Wonosobo - Puluhan Wartawan yang bertugas di Kabupaten Wonosobo membacakan yasin dan tahlil yang ditujukan kepada wartawan senior Rosihan Anwar. Hal itu dilakukakan karena pendiri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) itu meninggal dunia Kamis (14/4/2011) pagi pukul 08.15 WIB di Rumah Sakit Metro Medical Center (MMC) Jakarta diusianya yang ke 89 tahun.
Sekretaris PWI Jateng V Muharno Zarka mengatakan aksi doa bersama para wartawan di Wonosobo itu sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh Rosihan Anwar yang meninggal dunia. Menurutnya beliau sosok wartawan lintas generasi. Yakni dari pra, kemerdekaan, hingga usai kemerdekaan.
“Kami pelaku pers di Wonosobo sangat berduka.Setelah doa bersama ini akan kami gelar diskusi seputar sepak terjang Rosihan Anwar terkait implikasi historis pers nasional,” katanya.
Muharno menilai Rosihan Anwar layak jadi pahlawan pers nasional mengingat jasa-jasanya bagi perubahan bangsa Indonesai sangat besar. Selain itu, sebagai jurnalis beliau tidak hanya mencatat peristiwa namun bisa memberi kritik sosial kepada public demi kemajuan di semua lini bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Pemikiran Rosihan Anwar patut jadi referensi peliputan,” ungkapnya.
Hal senada dikatakan Ronaldo Bramantio salah seorang jurnalis dari media elektronik. Selaku jurnalis yunior ia merasakan kehilangan yang luar biasa. Karena sampai sekarang tampaknya belum ada jurnlais yang bisa mengantikan ketohohan sosok Rosihan Anwar.
“Rosihan adalah sosok tonggak awal kebebasan pers di Indonesia,” tuturnya.
Setelah para wartawan menggelar doa bersama di ruang balai wartawan Wonosobo mereka lantas menunaikan shalat ghoib di musala kompleks pendapa bupati Wonosobo. Setelah itu mereka kembali melanjutkan liputannya. [R/Yudi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar