Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) merasa berat untuk mengejar target lifting minyak sebesar 970 ribu barel per hari sesuai APBN 2011.
Demikian disampaikan oleh Kepala BP Migas, R. Priyono yang ditemui di gedung Depan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Senayan, Jakarta, Selasa (29/3/2011).
"Berat sekali (mencapai target lifting minyak). Tapi kita kan terikat komitmen pemerintah dan DPR untuk bisa mencapai target tersebut," kata Priyono.
Ketika ditanya pendapatnya, apakah pihak BP Migas bisa optimis untuk melewati target lifting, Priyono mengakui bahwa kemungkinan hal tersebut memang berat. "Berat, berat," singkatnya.
"Di pembahasan APBN-P nanti kita akan buka lagi. Karena pembahasan APBN-P kan makin mendekati pertengahan tahun, kita lihat kemampuan lifting kita apakah mampu atau tidak melewati target itu (970 ribu bph)," ujarnya.
Priyono sebelumnya juga sempat menyampaikan, di bulan September kemungkinan bisa mencapai produksi minyak hingga 980 ribu barel per hari. Angka tersebut nantinya didapat dari beberapa KKKS dan juga Pertamina yang berusaha meningkatkan produksi.
"Iya, September bisa 980 ribu barel per hari. Datanya ada detilnya saya kurang hafal. Pertamina akan menjanjikan 140 ribu barel ditambah 5 KPS yang ingin menaikkan produksi. Mudah-mudahan bisa keluar perpanjangannya," tutur Priyono.
"Tapi apakah 980 ribu barel per hari itu menutupi kalau misalnya di bulan-bulan ini produksi tidak naik juga, kan jadi berat. Angka 970 itu kan rata-rata juga, mungkin untuk mencapai itu agak berat," jelasnya.
Seperi diketahui, kesulitan untuk mencapai target lifting minyak pada tahun ini adalah karena adanya kendala pada cuaca ekstrim yang mengganggu teknis pencapaian produksi minyak. Ditambah juga dengan masih adanya unplanned shutdown yang mengakibatkan kehilangan produksi minyak hingga 14 ribu barel per hari.
"Masalah alam tadi masih menjadi kendala karena itu ada di luar kemampuan BP Migas. Namun, kita akan usahakan bisa mencapai 970 ribu barel per hari dengan melaksanakan sebaik-baiknya. Supaya pertengahan tahun bisa sampai 980 ribu, bisa dekat ke sana. Akan ada lapangan kecil yang bisa dikorek," tukas Priyono.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi VII DPR RI, Satya W Yudha menilai bahwa pihak Komisi VII tetap meminta supaya dapat mencapai target minimal bisa tercapai seperti target di tahun sebelumnya.
"Kita tetap minta (capai target), kalau saya minta supaya target minimum bisa seperti tahun kemarin, yakni 954 ribu barel per hari. Maka itu, hal-hal yang menjadi kendala harus bisa diatasi, seperti unplanned shutdown harus bisa diusahakan menjadi planned shutdown," terang anggota DPR dari Partai Golkar itu. [R/dtc]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar