Jakarta – Sejumlah tokoh intelektual, tokoh masyarakat, dan aktivis yang menolak rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Semenanjung Muria melakukan audiensi dengan Insitusi Pemerintah dan organisasi masyarakat tingkat nasional di Jakarta, belum lama ini.
Audiensi bertujuan menjalin silaturahim dengan pejabat institusi dan organisasi masyarakat di Jakarta, menyosialisasikan aspirasi dan perkembangan gerakan masyarakat kawasan pegunungan Muria tentang PLTN, serta mencari dukungan moral dan politik atas sikap masyarakat pegunungan muria yang menolak pembangunan PLTN.
Mereka yang mengikuti audiensi adalah KH. Nuruddin Amin (PCNU Jepara), Ustadz Nasrullah Huda (LBMNU Jepara), Lilo Sunaryo PhD (Marem), Muid (LPP-NU), Imam Arifin (PMB Jepara), Muhammadun Sanomae (Suara Merdeka), Zakaria Anshory (Garda Muria), Pendeta Danang Kristiswan (GTIJ Jepara), serta Arhab (PC PMII Jepara).
Selain itu, ada Lutfi Rahman (Sapa Nusantara), Anis Sholeh Ba’azin (Pati), Rois Nur (SPI Kudus), Karim Abdul Jabbar (Lesbumi), Luqman Hakim (Lemper), Marwan Ardiansyah (Lemper), Abdul Jalil, M.Ag (PWNU Jateng), KH. Najib Hasan (PCNU Kudus), Gus Muhammad Alamul Yaqin (Marem), Yohanes ‘Keceng’ Suparmin (Marem), Gunretno (SPI Pati), KH. Ali Masyhar (PCNU Pati), KH. Abi Jamroh (Katib Syuriah PCNU Jepara), dan Pendeta Djoko Prijatno (PGMW IV GKMNI).
Di Jakarta, intelektual, tokoh masyarakat dan para aktivis itu melakukan audiensi dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sekretariat Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Pimpinan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Komisi VII DPR RI, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, dan Rumah Kebohongan Maarif Institute. [R]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar