dahlan.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Riau, Sukardi program sejuta sambungan yang diagendakan PLN secara nasional, agaknya menjadi perburuan oknum PLN dan Biro Jasa di lingkungan perusahaan plat merah tersebut.
Dia menerima pengaduan, bahwa untuk penyambungan baru daya 900 watt dimintai uang minimal Rp 5 juta. Ini dilakukan para oknum biro jasa dilingkup PLN. [R/dtc]
Imbauan itu ini disampaikan oleh Direktur Utama PLN Dahlan Iskan kepada detikFinance, Jumat (6/5/2011) menanggapi keluhan masyarakat di daerah yang 'dikerjai' oleh oknum PLN dan calo.
"Jangan mau! langsung saja ke kantor atau loket PLN. Pasti disambung. Apalagi bulan depan PLN akan melakukan program sehari menyambung satu juta sambungan," tutur Dahlan.
Dahlan mengimbau masyarakat untuk tidak memasang sambungan listrik baru lewat calo. "Jangan lewat calo apakah dia karyawan kontrakan PLN maupun mitra kerja PLN," tegas Dahlan.
Dikatakan Dahlan, tahun ini PLN bertekad untuk menyelesaikan seluruh daftar tunggu sambungan listrik baru se-Indonesia. "Jadi daftar tunggu yang mencapai 3 juta orang itu harus sudah habis tahun ini," imbuh Dahlan.
Namun Dahlan mengakui, keluhan soal mahalnya biaya sambungan listrik masih terjadi di beberapa daerah. "Tapi keluhan seperti itu sudah turun drastis," tukas Dahlan.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Riau, Sukardi program sejuta sambungan yang diagendakan PLN secara nasional, agaknya menjadi perburuan oknum PLN dan Biro Jasa di lingkungan perusahaan plat merah tersebut.
Dia menerima pengaduan, bahwa untuk penyambungan baru daya 900 watt dimintai uang minimal Rp 5 juta. Ini dilakukan para oknum biro jasa dilingkup PLN. [R/dtc]
Mahasiswa ITS Luncurkan Game Edukasi "Mbatik Yuk"
Surabaya - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan lima "game" edukasi yakni "Mbatik Yuk", "Perjalanan Kartini", "Simulasi Hacker ID", "Simulasi Jinak Bom", dan "IP Sims" (Simulasi Jaringan Komputer).
"Game itu bisa positif dan negatif, karena itu kami menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan mempersembahkan game edukasi guna memerangi pengunaan teknologi untuk kemungkaran," kata dosen pembimbing, Imam Kuswardayan SKom MT, di Surabaya, Rabu.
Ia mengemukakan hal itu saat peluncuran lima game edukasi untuk memeriahkan Festival Seni dan Teknologi pada 29-30 April yang dirangkai dengan Pekan Ilmiah Mahasiswa ITS (PIMITS) 2011 pada 1-5 Mei di Grha ITS Surabaya.
"Ada 17 game edukasi yang dirancang para mahasiswa, tapi sudah sembilan game edukasi yang dipublikasikan yakni pertempuran 10 November (P10Ner), Palagan Ambarawa, Merapi Boy, Merapi Joy, dan lima game edukasi yang diluncurkan saat ini," katanya.
Game edukasi "Mbatik Yuk" dirancang lima mahasiswi Fakultas Teknologi Informasi (FTIf) ITS yakni Himmatul Azizah, Ratri, Intan Dzikria, dan Sangkurnia Sekar Arom.
"Banyak orang memakai batik, tapi banyak orang yang tidak tahu cara membatik, termasuk tahapan-tahapannya, karena itu kami merancang game dengan skets pen agar seperti membatik dengan canting, sebab kalau pakai `mouse` akan berbeda dengan canting," kata Ratri.
Game itu menceritakan Sinta yang merupakan gadis kota yang sedang berlibur ke rumah neneknya di desa yang kebetulan pemilik industri batik dan akhirnya meminta cucunya untuk belajar membatik melalui bimbingannya.
"Ada empat tahap membatik yakni isen-isen atau menebalkan pola, mbliriki atau mewarnai pola, mbironi atau mencelupkan kain ke zat pewarna, dan nglorod atau merebus di air panas agar malam meleleh. Semuanya tahapan itu ditempuh dengan tiga level yakni mudah, sedang, dan rumit. Semuanya ada skor," katanya.
Untuk game edukasi "Perjalanan Kartini" dirancang tujuh mahasiswa Magister Informatika yakni Galih Candra Setiawan (manajer proyek), Arief Prasetyo (tukang koding), Fariz Andri Bakhtiar (pengisi suara dan bunyi), Fariz Andri Bakhtiar (perancang peta dan bangunan dalam game), Rizky Noviasri (pembuat gambar dan animasi), dan I Gusti Lanang Putra Eka (dokumentasi).
"Kami merancang game dengan sistem RGP (role playing game) dengan penggalan cerita mulai masa kecil Kartini yang membeli gula aren, masa sekolah, masa pingit, dan sebagainya," kata Galih Candra Setiawan.
Untuk game edukasi lainnya bersifat simulasi yakni Simulasi Hacker ID, Simulasi Jinak Bom, dan IP Sims atau Simulasi Jaringan Komputer. [R/Ant]
"Game itu bisa positif dan negatif, karena itu kami menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan mempersembahkan game edukasi guna memerangi pengunaan teknologi untuk kemungkaran," kata dosen pembimbing, Imam Kuswardayan SKom MT, di Surabaya, Rabu.
Ia mengemukakan hal itu saat peluncuran lima game edukasi untuk memeriahkan Festival Seni dan Teknologi pada 29-30 April yang dirangkai dengan Pekan Ilmiah Mahasiswa ITS (PIMITS) 2011 pada 1-5 Mei di Grha ITS Surabaya.
"Ada 17 game edukasi yang dirancang para mahasiswa, tapi sudah sembilan game edukasi yang dipublikasikan yakni pertempuran 10 November (P10Ner), Palagan Ambarawa, Merapi Boy, Merapi Joy, dan lima game edukasi yang diluncurkan saat ini," katanya.
Game edukasi "Mbatik Yuk" dirancang lima mahasiswi Fakultas Teknologi Informasi (FTIf) ITS yakni Himmatul Azizah, Ratri, Intan Dzikria, dan Sangkurnia Sekar Arom.
"Banyak orang memakai batik, tapi banyak orang yang tidak tahu cara membatik, termasuk tahapan-tahapannya, karena itu kami merancang game dengan skets pen agar seperti membatik dengan canting, sebab kalau pakai `mouse` akan berbeda dengan canting," kata Ratri.
Game itu menceritakan Sinta yang merupakan gadis kota yang sedang berlibur ke rumah neneknya di desa yang kebetulan pemilik industri batik dan akhirnya meminta cucunya untuk belajar membatik melalui bimbingannya.
"Ada empat tahap membatik yakni isen-isen atau menebalkan pola, mbliriki atau mewarnai pola, mbironi atau mencelupkan kain ke zat pewarna, dan nglorod atau merebus di air panas agar malam meleleh. Semuanya tahapan itu ditempuh dengan tiga level yakni mudah, sedang, dan rumit. Semuanya ada skor," katanya.
Untuk game edukasi "Perjalanan Kartini" dirancang tujuh mahasiswa Magister Informatika yakni Galih Candra Setiawan (manajer proyek), Arief Prasetyo (tukang koding), Fariz Andri Bakhtiar (pengisi suara dan bunyi), Fariz Andri Bakhtiar (perancang peta dan bangunan dalam game), Rizky Noviasri (pembuat gambar dan animasi), dan I Gusti Lanang Putra Eka (dokumentasi).
"Kami merancang game dengan sistem RGP (role playing game) dengan penggalan cerita mulai masa kecil Kartini yang membeli gula aren, masa sekolah, masa pingit, dan sebagainya," kata Galih Candra Setiawan.
Untuk game edukasi lainnya bersifat simulasi yakni Simulasi Hacker ID, Simulasi Jinak Bom, dan IP Sims atau Simulasi Jaringan Komputer. [R/Ant]
Tawaran Kerjasama dari Negeri Sakura
- Kirim Jamur Krispi
Blora - UD Sarana Berkah Mulia yang berada di RT 03 RW II Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen, yang dirintis oleh Heni Pudjiwati, mendapatkan tawaran order untuk mengirim jamur kripsi ke Negeri Sakura; Jepang.
Order tersebut dari salah satu temannya di Pemalang yang bertemu dengannya di sebuah pelatihan di Semarang. ''Belum deal. Saat ini masih konfirmasi masalah kemasan dan standar pengolahan dari sana,'' katanya kepada Suara Merdeka, Kamis (5/5).
Dia mengutarakan, temannya yang menawarkan order saat ini juga masih mengikuti kursus pembuatan jamur krispi standar yang diminta di Jepang itu. ''Sabtu besok saya akan membicarakan lebih lanjut mengenai order ini. Kalau deal, saya juga akan diberikan pelatihan secara gratis untuk pengolahan jamur krispi,'' tambahnya.
Heni Pudjiwati adalah salah satu pengusaha penyedia jamur tiram yang paling besar di Blora. Usahanya dimulai sejak 2009, tak lama setelah mengikuti pelatihan budi daya jamur tiram di Yogyakarta.
Saat ini, usaha yang digelutinya sejak tiga tahun lalu itu, telah membuahkan hasil. Dengan tujuh karyawan yang membantunya, per hari minimal ia bisa memanen 7,5 kilogram jamur. ''Paling banyak 47 kilogram,'' jelasnya.
Selain memasarkan secara mandiri hasil panenan jamur yang dibudidayakannya, Heni juga menyediakan bibit jamur tiram yang saat ini banyak mendapatkan permintaan dari berbagai daerah. ''Selain Blora sendiri, untuk pemasaran bibit ini sudah sampai Rembang, Demak, Pati, dan Bojonegoro. Belum lama ini ada orang dari Jatirogo yang sudah survey untuk mengambil bibit dari sini,'' katanya. [R]
Blora - UD Sarana Berkah Mulia yang berada di RT 03 RW II Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen, yang dirintis oleh Heni Pudjiwati, mendapatkan tawaran order untuk mengirim jamur kripsi ke Negeri Sakura; Jepang.
Order tersebut dari salah satu temannya di Pemalang yang bertemu dengannya di sebuah pelatihan di Semarang. ''Belum deal. Saat ini masih konfirmasi masalah kemasan dan standar pengolahan dari sana,'' katanya kepada Suara Merdeka, Kamis (5/5).
Dia mengutarakan, temannya yang menawarkan order saat ini juga masih mengikuti kursus pembuatan jamur krispi standar yang diminta di Jepang itu. ''Sabtu besok saya akan membicarakan lebih lanjut mengenai order ini. Kalau deal, saya juga akan diberikan pelatihan secara gratis untuk pengolahan jamur krispi,'' tambahnya.
Heni Pudjiwati adalah salah satu pengusaha penyedia jamur tiram yang paling besar di Blora. Usahanya dimulai sejak 2009, tak lama setelah mengikuti pelatihan budi daya jamur tiram di Yogyakarta.
Saat ini, usaha yang digelutinya sejak tiga tahun lalu itu, telah membuahkan hasil. Dengan tujuh karyawan yang membantunya, per hari minimal ia bisa memanen 7,5 kilogram jamur. ''Paling banyak 47 kilogram,'' jelasnya.
Selain memasarkan secara mandiri hasil panenan jamur yang dibudidayakannya, Heni juga menyediakan bibit jamur tiram yang saat ini banyak mendapatkan permintaan dari berbagai daerah. ''Selain Blora sendiri, untuk pemasaran bibit ini sudah sampai Rembang, Demak, Pati, dan Bojonegoro. Belum lama ini ada orang dari Jatirogo yang sudah survey untuk mengambil bibit dari sini,'' katanya. [R]
Mayoritas Pekerja di Jakarta Lulusan SD
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan mayoritas pekerja di Indonesia adalah lulusan Sekolah Dasar (SD). Sedangkan pekerja lulusan perguruan tinggi justru paling rendah.
Kepala BPS Rusman Heriawan menyatakan penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja lulusan SD mencapai 55,12 juta orang pada Februari 2011, naik dari Agustus 2010 yang sebesa 54,51 juta orang. "SD ke bawah masih dominan 49,53%. Angkatan kerja ini juga akan tetap menguat karena umur harapan hidup orang," kata Rusman.
Menurutnya, ada kecenderungan setiap orang yang berumur 60 tahun tidak pensiun tetapi masih menjadi angkatan kerja. Hal ini, kata dia, bisa menjadi masalah karena akan ada perebutan lahan kerja antara orang tua dan orang muda. "Jaman dulu, lulusan SD bisa jadi direktur. Tapi sekarang sarjana yang punya ijazah saja susah cari kerja," kata Rusman.
Rusman memaparkan, angkatan kerja yang lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencapai 21,22 juta orang pada Februari 2011. Sedangkan Sekolah Menengah Atas (SMA) capai 16,35 juta orang, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9,73 juta orang, Diploma I/II/III 3,32 juta orang, dan Universitas 5,54 juta orang.
Menurutnya, tingginya angka lulusan SD menciptakan perlombaan dalam bursa kerja. "Angkatan kerja sudah diprediksi, itu sudah pasti kalau ekonomi ngga bisa diimbangi ini jadi mimpi buruk buat kita, pengangguran," cetusnya.
Namun, Rusman menilai, tingkat pengangguran Indonesia masih bisa dikendalikan. Pasalnya, ekonomi Indonesia tumbuh cukup tinggi pada kuartal I/2011 yang mencapai 6,5%. "Itu suatu yang baik untuk bisa mengimbangi angkatan kerja," kata dia.
Pada Februari 2011, Rusman memaparkan, jumlah angkatan kerja mencapai 119,4 juta orang, atau bertambah sekitar 2,9 juta orang dibanding Agustus 2010. Adapun jumlah penduduk yang bekerja mencapai 111,3 juta orang atau bertambah 3,1 juta orang dibanding Agustus 2010.
"Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2011 mencapai 6,8%, turun dibanding TPT agustus 2010 yang sebesar 7,14% dan TPT Februari 2010 sebesar 7,41%," jelasnya. [R/CN]
Kepala BPS Rusman Heriawan menyatakan penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja lulusan SD mencapai 55,12 juta orang pada Februari 2011, naik dari Agustus 2010 yang sebesa 54,51 juta orang. "SD ke bawah masih dominan 49,53%. Angkatan kerja ini juga akan tetap menguat karena umur harapan hidup orang," kata Rusman.
Menurutnya, ada kecenderungan setiap orang yang berumur 60 tahun tidak pensiun tetapi masih menjadi angkatan kerja. Hal ini, kata dia, bisa menjadi masalah karena akan ada perebutan lahan kerja antara orang tua dan orang muda. "Jaman dulu, lulusan SD bisa jadi direktur. Tapi sekarang sarjana yang punya ijazah saja susah cari kerja," kata Rusman.
Rusman memaparkan, angkatan kerja yang lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencapai 21,22 juta orang pada Februari 2011. Sedangkan Sekolah Menengah Atas (SMA) capai 16,35 juta orang, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9,73 juta orang, Diploma I/II/III 3,32 juta orang, dan Universitas 5,54 juta orang.
Menurutnya, tingginya angka lulusan SD menciptakan perlombaan dalam bursa kerja. "Angkatan kerja sudah diprediksi, itu sudah pasti kalau ekonomi ngga bisa diimbangi ini jadi mimpi buruk buat kita, pengangguran," cetusnya.
Namun, Rusman menilai, tingkat pengangguran Indonesia masih bisa dikendalikan. Pasalnya, ekonomi Indonesia tumbuh cukup tinggi pada kuartal I/2011 yang mencapai 6,5%. "Itu suatu yang baik untuk bisa mengimbangi angkatan kerja," kata dia.
Pada Februari 2011, Rusman memaparkan, jumlah angkatan kerja mencapai 119,4 juta orang, atau bertambah sekitar 2,9 juta orang dibanding Agustus 2010. Adapun jumlah penduduk yang bekerja mencapai 111,3 juta orang atau bertambah 3,1 juta orang dibanding Agustus 2010.
"Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2011 mencapai 6,8%, turun dibanding TPT agustus 2010 yang sebesar 7,14% dan TPT Februari 2010 sebesar 7,41%," jelasnya. [R/CN]
Gamelan Kiai Mega Mendung Sejak Abad 18
Kyai Mega Mendung memang berbeda dengan gamelan-gamelan lain di wilayah Jateng. Bisa jadi gamelan ini usianya tertua, sebab dibuat sejak abad ke-18. Kondisi alat musik tradisional pengiring kesenian kethoprak, karawitan, dan wayang berbahan kuningan ini masih sangat bagus. Konon gamelan ini dibuat oleh perajin dari Kabupaten Pemalang.
Wonosobo - Komposisi musik dari bonang, sitar, selenthem, kendang, kenong, kethuk, rebab, saron, peking dan gemung itu mengalun dengan merdu. Tak ketingalan selenthem, gender, gambang, boning penerus, dan siter pun menyusul bersama gong genjur. Bunyi karawitan dengan lagu-lagu langgam jawa di hotel Kresna itu dimainkan perawit dari Kelurahan Jaraksari, Kecamatan Wonosobo.
Menurut Sigit Hendra Setiawan Fron Office Hotel Kresna musik itu dimainkan pada jam 19.00 WIB hingga Rp 21.00 WIB. Suaranya untuk menjamu para turis asing yang berasal dari Belanda, Perancis dan negara luar negeri lain yang menginap di hotel yang bangunannya masuk cagar budaya tersebut.
“Para turis sangat menikmati sekali alunan musik langgam Jawa yang muncul dari komposisi gamelan. Bahkan ada satu karyawan Hotel Kresna yang kesurupan jika alat musik itu dimainkan.Untuk menghindari hal tersebut jika ada perawit main musik dia tidak berangkat,” kata Sigit sambil menunjukkan alat musik gamelan yang usianya tertua di Wonosobo Rabu (4/5).
Dijelaskan Sigit, gamelan itu dinamakan Kyai Mego Mendung yakni dengan maksud memanggil hujan. Dulu ketika si empu membuatnya kemungkinan di daerah pesisir pantai laut utara Kabupaten Pemalang sedang dilanda kemarau panjang. Tak heran jika gamelan tersebut dinamakan Kyai Mego Mendung.
“Sertifikasinya ada di kantor hotel Kresna pusat di Jakarta,” jelas dia.
Kondisi alat tersebut, lanjut dia, masih asli. Hanya sejumlah kenong yang diganti satu abad yang lalu. Meski diganti namun kualitas suara kenongnya masih sangat bagus karena memesannya disalah satu perajin gamelan wilayah DI Jogjakarta.
”Alat masih seperti saat kali pertama dibuat si empunya. Hanya kayu penyangga alat mengalami pembaharuan agar tetap bisa dipajang dan digunakan,” paparnya.
Dari berita yang berhembus pak Suripto yang akrab disapa Tipto adalah seniman tradisional Jawa yang populer di Wonosobo. Ia bukan hanya merawat seperangkat gamelan bernama Kyai Mego Mendung saja melainkan gamelan yang berada di pendapa bupati.
“Kita sih ngikut saja apa yang dilakukan pak Ripto. Tiap malam Jumat kliwon pasti dia memberi sesajen dengan menyalakan menyan dan ubo rampe sajen lain di sekitar gamelan tersebut,” ujarnya kepada koran ini.
Terkait dengan riwayatnya hotel Kresna memang memiliki mata rantai sejarah dengan Kabupaten Wonosobo ini. Pada zaman dulu menjadi tempat penginapan para pelancong yang pergi di Wonosobo. Hingga kini bangunan tersebut masih utuh dikelilingi dengan pajangan barang-barang antik dan beberapa lukisan yang menceritakan identitas kekhasan budaya lokal asli Wonosobo.
“Saya tidak tahu namun kemungkinan gamelan ini tertua di pulau Jawa. Sebab dulu konon ada salah satu Musium di Jogjakarta yang sempat mendaftar alat musik ini sebagai peninggalan sejarah. Namun lantaran sudah terdaftar sertifikatnya oleh pemilik hotel Krisna akhrinya tidak jadi,” tandasnya.
Manajer hotel Krisna Marah menambahkan suara bunyi karawitan yang disajikan tiap ada tamu yang berkunjung mampu memantik turis asing. Para turis tersebut dengan senang hati memainkan alat musik yang dinilainya religius tersebut. Sebab tiap bunyi yang hadi di ruang yang megah dan istimewa itu gaungnya bisa membuat orang merinding.
“Saya nggak tahu unsur mistisnya. Namun ada mitos semacam itu saat orang asli Wonosobo menyaksikan gamelan itu. Bahkan karena dinilai memiliki mitos maka sampai sekarang kondisinya masih sangat bagus,” imbuh pria asal Jakarta yang bermukim di perumahan Mutiara Persada tersebut.
Kendati mengakar kuat tetapi bapak dua anak itu menilai masih sebatas wajar-wajar saja. Sebab keberadaan seperangkat gamelan bernama kyai mego mendung tersebut disajikan sebagai salah satu kekayaan budaya Jawa agar dikenal para turis asing saat berpariwisata di Wonosobo.
“Ini semacam menu andalan kami selain berbagai fasilitas lain yang kami sajikan. Tiap ada rombongan turis satu hingga lima bus pasti dimainkan oleh personel kelompok karawitan dari Kelurahan Jaraksari,” pungkasnya. [R/Yudi]
Wonosobo - Komposisi musik dari bonang, sitar, selenthem, kendang, kenong, kethuk, rebab, saron, peking dan gemung itu mengalun dengan merdu. Tak ketingalan selenthem, gender, gambang, boning penerus, dan siter pun menyusul bersama gong genjur. Bunyi karawitan dengan lagu-lagu langgam jawa di hotel Kresna itu dimainkan perawit dari Kelurahan Jaraksari, Kecamatan Wonosobo.
Menurut Sigit Hendra Setiawan Fron Office Hotel Kresna musik itu dimainkan pada jam 19.00 WIB hingga Rp 21.00 WIB. Suaranya untuk menjamu para turis asing yang berasal dari Belanda, Perancis dan negara luar negeri lain yang menginap di hotel yang bangunannya masuk cagar budaya tersebut.
“Para turis sangat menikmati sekali alunan musik langgam Jawa yang muncul dari komposisi gamelan. Bahkan ada satu karyawan Hotel Kresna yang kesurupan jika alat musik itu dimainkan.Untuk menghindari hal tersebut jika ada perawit main musik dia tidak berangkat,” kata Sigit sambil menunjukkan alat musik gamelan yang usianya tertua di Wonosobo Rabu (4/5).
Dijelaskan Sigit, gamelan itu dinamakan Kyai Mego Mendung yakni dengan maksud memanggil hujan. Dulu ketika si empu membuatnya kemungkinan di daerah pesisir pantai laut utara Kabupaten Pemalang sedang dilanda kemarau panjang. Tak heran jika gamelan tersebut dinamakan Kyai Mego Mendung.
“Sertifikasinya ada di kantor hotel Kresna pusat di Jakarta,” jelas dia.
Kondisi alat tersebut, lanjut dia, masih asli. Hanya sejumlah kenong yang diganti satu abad yang lalu. Meski diganti namun kualitas suara kenongnya masih sangat bagus karena memesannya disalah satu perajin gamelan wilayah DI Jogjakarta.
”Alat masih seperti saat kali pertama dibuat si empunya. Hanya kayu penyangga alat mengalami pembaharuan agar tetap bisa dipajang dan digunakan,” paparnya.
Dari berita yang berhembus pak Suripto yang akrab disapa Tipto adalah seniman tradisional Jawa yang populer di Wonosobo. Ia bukan hanya merawat seperangkat gamelan bernama Kyai Mego Mendung saja melainkan gamelan yang berada di pendapa bupati.
“Kita sih ngikut saja apa yang dilakukan pak Ripto. Tiap malam Jumat kliwon pasti dia memberi sesajen dengan menyalakan menyan dan ubo rampe sajen lain di sekitar gamelan tersebut,” ujarnya kepada koran ini.
Terkait dengan riwayatnya hotel Kresna memang memiliki mata rantai sejarah dengan Kabupaten Wonosobo ini. Pada zaman dulu menjadi tempat penginapan para pelancong yang pergi di Wonosobo. Hingga kini bangunan tersebut masih utuh dikelilingi dengan pajangan barang-barang antik dan beberapa lukisan yang menceritakan identitas kekhasan budaya lokal asli Wonosobo.
“Saya tidak tahu namun kemungkinan gamelan ini tertua di pulau Jawa. Sebab dulu konon ada salah satu Musium di Jogjakarta yang sempat mendaftar alat musik ini sebagai peninggalan sejarah. Namun lantaran sudah terdaftar sertifikatnya oleh pemilik hotel Krisna akhrinya tidak jadi,” tandasnya.
Manajer hotel Krisna Marah menambahkan suara bunyi karawitan yang disajikan tiap ada tamu yang berkunjung mampu memantik turis asing. Para turis tersebut dengan senang hati memainkan alat musik yang dinilainya religius tersebut. Sebab tiap bunyi yang hadi di ruang yang megah dan istimewa itu gaungnya bisa membuat orang merinding.
“Saya nggak tahu unsur mistisnya. Namun ada mitos semacam itu saat orang asli Wonosobo menyaksikan gamelan itu. Bahkan karena dinilai memiliki mitos maka sampai sekarang kondisinya masih sangat bagus,” imbuh pria asal Jakarta yang bermukim di perumahan Mutiara Persada tersebut.
Kendati mengakar kuat tetapi bapak dua anak itu menilai masih sebatas wajar-wajar saja. Sebab keberadaan seperangkat gamelan bernama kyai mego mendung tersebut disajikan sebagai salah satu kekayaan budaya Jawa agar dikenal para turis asing saat berpariwisata di Wonosobo.
“Ini semacam menu andalan kami selain berbagai fasilitas lain yang kami sajikan. Tiap ada rombongan turis satu hingga lima bus pasti dimainkan oleh personel kelompok karawitan dari Kelurahan Jaraksari,” pungkasnya. [R/Yudi]
Langganan:
Postingan (Atom)