Semarang - Pemimpin seharusnya tidak mudah mutung (marah) saat dikritik dan tidak lari dari masalah yang sulit. Pasalnya, sikap tidak tanggung jawab tersebut justru menambah konflik dalam organisasi, sehingga sasaran atau tujuan organisasi akan sulit tercapai.
"Pemimpin merupakan teladan, pemandu, dan komandan. Jika perangai pemimpin tidak baik, pasti para anggotanya mencontoh tidak baik. Dengan demikian, kecakapan khusus dan kebijaksanaan harus dimiliki pemimpin dalam menggerakkan kelompok untuk melakukan usaha bersama sesuai target," kata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, KH Musman Tholib MAg.
Menurut prinsip Islam, pemimpin harus memiliki sifat loyal terhadap Tuhan, menjaga kebersihan diri, menjauhkan diri dari perbuatan dosa, tanpa pamrih duniawi yang berlebihan, dan sabar. "Pemimpin yang bermutu bukan diukur dari hasil yang dicapai atau citranya di mata para anggota atau konstituennya. Melainkan memiliki tingkat psikis dan intelegensia yang baik, kuat memegang prinsip kepemimpinan dan nilai keislaman, meneladani sesuatu yang baik, bulan dalam pandangan dan tindakan. Bagi pemimpin Muhammadiyah, harus memimpin sesuai KH Ahmad Dahlan," tandasnya.
Dalam pengkaderan pemimpin, tutur Musman, peran kultural, struktural, intelektual dan spiritual harus dikedepankan. Pihaknya mencotohkan, selalu menyinergikan majelis, organisasi ortonom, amal usaha. Masing-masing dari mereka, diharuskan memiliki program unggulan. Dalam hal keuangan pun, disentralisasi sehingga terwujud profesionalitas yang amat berpengaruh membesarkan organisasi dengan prinsip keadilan. [R/CN]
"Pemimpin merupakan teladan, pemandu, dan komandan. Jika perangai pemimpin tidak baik, pasti para anggotanya mencontoh tidak baik. Dengan demikian, kecakapan khusus dan kebijaksanaan harus dimiliki pemimpin dalam menggerakkan kelompok untuk melakukan usaha bersama sesuai target," kata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, KH Musman Tholib MAg.
Menurut prinsip Islam, pemimpin harus memiliki sifat loyal terhadap Tuhan, menjaga kebersihan diri, menjauhkan diri dari perbuatan dosa, tanpa pamrih duniawi yang berlebihan, dan sabar. "Pemimpin yang bermutu bukan diukur dari hasil yang dicapai atau citranya di mata para anggota atau konstituennya. Melainkan memiliki tingkat psikis dan intelegensia yang baik, kuat memegang prinsip kepemimpinan dan nilai keislaman, meneladani sesuatu yang baik, bulan dalam pandangan dan tindakan. Bagi pemimpin Muhammadiyah, harus memimpin sesuai KH Ahmad Dahlan," tandasnya.
Dalam pengkaderan pemimpin, tutur Musman, peran kultural, struktural, intelektual dan spiritual harus dikedepankan. Pihaknya mencotohkan, selalu menyinergikan majelis, organisasi ortonom, amal usaha. Masing-masing dari mereka, diharuskan memiliki program unggulan. Dalam hal keuangan pun, disentralisasi sehingga terwujud profesionalitas yang amat berpengaruh membesarkan organisasi dengan prinsip keadilan. [R/CN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar