Jakarta - Anggota Komisi VII DPR dari FPKS Zulkieflimansyah menilai prioritas teknologi nasional bukanlah PLTN. Pemerintah diminta memprioritaskan peningkatan produksi industri lokal sembari menunggu kematangan ilmuwan nuklir tanah air.
"Prioritas teknologi nasional memang seharusnya bukan pada PLTN. Pengembangan teknologi nasional memang tak harus melulu pada persoalan yang canggih macam PLTN ini, karena memang prioritas pengembangan teknologi nasional kita memang tak mendesak ke sana," ujar Zul kepada detikcom, Senin (21/3/2011).
Zul menuturkan, ketimbang pemerintah memaksakan membangun PLTN masih banyak industri lain yang perlu dikembangkan. Apalagi resiko pembangunan PLTN tidaklah kecil. Pemerintah dimintanya lebih fokus kepada pengembangan teknologi yang menyangkut kesejahteraan rakyat.
"Karena yang dibutuhkan mendesak di Indonesia saat ini memang bukan nuklir. Pengembangan teknologi nasional saat ini perlu diprioritaskan pada peningkatan nilai tambah dan produktivitas sektor industri kita. Karena persoalan inilah yang mampu menyelesaikan persoalan mendasar pembangunan kita seperti kemiskinan, persoalan ristek dan lingkungan hidup," tutur Zul.
Namun demikian, ia berharap kecelakaan PLTN di Jepang tidak membuat takut ilmuwan nuklir Tanah Air untuk terus mengembangkan teknologi berbahaya ini. Hingga suatu hari Indonesia benar-benar siap memanfaatkan sumber energi yang sudah dipakai di negara-negara maju ini.
"Musibah PLTN Jepang tak boleh menyurutkan riset dan pengembangan keknologi kita di bidang nuklir. Bukan berarti saya setuju PLTN di Indonesia, tapi saya khawatir saja ledakan PLTN di Jepang ini mendiscourage ilmuwan dan komunitas nuklir indonesia. Ini berbahaya di tengah sepi dan lesunya diskursus tentang teknologi di Indonesia akhir-akhir ini," tutupnya. [R/dtc]
"Prioritas teknologi nasional memang seharusnya bukan pada PLTN. Pengembangan teknologi nasional memang tak harus melulu pada persoalan yang canggih macam PLTN ini, karena memang prioritas pengembangan teknologi nasional kita memang tak mendesak ke sana," ujar Zul kepada detikcom, Senin (21/3/2011).
Zul menuturkan, ketimbang pemerintah memaksakan membangun PLTN masih banyak industri lain yang perlu dikembangkan. Apalagi resiko pembangunan PLTN tidaklah kecil. Pemerintah dimintanya lebih fokus kepada pengembangan teknologi yang menyangkut kesejahteraan rakyat.
"Karena yang dibutuhkan mendesak di Indonesia saat ini memang bukan nuklir. Pengembangan teknologi nasional saat ini perlu diprioritaskan pada peningkatan nilai tambah dan produktivitas sektor industri kita. Karena persoalan inilah yang mampu menyelesaikan persoalan mendasar pembangunan kita seperti kemiskinan, persoalan ristek dan lingkungan hidup," tutur Zul.
Namun demikian, ia berharap kecelakaan PLTN di Jepang tidak membuat takut ilmuwan nuklir Tanah Air untuk terus mengembangkan teknologi berbahaya ini. Hingga suatu hari Indonesia benar-benar siap memanfaatkan sumber energi yang sudah dipakai di negara-negara maju ini.
"Musibah PLTN Jepang tak boleh menyurutkan riset dan pengembangan keknologi kita di bidang nuklir. Bukan berarti saya setuju PLTN di Indonesia, tapi saya khawatir saja ledakan PLTN di Jepang ini mendiscourage ilmuwan dan komunitas nuklir indonesia. Ini berbahaya di tengah sepi dan lesunya diskursus tentang teknologi di Indonesia akhir-akhir ini," tutupnya. [R/dtc]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar