Jakarta - Pemerintah Jepang menyampaikan penghargaan kepada seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Rita Retnaningtyas, perawat di rumah sakit Miyagi, yang berjasa menolong korban gempa dan tsunami di negeri itu.
Penghargaan disampaikan Dubes Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri saat menghadiri pelatihan Bahasa Jepang bagi 104 calon TKI perawat di Jakarta, Selasa.
"Kami atas nama pemerintah Jepang menyampaikan terima kasih kepada BNP2TKI dan khususnya Rita Retnaningtyas, yang ikut bersusah payah membantu warga Jepang terkena tsunami di Miyagi," kata Shiojiri.
Rita Retnaningtyas (35 tahun) berasal dari Kelurahan Srondol Kulon RT 05 RW 02, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Rita yang bekerja sebagai perawat di Miyagi National Hospital ditempatkan tahun 2009 oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melalui program kerjasama antarpemerintah RI dan Jepang.
Shiojiri mengatakan Rita dan TKI perawat lain bersedia bertahan di daerah dekat gempa dan tsunami di Miyagi untuk melakukan pekerjaan sosial kemanusiaan yang mulia.
Menurut dia, di lima prefektur (provinsi) sekitar gempa tsunami Jepang yaitu Miyagi, Iwate, Aomori, Ibaraki dan Fukushima terdapat 35 TKI perawat terdiri atas 11 TKI perawat pasien (nurse) dan 24 TKI perawat jompo (careworker).
Semua TKI perawat di lima prefektur itu selamat dari bencana gempa termasuk dari radiasi reaktor nuklir di Fukushima.
Sebagian dari 35 TKI tersebut ada yang diungsikan ke daerah yang jauh dari gempa dan radiasi reaktor nuklir, sedangkan beberapa orang seperti Rita Retnaningtyas justru bertahan di Miyagi sampai sekarang.
"Sekali lagi kami menyampaikan banyak terima kasih atas jasa dan bantuannya dalam menangani para korban," ujar Dubes Shiojiri.
Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat mengatakan, sejak gempa dan tsunami di Jepang, Rita terus menjalin kontak dengan suaminya, Bambang Wagiman (35) dan keluarganya di Semarang.
"Rita mengatakan kepada keluarganya bahwa dirinya dan beberapa teman TKI nurse dan careworker dalam kondisi sehat dan masih tetap bekerja seperti biasanya di Miyagi," kata Jumhur.
Jumhur mengatakanm, 686 TKI perawat di 45 prefektur akan tetap di sana sampai program penempatannya selesai.
Para TKI itu ditempatkan sejak 2008-2010 untuk kontrak kerja selama tiga tahun dan memperoleh gaji 175.000 Yen (careworker) dan 119.000-200.000 Yen (perawat) per bulan di luar akomodasi yang disediakan pemerintah Jepang. [R/Ant]
Penghargaan disampaikan Dubes Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri saat menghadiri pelatihan Bahasa Jepang bagi 104 calon TKI perawat di Jakarta, Selasa.
"Kami atas nama pemerintah Jepang menyampaikan terima kasih kepada BNP2TKI dan khususnya Rita Retnaningtyas, yang ikut bersusah payah membantu warga Jepang terkena tsunami di Miyagi," kata Shiojiri.
Rita Retnaningtyas (35 tahun) berasal dari Kelurahan Srondol Kulon RT 05 RW 02, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Rita yang bekerja sebagai perawat di Miyagi National Hospital ditempatkan tahun 2009 oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melalui program kerjasama antarpemerintah RI dan Jepang.
Shiojiri mengatakan Rita dan TKI perawat lain bersedia bertahan di daerah dekat gempa dan tsunami di Miyagi untuk melakukan pekerjaan sosial kemanusiaan yang mulia.
Menurut dia, di lima prefektur (provinsi) sekitar gempa tsunami Jepang yaitu Miyagi, Iwate, Aomori, Ibaraki dan Fukushima terdapat 35 TKI perawat terdiri atas 11 TKI perawat pasien (nurse) dan 24 TKI perawat jompo (careworker).
Semua TKI perawat di lima prefektur itu selamat dari bencana gempa termasuk dari radiasi reaktor nuklir di Fukushima.
Sebagian dari 35 TKI tersebut ada yang diungsikan ke daerah yang jauh dari gempa dan radiasi reaktor nuklir, sedangkan beberapa orang seperti Rita Retnaningtyas justru bertahan di Miyagi sampai sekarang.
"Sekali lagi kami menyampaikan banyak terima kasih atas jasa dan bantuannya dalam menangani para korban," ujar Dubes Shiojiri.
Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat mengatakan, sejak gempa dan tsunami di Jepang, Rita terus menjalin kontak dengan suaminya, Bambang Wagiman (35) dan keluarganya di Semarang.
"Rita mengatakan kepada keluarganya bahwa dirinya dan beberapa teman TKI nurse dan careworker dalam kondisi sehat dan masih tetap bekerja seperti biasanya di Miyagi," kata Jumhur.
Jumhur mengatakanm, 686 TKI perawat di 45 prefektur akan tetap di sana sampai program penempatannya selesai.
Para TKI itu ditempatkan sejak 2008-2010 untuk kontrak kerja selama tiga tahun dan memperoleh gaji 175.000 Yen (careworker) dan 119.000-200.000 Yen (perawat) per bulan di luar akomodasi yang disediakan pemerintah Jepang. [R/Ant]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar