Jakarta - Sejumlah tokoh yang menamakan diri Dewan Penyelamat Negara (Depan) bertemu dengan mantan Wapres Jusuf Kalla (JK). Selain mengadukan kekecewaan mereka pada SBY, mereka juga meminta agar JK mencalonkan diri kembali dalam Pilpres 2014.
Pengamat politik Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai JK memang lebih populer setelah gagal memenangi pemilihan presiden tahun 2009 lalu. Rakyat yang kecewa pada SBY yang dinilai peragu dan kurang tegas, merindukan sosok JK yang profesional dan berani gerak cepat.
"Yang menjadi titik lemah SBY kan hal yang rutin dikritik. SBY dinilai plin plan, lamban dan lama mengambil keputusan," ujar Yunarto kepada detikcom, Rabu (30/3/2011).
Yunarto menjelaskan, akibatnya rakyat menginginkan figur yang tegas. Berdasarkan riset Charta Politika, di daerah rural atau pedesaan, sosok militer yang dinilai tegas seperti Prabowo menjadi populer.
"Sedangkan di daerah perkotaan, masyarakat mendambakan tokoh dari profesional yang cekatan dan tegas serta berani mengambil keputusan. Sosok JK muncul bersama Sri Mulyani," terangnya.
Yunarto menambahkan, JK semakin populer saat pemerintahan SBY-Boediono bergulir. Rakyat mengingat, dulu JK yang memback up SBY jika ada masalah.
"Dulu kan SBY-JK saling melengkapi, manakala ada titik lemah. Dalam memori pendek masyarakat itu yang terjadi," katanya.
Namun langkah JK untuk kembali mencalonkan diri dalam Pilpres 2014, dinilai berat. Selain faktor usia yang sudah memasuki kepala tujuh, JK pun kini tidak lagi memimpin partai politik besar sekelas Golkar. "Ini akan sulit," tutupnya.
Sebelumnya sejumlah tokoh yang menamakan diri Dewan Penyelamat Negara (Depan) bertemu dengan mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) untuk menyampaikan kekecewaannya terhadap pemimpin negara saat ini. Depan juga meminta JK untuk menjadi presiden menggantikan SBY.
"Rakyat merindukan kepemimpinan seperti dulu, ada kejelasan, ada kecepatan dan praktis seperti Pak JK. Kalau Pak JK mau jadi presiden rasanya masih relevan," ujar mantan politisi PKB Effendi Choirie dalam pertemuan DPN dengan JK di rumah makan Ny Suharti, Jl Kapten Tandean, Jakarta, Rabu (30/3/2011). [R/dtc]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar