Medan-Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan ketersediaan stok pangan yang ada saat ini mencukupi untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadhan dan Lebaran 2011.
"Saya kira soal kenaikan harga itu rutin terjadi setiap menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran karena kebutuhan yang meningkat.Tetapi masyarakat tidak perlu gusar karena itu bisanya tidak akan terjadi lama dan stok kita juga cukup untuk beberapa bulan ke depan," katanya di Medan, Senin.
Mengenai ketersediaan stok pangan selama Ramadhan ini, ia mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir karena stok yang ada saat ini sudah sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan secara nasional.
Terjaminnya stok pangan tersebut, lanjutnya, mengingat saat ini cadangan beras yang ada di bulog jumlahnya mencapai 1,4 juta ton, ditambah lagi akan masuknya beras impor dalam waktu dekat untuk menutupi jika terjadi kekurangan.
"Beras di gudang bulog saat ini sudah cukup yakni mencapai 1,4 juta ton, ditambah lagi dari impor yang akan segera masuk. Saya kira ini cukup untuk memenuhi standar nasional yakni 1,5 juta ton untuk stok kebutuhan nasional," katanya.
Ia mengatakan, bukan hanya pada beras, tetapi kebutuhan sembilan bahan pokok lainnya seperti minyak goreng dan gula pasir, pemerintah juga telah melakukan antisipasi agar tidak terjadi kelangkaan di pasaran khususnya selama Ramadhan.
Pada kesempatan itu ia juga berharap kepada pihak-pihak tertentu untuk tidak memanfaatkan momentum Ramadhan dan Lebaran tersebut untuk mencari keuntungan yang sebesarnya dengan menaikkan harga berbagai kebutuhan pokok.
"Kita harapkan tidak ada upaya-upaya spekulasi dari berbagai pihak yang ingin memanfaatkan momentum Ramadhan dan Lebaran untuk untuk menaikkan harga. Mudahan-mudahan kenaikan harga saat ini tidak terlalu lama dan bisa turun lagi secepatnya karena persediaan cukup hingga berapa pun permintaan bisa diantisipasi," katanya.
Untuk mengantisipasi kelangkaan bahan pokok di pasaran, lanjutnya, pihaknya juga telah memikirkan soal pendistribusian bahan pokok tersebut.Meski pun persediaan cukup, tetapi jika pendistribusian terhambat juga akan memacu kelangkaan di pasaran.
"Yang perlu dipikirkan bukan hanya stok saja, tetapi bagaimana dengan distribusinya. Karena itu Kementerian Perhubungan juga telah berupaya mengamankan jalur-jalur distribusi tersebut baik jalur darat maupun laut," katanya. [R/Ant]
Pengunjung
Senin, 08 Agustus 2011
Nazaruddin Tertangkap Dengan Identitas Palsu
Jakarta -Menko Polhukam Djoko Suyanto menyatakan seseorang yang identik dengan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin tertangkap dengan identitas palsu dan memegang paspor atas nama M Sjahruddin di Cartagena, Kolombia.
Djoko mengumumkan hal tersebut di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin, usai menerima informasi dari Kementerian Luar Negeri mengenai penangkapan tersebut pada Minggu malam.
"Minggu malam melalui Kementerian Luar Negeri telah diterima berita dari Duta Besar RI di Kolombia Michael Manufandu bahwa telah ditangkap seseorang dicurigai sebagai M Nazaruddin oleh interpol di Kolombia," tuturnya.
Duta Besar RI di Kolombia, lanjut Djoko, telah berangkat dari ibukota Kolombia, Bogotta, ke Cartagena untuk menemui seseorang dicurigai Nazaruddin tersebut dan menyatakan ciri-ciri fisik orang itu memang serupa dengan buronan internasional tersebut.
Hasil penyelidikan interpol di Cartagena pun, menurut Djoko, menyatakan orang yang tertangkap ketika akan keluar dari Kolombia itu juga identik dengan Nazaruddin yang telah ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus penyuapan wisma atlet Sea Games di Sumatera Selatan.
"Dubes RI sudah berangkat dari Bogotta ke Cartagena dan sudah bertemu langsung. Secara fisik identik dengan apa yang selama ini disebut Nazaruddin dan yang bersangkutan minta didampingi terus oleh Dubes," jelas Djoko.
Menurut Djoko, Nazaruddin saat ini sudah diberangkatkan ke Bogotta dan tim terpadu terdiri atas keimigrasian, polisi, dan kementerian luar negeri segera berangkat ke Kolombia secepat mungkin.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, lanjut dia, sudah dilaporkan tentang penangkapan Nazaruddin tersebut dan berpesan agar Nazaruddin dijaga keselamatannya seketat-ketatnya.
"Kami sudah lapor tadi pagi kepada Presiden dan beliau sampaikan agar keselamatan yang bersangkutan dijaga seketat-ketatnya. Kedua, yang bersangkutan bisa dibawa ke tanah air untuk dilakukan proses hukum ke Indonesia," tuturnya.
Meski demikian, kata Djoko, penangkapan Nazaruddin masih harus diteruskan dengan identifikasi lanjutan karena informasi yang disampaikan oleh interpol baru sebatas tahap identifikasi awal. [R/Ant]
Djoko mengumumkan hal tersebut di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin, usai menerima informasi dari Kementerian Luar Negeri mengenai penangkapan tersebut pada Minggu malam.
"Minggu malam melalui Kementerian Luar Negeri telah diterima berita dari Duta Besar RI di Kolombia Michael Manufandu bahwa telah ditangkap seseorang dicurigai sebagai M Nazaruddin oleh interpol di Kolombia," tuturnya.
Duta Besar RI di Kolombia, lanjut Djoko, telah berangkat dari ibukota Kolombia, Bogotta, ke Cartagena untuk menemui seseorang dicurigai Nazaruddin tersebut dan menyatakan ciri-ciri fisik orang itu memang serupa dengan buronan internasional tersebut.
Hasil penyelidikan interpol di Cartagena pun, menurut Djoko, menyatakan orang yang tertangkap ketika akan keluar dari Kolombia itu juga identik dengan Nazaruddin yang telah ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus penyuapan wisma atlet Sea Games di Sumatera Selatan.
"Dubes RI sudah berangkat dari Bogotta ke Cartagena dan sudah bertemu langsung. Secara fisik identik dengan apa yang selama ini disebut Nazaruddin dan yang bersangkutan minta didampingi terus oleh Dubes," jelas Djoko.
Menurut Djoko, Nazaruddin saat ini sudah diberangkatkan ke Bogotta dan tim terpadu terdiri atas keimigrasian, polisi, dan kementerian luar negeri segera berangkat ke Kolombia secepat mungkin.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, lanjut dia, sudah dilaporkan tentang penangkapan Nazaruddin tersebut dan berpesan agar Nazaruddin dijaga keselamatannya seketat-ketatnya.
"Kami sudah lapor tadi pagi kepada Presiden dan beliau sampaikan agar keselamatan yang bersangkutan dijaga seketat-ketatnya. Kedua, yang bersangkutan bisa dibawa ke tanah air untuk dilakukan proses hukum ke Indonesia," tuturnya.
Meski demikian, kata Djoko, penangkapan Nazaruddin masih harus diteruskan dengan identifikasi lanjutan karena informasi yang disampaikan oleh interpol baru sebatas tahap identifikasi awal. [R/Ant]
Mempersiapkan diri di bulan Ramadan mutlak dilakukan oleh umat islam untuk mengarungi sebulan penuh berpuasa, menahan lapar, emosi, dan hasrat duniawi. Dalam urusan kebutuhan fisik, mutlak diperlukan persiapan dan pemilihan menu yang tepat guna untuk menjaga kebugaran tubuh agar tetap fit dan sehat.
Aneka menu sehat berbuka dan sahur puasa Ramadan serta manfaat buah untuk puasa, perlu dipelajari dan dicermati. Dalam hal ini buah menjadi sangat dibutuhkan tubuh manusia guna pemenuhan kebutuhan karbohidrat kompleks sebanyak 60%, protein sebanyak 10-15% dan juga lemak sehat.
Perbanyaklah makan buahan-buahan pada saat berbuka dan sahur. Ketika berbuka, gunakan rasa manis yang terkandung dari buah-buahan dan jadikan buah-buahan atau minum jus buah menjadi penutup.
Buah-buahan adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi. Ketika berbuka puasa meneguk segelas jus buah yang mampu meningkatkan kadar gula sehingga tubuh kembali bertenaga.
Ada banyak buah-buahan yang dianjurkan untuk dikonsumsi bagi orang yang berpuasa, pertama ialah kurma. Kurma merupakan makanan paling kaya kandungan gula glukosanya. Kurma mengandung sejumlah besar gula, berkisar antara 75–87%. Sekitar 55% gula dalam kurma berbentuk glukosa, sedangkan 45% lagi membentuk fruktosa.
Selain itu, kurma mengandung sejumlah protein, lemak, dan beberapa vitamin, antara lain: vitamin A, B2, B12. Tak ketinggalan pula, kurma mengandung beberapa mineral, terutama kalsium, fosfor, potassium, sulfat, sodium, magnesium, cobalt, zinc, florin, kuningan, manganese, serta sejumlah selulosa.
Dengan sangat cepat, glukosa dalam kurma yang disantap saat berbuka akan berubah menjadi fructose, lalu langsung diserap melalui sistem pencernaan untuk menyirami dahaga tubuh akan energi. Khususnya jaringan-jaringan yang secara esensial bergantung pada pasokan tinggi energi, seperti: sel-sel otak, sel-sel saraf, sel-sel darah merah dan sel-sel tulang belakang.
Berikut buah-buahan yang berguna mengembalikan dan menjaga kondisi tubuh selama Ramadan,:
- Pepaya. Buah tropis satu ini mengandung vitamin C dan provitamin A yang dapat membantu memecah serat makanan dalam sistem pencernaan dan membuat lancar saluran pencernaan makanan. Bagi mereka yang berpuasa, buang air besar akan tetap lancar.
- Pisang. Buah ini mengandung vitamin A, B1, B2 dan C yang dapat membantu mengurangi asam lambung. Pisang cocok bagi orang yang berpuasa karena bisa membantu menjaga keseimbangan air dalam tubuh.
- Mangga. Buah yang mudah diperoleh di tanah air, mengandung vitamin A, E dan C yang dapat membersihkan darah. Bagi orang yang berpuasa, jus buah dapat dapat mengurangi dehidrasi. Namun sebaiknya berhati-hati bagi yang memiliki lambung sensitif. Pilihlah buah mangga.
- Srawberry. Buah imut berwarna merah yang kaya vitamin A, vitamin B1, B dan C serta antioksidan, bagus untuk melawan zat radikal bebas. Sehingga daya tahan tubuh orang yang berpuasa tetap terjaga dari virus.
- Apel. Dari dulu manfaat buah ini memang sudah dikenal. Tak heran bila di Barat pun muncul slogan "One Apple a day, tak your doktor away'. Mengandung vitamin A, B dan C, apel dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, mengatasi masalah nafsu makan yang terlalu besar.
- Jeruk. Buah identik dengan warna oranye ini mengandung vitamin A, B1, B2 dan C serta anti kanker bagi tubuh. Jeruk juga dapat merangsang kekebalan tubuh, membersihkan lender ditenggorokan, rongga hidung akibat influenza. Namun, sekali lagi bagi pemilik lambung sensitif perlu berhati-hati mengonsumsi jeruk.
- Belimbing. Inilah buah berbentuk bintang yang mengandung vitamin C dan provitamin A dengan manfaat dapat membantu memperlancar pencernaan makanan, menurunkan tekanan darah dan tingkat kolesterol dalam tubuh. Tak ada salahnya menghadirkan belimbing dalam hidangan bila ingin berganti menu buah.
- Blewah. Sepupu melon ini kaya dengan vitamin A. Rasa manis yang terkandung dalam belewah mempunyai fungsi absorpsi atau melakukan penyerapan pada usus yang sering diakibatkan makan tergesa-gesa sehingga makanan tak terkunyah dengan baik. Menyantap buah ini juga membantu menyerap zat-zat tak diperlukan dari makan makanan yang banyak berbumbu, endapan obat-obatan, bahkan mengatasi rasa mual karena rasa stress. [R/CN]
Aneka menu sehat berbuka dan sahur puasa Ramadan serta manfaat buah untuk puasa, perlu dipelajari dan dicermati. Dalam hal ini buah menjadi sangat dibutuhkan tubuh manusia guna pemenuhan kebutuhan karbohidrat kompleks sebanyak 60%, protein sebanyak 10-15% dan juga lemak sehat.
Perbanyaklah makan buahan-buahan pada saat berbuka dan sahur. Ketika berbuka, gunakan rasa manis yang terkandung dari buah-buahan dan jadikan buah-buahan atau minum jus buah menjadi penutup.
Buah-buahan adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi. Ketika berbuka puasa meneguk segelas jus buah yang mampu meningkatkan kadar gula sehingga tubuh kembali bertenaga.
Ada banyak buah-buahan yang dianjurkan untuk dikonsumsi bagi orang yang berpuasa, pertama ialah kurma. Kurma merupakan makanan paling kaya kandungan gula glukosanya. Kurma mengandung sejumlah besar gula, berkisar antara 75–87%. Sekitar 55% gula dalam kurma berbentuk glukosa, sedangkan 45% lagi membentuk fruktosa.
Selain itu, kurma mengandung sejumlah protein, lemak, dan beberapa vitamin, antara lain: vitamin A, B2, B12. Tak ketinggalan pula, kurma mengandung beberapa mineral, terutama kalsium, fosfor, potassium, sulfat, sodium, magnesium, cobalt, zinc, florin, kuningan, manganese, serta sejumlah selulosa.
Dengan sangat cepat, glukosa dalam kurma yang disantap saat berbuka akan berubah menjadi fructose, lalu langsung diserap melalui sistem pencernaan untuk menyirami dahaga tubuh akan energi. Khususnya jaringan-jaringan yang secara esensial bergantung pada pasokan tinggi energi, seperti: sel-sel otak, sel-sel saraf, sel-sel darah merah dan sel-sel tulang belakang.
Berikut buah-buahan yang berguna mengembalikan dan menjaga kondisi tubuh selama Ramadan,:
- Pepaya. Buah tropis satu ini mengandung vitamin C dan provitamin A yang dapat membantu memecah serat makanan dalam sistem pencernaan dan membuat lancar saluran pencernaan makanan. Bagi mereka yang berpuasa, buang air besar akan tetap lancar.
- Pisang. Buah ini mengandung vitamin A, B1, B2 dan C yang dapat membantu mengurangi asam lambung. Pisang cocok bagi orang yang berpuasa karena bisa membantu menjaga keseimbangan air dalam tubuh.
- Mangga. Buah yang mudah diperoleh di tanah air, mengandung vitamin A, E dan C yang dapat membersihkan darah. Bagi orang yang berpuasa, jus buah dapat dapat mengurangi dehidrasi. Namun sebaiknya berhati-hati bagi yang memiliki lambung sensitif. Pilihlah buah mangga.
- Srawberry. Buah imut berwarna merah yang kaya vitamin A, vitamin B1, B dan C serta antioksidan, bagus untuk melawan zat radikal bebas. Sehingga daya tahan tubuh orang yang berpuasa tetap terjaga dari virus.
- Apel. Dari dulu manfaat buah ini memang sudah dikenal. Tak heran bila di Barat pun muncul slogan "One Apple a day, tak your doktor away'. Mengandung vitamin A, B dan C, apel dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, mengatasi masalah nafsu makan yang terlalu besar.
- Jeruk. Buah identik dengan warna oranye ini mengandung vitamin A, B1, B2 dan C serta anti kanker bagi tubuh. Jeruk juga dapat merangsang kekebalan tubuh, membersihkan lender ditenggorokan, rongga hidung akibat influenza. Namun, sekali lagi bagi pemilik lambung sensitif perlu berhati-hati mengonsumsi jeruk.
- Belimbing. Inilah buah berbentuk bintang yang mengandung vitamin C dan provitamin A dengan manfaat dapat membantu memperlancar pencernaan makanan, menurunkan tekanan darah dan tingkat kolesterol dalam tubuh. Tak ada salahnya menghadirkan belimbing dalam hidangan bila ingin berganti menu buah.
- Blewah. Sepupu melon ini kaya dengan vitamin A. Rasa manis yang terkandung dalam belewah mempunyai fungsi absorpsi atau melakukan penyerapan pada usus yang sering diakibatkan makan tergesa-gesa sehingga makanan tak terkunyah dengan baik. Menyantap buah ini juga membantu menyerap zat-zat tak diperlukan dari makan makanan yang banyak berbumbu, endapan obat-obatan, bahkan mengatasi rasa mual karena rasa stress. [R/CN]
Benda Cagar Budaya Perlu Diinventarisasi
Blora- Maraknya penjualan rumah-rumah tua di Kabupaten Blora memunculkan keprihatinan berbagai pihak, salah satunya dari pegiat Lembaga Kajian Budaya dan Lingkungan Pasang Surut, Eko Arifianto.
Dalam pandangannya, aktivitas penjualan rumah-rumah tua itu sangat mengkhawatirkan, apalagi jika rumah yang dijual itu masuk dalam Benda Cagar Budaya (BCB). ''Masyarakat Blora bisa kehilangan nilai sejarahnya jika rumah-rumah tua yang masuk kategori BCB dijual,'' katanya.
Dia mengemukakan, nilai sejarah dalam rumah-rumah tua yang masuk dalam BCB itu sangat berharga. ''Rumah-rumah tua itu bisa jadi aset wisata yang sangat berharga yang bernilai lebih jika dibandingkan dengan dijual seperti selama ini terjadi. Rumah-rumah tua itu bisa menjadi magnet bagi turis-turis asing maupun peneliti, baik dari dalam maupun luar negeri.''
Karena itu ia berharap agar pemerintah bisa tanggap terhadap praktek penjualan rumah tua yang sering terjadi di Blora. ''Pemerintah perlu segera melakukan inventarisasi rumah-rumah tua, khususnya yang bersejarah dan masuk BCB. Harus ada upaya perlindungan dan penyelamatan untuk itu,'' tegasnya.
Selain itu Kokok (sapaan akrab Eko Arifianto- juga mengutarakan pentingnya aturan yang tegas terkait rumah-rumah tua dan BCB yang ada. ''Apabila hal ini tidak segera dilakukan, maka masyarakat Blora lambat laun akan kehilangan akar sejarah dan generasi muda tidak akan tahu lagi sejarah leluhurnya. Maka pada tahap awal, pemerintah harus segera melakukan inventarisasi rumah-rumah tua yang bersejarah dan masuk BCB,'' pintanya. [R]
Dalam pandangannya, aktivitas penjualan rumah-rumah tua itu sangat mengkhawatirkan, apalagi jika rumah yang dijual itu masuk dalam Benda Cagar Budaya (BCB). ''Masyarakat Blora bisa kehilangan nilai sejarahnya jika rumah-rumah tua yang masuk kategori BCB dijual,'' katanya.
Dia mengemukakan, nilai sejarah dalam rumah-rumah tua yang masuk dalam BCB itu sangat berharga. ''Rumah-rumah tua itu bisa jadi aset wisata yang sangat berharga yang bernilai lebih jika dibandingkan dengan dijual seperti selama ini terjadi. Rumah-rumah tua itu bisa menjadi magnet bagi turis-turis asing maupun peneliti, baik dari dalam maupun luar negeri.''
Karena itu ia berharap agar pemerintah bisa tanggap terhadap praktek penjualan rumah tua yang sering terjadi di Blora. ''Pemerintah perlu segera melakukan inventarisasi rumah-rumah tua, khususnya yang bersejarah dan masuk BCB. Harus ada upaya perlindungan dan penyelamatan untuk itu,'' tegasnya.
Selain itu Kokok (sapaan akrab Eko Arifianto- juga mengutarakan pentingnya aturan yang tegas terkait rumah-rumah tua dan BCB yang ada. ''Apabila hal ini tidak segera dilakukan, maka masyarakat Blora lambat laun akan kehilangan akar sejarah dan generasi muda tidak akan tahu lagi sejarah leluhurnya. Maka pada tahap awal, pemerintah harus segera melakukan inventarisasi rumah-rumah tua yang bersejarah dan masuk BCB,'' pintanya. [R]
Kamis, 16 Juni 2011
Melongok Ikon Batik Wonosobo Yohana di Kertek
- Terus Kembangkan Kreasi Dengan Melihat Mode Kekinian
Griya batik Kembangkeli milik Yohana di Kertek ini telah populer dimana-mana. Kesuksesan tersebut tak lepas dari kerja kerasnya mengeksplorasi seni batik tulis. Tawaran motif carica, purwaceng, Candi Dieng dan lain sebagai ikon kabupaten Wonosobo menjadi daya tarik dan tawaran bagi konsumen. Bahkan kini perempuan kelahiran 17 Mei 1973 ini terus eksis berkarya.
Wonosobo - Lentik jari remaja itu menorehkan guratan diatas kain putih. Matanya mengamat tajam tiap lekuk dengan hasil yang digoreskan. Salah satu anak didik Yohana ini sesekali menyibat lembaran kain setelah beberapa sentimeter lukisan batik berhasil dia torehkan. Itulah sekelumit gambaran aktivitas rumah batik tulis Kembangkeli di rumah Yohana jalan Parakan nomor 258 Campursari Kertek.
Menurut Yohana upaya untuk mempromosikan kain batik Kembangkeli sudah dikenal masyarakat Wonosobo. Perempuan berusia kepala 40 an ini memiliki obsesi bahwa batik Kembangkeli nantinya tidak hanya terkenal di Indonesia namun merambah sampai luar negeri.
Sarjana Sains (SSi) program studi Biologi Universitas Duta Wacana Yogyakarta ini berpendapat kain batik Wonosobo merupakan potensi lokal yang dapat mengangkat derajat daerah Wonosobo di kancah nasional dan internasional. Sebab, punya ciri khas sendiri.
Secara ekonomi, industri kreatif pembuatan batik, juga menguntungkan. Itu ditandai dengan permintaan seragam batik maupun batik kasual yang kini tengah menjadi trend di mana-mana.
"Jika dulu batik hanya disenangi kalangan tua dan tradisional. Kini batik sudah mulai digandrungi kalangan muda dengan motif-motif modern dan khas daerah", ucap Yohana.
Mantan aktifitas LSM yang pernah bercita-cita jadi guru ini mengaku semula hanya memiliki bekal ilmu di Universitas Terbutka (UT). Yakni ilmu pendidikan biologi. Namun setelah mengikuti praktik mengajar di SMA Kristen Wonosobo dia mengaku ingi keterusan mengajari.
“Karena tak bakat ngajar saya kemudian mengambil studi ketrampilan di jurusan Desain Fashion di LP PAPMI Jogjakarta,” tuturnya sambil terkekeh.
Berbekal ilmu dari tempat itulah Yohana benar-benar kepincut dengan duni fashion. Perempuan yang selalu murah senyum ini beberapa kali telah juga melakukan studi lapangan dan mengikuti seminar tentang mode dan fashion.
“Awalnya saya mencoba mengembangkan mode kasual berbahan kain blacu (unbleached fabric/grey). Kain blacu itu saya padu dengan pernik-pernik batik,” ujarnya. Lantaran tak puas dengan blacu Yohana mengembangkan batik khas Wonosobo pada tahun 2007. Batik Kembang Keli ia launchingkan.Sentuhan tangan kreatif yang dilakukan putri bungsu pasangan almarhum Sudiyono dan Rastati ini, kini mulai membuahkan hasil. Para pemesan batiknya tidak hanya dari Wonosobo namun juga dari luar daerah.
Dalam kilas balik berdirinya batik Kembangkeli, lanjut dia seetidaknya pernah di tampilkan pada acara proklamasi Indonesia Award dan Nasional Cultur Show di Semarang bersama Exsis modeling Bayu Ramli.
“Saya bersyukur karena dinobatkan menjadi the best desainer,” ucapnya bangga.
Kiprah dari Yohana tidak hanya itu saja. Dia juga mengaku pernah di Trens News Year Model di Jogjakarta. Dalam waktu tak lama lagi batik kembangkeli karyanya bakal ditampilkan dalam acara Kampung Lerep bersama perancanag model beken dari kota gudeg dan lumpia.
“Kalau di lokalan Wonosobo tak terhitung jumlahnya,” ujar Yohana menjelaskan.
Yohana mengaku benar-benar piawai memoles batik kain basah selepas mengikuti pelatihan penguasaan gallery boutique dan artshop di Jogja Tourism Training Centtre yang diselenggarakan Disperindag Provinsi Jawa Tengah. Selain itu juga ikut pelatihan e-commerce dan promosi produk UKM.
Dibantu tujuh karyawannya kini batiknya terus berinofasi menyelaraskan gaya-gaya pakaian yang lagi ngetren. Itu dia desain sendiri. Namun khusus untuk proses chanting, pewarnaan dan yang lain Yohana mengaku dikerjakan karyawannya.
“Sebulan bisa 20 potong batik kami buat. Yang lagi unik motif limited edition (atau edisi terbatas). Harga kami patok per potong kain Rp 85.000 - Rp 250.000,tergantung dari motif dan bahan yang digunakan,” pungkas dia. [R/Yudi]
Griya batik Kembangkeli milik Yohana di Kertek ini telah populer dimana-mana. Kesuksesan tersebut tak lepas dari kerja kerasnya mengeksplorasi seni batik tulis. Tawaran motif carica, purwaceng, Candi Dieng dan lain sebagai ikon kabupaten Wonosobo menjadi daya tarik dan tawaran bagi konsumen. Bahkan kini perempuan kelahiran 17 Mei 1973 ini terus eksis berkarya.
Wonosobo - Lentik jari remaja itu menorehkan guratan diatas kain putih. Matanya mengamat tajam tiap lekuk dengan hasil yang digoreskan. Salah satu anak didik Yohana ini sesekali menyibat lembaran kain setelah beberapa sentimeter lukisan batik berhasil dia torehkan. Itulah sekelumit gambaran aktivitas rumah batik tulis Kembangkeli di rumah Yohana jalan Parakan nomor 258 Campursari Kertek.
Menurut Yohana upaya untuk mempromosikan kain batik Kembangkeli sudah dikenal masyarakat Wonosobo. Perempuan berusia kepala 40 an ini memiliki obsesi bahwa batik Kembangkeli nantinya tidak hanya terkenal di Indonesia namun merambah sampai luar negeri.
Sarjana Sains (SSi) program studi Biologi Universitas Duta Wacana Yogyakarta ini berpendapat kain batik Wonosobo merupakan potensi lokal yang dapat mengangkat derajat daerah Wonosobo di kancah nasional dan internasional. Sebab, punya ciri khas sendiri.
Secara ekonomi, industri kreatif pembuatan batik, juga menguntungkan. Itu ditandai dengan permintaan seragam batik maupun batik kasual yang kini tengah menjadi trend di mana-mana.
"Jika dulu batik hanya disenangi kalangan tua dan tradisional. Kini batik sudah mulai digandrungi kalangan muda dengan motif-motif modern dan khas daerah", ucap Yohana.
Mantan aktifitas LSM yang pernah bercita-cita jadi guru ini mengaku semula hanya memiliki bekal ilmu di Universitas Terbutka (UT). Yakni ilmu pendidikan biologi. Namun setelah mengikuti praktik mengajar di SMA Kristen Wonosobo dia mengaku ingi keterusan mengajari.
“Karena tak bakat ngajar saya kemudian mengambil studi ketrampilan di jurusan Desain Fashion di LP PAPMI Jogjakarta,” tuturnya sambil terkekeh.
Berbekal ilmu dari tempat itulah Yohana benar-benar kepincut dengan duni fashion. Perempuan yang selalu murah senyum ini beberapa kali telah juga melakukan studi lapangan dan mengikuti seminar tentang mode dan fashion.
“Awalnya saya mencoba mengembangkan mode kasual berbahan kain blacu (unbleached fabric/grey). Kain blacu itu saya padu dengan pernik-pernik batik,” ujarnya. Lantaran tak puas dengan blacu Yohana mengembangkan batik khas Wonosobo pada tahun 2007. Batik Kembang Keli ia launchingkan.Sentuhan tangan kreatif yang dilakukan putri bungsu pasangan almarhum Sudiyono dan Rastati ini, kini mulai membuahkan hasil. Para pemesan batiknya tidak hanya dari Wonosobo namun juga dari luar daerah.
Dalam kilas balik berdirinya batik Kembangkeli, lanjut dia seetidaknya pernah di tampilkan pada acara proklamasi Indonesia Award dan Nasional Cultur Show di Semarang bersama Exsis modeling Bayu Ramli.
“Saya bersyukur karena dinobatkan menjadi the best desainer,” ucapnya bangga.
Kiprah dari Yohana tidak hanya itu saja. Dia juga mengaku pernah di Trens News Year Model di Jogjakarta. Dalam waktu tak lama lagi batik kembangkeli karyanya bakal ditampilkan dalam acara Kampung Lerep bersama perancanag model beken dari kota gudeg dan lumpia.
“Kalau di lokalan Wonosobo tak terhitung jumlahnya,” ujar Yohana menjelaskan.
Yohana mengaku benar-benar piawai memoles batik kain basah selepas mengikuti pelatihan penguasaan gallery boutique dan artshop di Jogja Tourism Training Centtre yang diselenggarakan Disperindag Provinsi Jawa Tengah. Selain itu juga ikut pelatihan e-commerce dan promosi produk UKM.
Dibantu tujuh karyawannya kini batiknya terus berinofasi menyelaraskan gaya-gaya pakaian yang lagi ngetren. Itu dia desain sendiri. Namun khusus untuk proses chanting, pewarnaan dan yang lain Yohana mengaku dikerjakan karyawannya.
“Sebulan bisa 20 potong batik kami buat. Yang lagi unik motif limited edition (atau edisi terbatas). Harga kami patok per potong kain Rp 85.000 - Rp 250.000,tergantung dari motif dan bahan yang digunakan,” pungkas dia. [R/Yudi]
Diputus Pacar, Siswa SMA Paninggaran Minum Racun Serangga
Karanganyar - Akibat cintanya diputus oleh pujaan hatinya, Wahyu Prasetyo (16) siswa kelas XI SMAN Paninggaran, Kamis siang (16/6), nekat meminum racun serangga untuk mencoba mengakhiri hidupnya sendiri.
Beruntung, peristiwa itu cepat diketahui oleh ibunya, sehingga nyawa siswa kelas XI itu tertolong. Oleh keluarga, korban langsung di bawa ke Puskemas terdekat, namun selang beberapa saat kemudian dirujuk ke RSUD Kajen, di Karanganyar. Korban pun langsung dirawat di ruang IGD guna mendapatkan perawatan medis.
Keterangan yang dihimpun, Wahyu ditemukan sudah tergeletak di dalam kamar rumahnya, oleh ibunya setelah beberapa menit pulang dari sekolah. Ibunya kaget karena dikamarnya berbau cairan racun serangga. Saat ditemukan mulut korban sudah memunculkan busa.
Kasat Reskrim Bambang Purnomo ketika dikonfirmasi menyatakan, membenarkan adanya percobaan bunuh diri dengan cara meminum racun serangga yang dilakukan oleh salah satu siswa SMAN Paninggaran. Hal itu, jelas dia disebabkan karena diputus cinta oleh kekasihnya, sehingga korban nekat melakukan perbuatan tersebut.
"Korban saat ini sedang dirawat di RSUD Kajen," terang dia.
Kerabat korban Suhendro mengutarakan, perbuatan nekat saudaranya itu diduga lantaran khawatir dan taku tidak naik kelas. Sebab, lanjut dia nilai dari mata pelajarannya tidak baik."Mungkin karena takut tidak naik kelas, saudara saya itu nekat minum racun, namun hal itu belum diketahui secara pasti dan masih dugaan saja," terang dia.
Hal senada disampaikan Ayah korban, Setiyo yang menemani anaknya dirawat di RSUD Kajen. Tapi, ketika ditanya mengenai penyebab perbuatan nekat dari anaknya itu, ia tidak berkomentar banyak. "Semula tidak ada masalah," kata dia singkat sambil menampakkan raut muka sedih. [R/CN]
Beruntung, peristiwa itu cepat diketahui oleh ibunya, sehingga nyawa siswa kelas XI itu tertolong. Oleh keluarga, korban langsung di bawa ke Puskemas terdekat, namun selang beberapa saat kemudian dirujuk ke RSUD Kajen, di Karanganyar. Korban pun langsung dirawat di ruang IGD guna mendapatkan perawatan medis.
Keterangan yang dihimpun, Wahyu ditemukan sudah tergeletak di dalam kamar rumahnya, oleh ibunya setelah beberapa menit pulang dari sekolah. Ibunya kaget karena dikamarnya berbau cairan racun serangga. Saat ditemukan mulut korban sudah memunculkan busa.
Kasat Reskrim Bambang Purnomo ketika dikonfirmasi menyatakan, membenarkan adanya percobaan bunuh diri dengan cara meminum racun serangga yang dilakukan oleh salah satu siswa SMAN Paninggaran. Hal itu, jelas dia disebabkan karena diputus cinta oleh kekasihnya, sehingga korban nekat melakukan perbuatan tersebut.
"Korban saat ini sedang dirawat di RSUD Kajen," terang dia.
Kerabat korban Suhendro mengutarakan, perbuatan nekat saudaranya itu diduga lantaran khawatir dan taku tidak naik kelas. Sebab, lanjut dia nilai dari mata pelajarannya tidak baik."Mungkin karena takut tidak naik kelas, saudara saya itu nekat minum racun, namun hal itu belum diketahui secara pasti dan masih dugaan saja," terang dia.
Hal senada disampaikan Ayah korban, Setiyo yang menemani anaknya dirawat di RSUD Kajen. Tapi, ketika ditanya mengenai penyebab perbuatan nekat dari anaknya itu, ia tidak berkomentar banyak. "Semula tidak ada masalah," kata dia singkat sambil menampakkan raut muka sedih. [R/CN]
Antasari Korban Praktik Peradilan Sesat
Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshidiqie menilai bahwa mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Antasari Azhar merupakan korban dari praktik peradilan sesat di Indonesia.
"Antasari merupakan salah satu korban praktik peradilan sesat di tanah air. Bahkan bukan hanya dia, tapi banyak kasus seperti kasus Mbok Minah," kata Jimly udai rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR di Gedung DPR, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kasus Antasari Azhar ini membuktikan bahwa sistem peradilan di Indonesia cenderung menegakkan peraturan, bukan menegakkan keadilan.
"Jadi, semua aparat penegak hukum cenderung menegakkan peraturan, bukan keadilan," tambah Jimly.
Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini menegaskan, telah terjadi kerusakan di semua lini peradilan. Untuk memperbaiki hal tersebut, lanjut Jimly, diperlukan penataan sistem peradilan yang radikal agar sistem hukum dan penegakan hukum bisa berjalan.
Pernyataan Jimly tersebut diperkuat dengan adanya pertemuan antara komisioner Komisi Yudisial Taufiqurrahman Syahuri dengan Antasari Azhar di Lapas Tangerang hari ini untuk mengkonfirmasi dugaan pelanggaran-pelanggaran kode etik hakim yang menangani kasus Antasari Azhar. [R/Ant]
"Antasari merupakan salah satu korban praktik peradilan sesat di tanah air. Bahkan bukan hanya dia, tapi banyak kasus seperti kasus Mbok Minah," kata Jimly udai rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR di Gedung DPR, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kasus Antasari Azhar ini membuktikan bahwa sistem peradilan di Indonesia cenderung menegakkan peraturan, bukan menegakkan keadilan.
"Jadi, semua aparat penegak hukum cenderung menegakkan peraturan, bukan keadilan," tambah Jimly.
Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini menegaskan, telah terjadi kerusakan di semua lini peradilan. Untuk memperbaiki hal tersebut, lanjut Jimly, diperlukan penataan sistem peradilan yang radikal agar sistem hukum dan penegakan hukum bisa berjalan.
Pernyataan Jimly tersebut diperkuat dengan adanya pertemuan antara komisioner Komisi Yudisial Taufiqurrahman Syahuri dengan Antasari Azhar di Lapas Tangerang hari ini untuk mengkonfirmasi dugaan pelanggaran-pelanggaran kode etik hakim yang menangani kasus Antasari Azhar. [R/Ant]
Pesan Pelestarian Lingkungan dari Lomba Mural
Blora - Ratusan siswa SMAN 2 Blora Blora itu berjibaku dengan kuas dan cat minyak. Mereka menggoreskan kuas, dan 'memberi ruh' pada tembok pagar sekolah mereka. Dan, sejak dimulai sekitar pukul 08.00 hingga adzan dhuhur terdengar, hampir sempurna sudah pekerjaan mereka melukis tembok itu.
Keringat membasahi kulit. Namun ratusan siswa itu tak memedulikannya. Saling bantu, setiap kelompok seakan ingin menyuguhkan yang terbaik dalam 'mewarnai' tembok dengan aneka lukisan, yang mengusung tema 'Hutan Penyangga Kehidupan'.
Ya, itulah suasana lomba melukis di tembok pagar (mural) di SMAN 2 Blora. Sesekali, guru-guru menghampiri anak didiknya yang sibuk dengan kuas dan cat minyak itu. ''Lomba mural ini dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia,'' ujar Cicik Dian Pratywi, Ketua panitia.
Untuk peserta lomba, kata Cicik, adalah siswa kelas X dan XI. ''Setiap kelas paling tidak harus mengikutkan satu kelompok. Mengenai peralatan, ada sedikit subsidi dari sekolah, yaitu Rp 100.000 per kelompok.''
Lestarikan Lingkungan
Kegiatan yang digelar oleh SMAN 2 Blora itu, memiliki misi mengingatkan kepada masyarakat luas tentang lingkungan yang semakin kritis. ''Dengan ini kami mengajak kepada masyarakat untuk gemar menanam pohon dan tidak suka merusak hutan. Hutan adalag penyangga kehidupan,'' terang Cicik.
Rini Widiastuti, guru mata pelajaran pendidikan lingkungan mengutarakan, kegiatan dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup yang digelar, adalah untuk mempraktekkan apa yang telah anak-anak terima di kelas.
''Selain lomba melukis mural, anak-anak bersama guru juga melakukan penanaman pohon di sekitar sekolah,'' ujarnya. ''Sebelumnya, setiap siswa juga diberi tugas melukis di atas dengan tema persis seperti lomba mural,'' lanjutnya.
Berbagai lukisan yang menggambarkan pohon dan lingkungan yang rusan dengan media cat di atas kertas itu jumlahnya mencapai 203 buah. Lukisan-lukisan itu dipamerkan di Joglo Padma Widya.
Berbagai pesan pelestarian lingkungan tertuang dalam lukisan-lukisan itu. Seperti, merdeka hidupku karena hutan, hutan sumber kehidupan, selamatkan bumi dari kerusakan, stop global warming, dan biarkan aku hidup untuk hidupmu.
Kegiatan yang diselenggarakan para siswa SMAN 2 itupun menarik Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Blora Ratnani Widowati untuk datang. Ia menghadiri acara tersebut didampingi oleh M Afandi, ketua panitia peringatan hari lingkungan hidup sedunia untuk tingkat kabupaten.
''Sebelum pamit, Ibu Ratnanti sempat menorehkan kesan terkait penyelenggaraan peringatan hari lingkungan oleh SMAN 2 Blora. Kepala BLH itu meminta agar kegiatan ini bisa diselenggarakan di tahun-tahun mendatang,'' jelas Rini. [R]
Keringat membasahi kulit. Namun ratusan siswa itu tak memedulikannya. Saling bantu, setiap kelompok seakan ingin menyuguhkan yang terbaik dalam 'mewarnai' tembok dengan aneka lukisan, yang mengusung tema 'Hutan Penyangga Kehidupan'.
Ya, itulah suasana lomba melukis di tembok pagar (mural) di SMAN 2 Blora. Sesekali, guru-guru menghampiri anak didiknya yang sibuk dengan kuas dan cat minyak itu. ''Lomba mural ini dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia,'' ujar Cicik Dian Pratywi, Ketua panitia.
Untuk peserta lomba, kata Cicik, adalah siswa kelas X dan XI. ''Setiap kelas paling tidak harus mengikutkan satu kelompok. Mengenai peralatan, ada sedikit subsidi dari sekolah, yaitu Rp 100.000 per kelompok.''
Lestarikan Lingkungan
Kegiatan yang digelar oleh SMAN 2 Blora itu, memiliki misi mengingatkan kepada masyarakat luas tentang lingkungan yang semakin kritis. ''Dengan ini kami mengajak kepada masyarakat untuk gemar menanam pohon dan tidak suka merusak hutan. Hutan adalag penyangga kehidupan,'' terang Cicik.
Rini Widiastuti, guru mata pelajaran pendidikan lingkungan mengutarakan, kegiatan dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup yang digelar, adalah untuk mempraktekkan apa yang telah anak-anak terima di kelas.
''Selain lomba melukis mural, anak-anak bersama guru juga melakukan penanaman pohon di sekitar sekolah,'' ujarnya. ''Sebelumnya, setiap siswa juga diberi tugas melukis di atas dengan tema persis seperti lomba mural,'' lanjutnya.
Berbagai lukisan yang menggambarkan pohon dan lingkungan yang rusan dengan media cat di atas kertas itu jumlahnya mencapai 203 buah. Lukisan-lukisan itu dipamerkan di Joglo Padma Widya.
Berbagai pesan pelestarian lingkungan tertuang dalam lukisan-lukisan itu. Seperti, merdeka hidupku karena hutan, hutan sumber kehidupan, selamatkan bumi dari kerusakan, stop global warming, dan biarkan aku hidup untuk hidupmu.
Kegiatan yang diselenggarakan para siswa SMAN 2 itupun menarik Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Blora Ratnani Widowati untuk datang. Ia menghadiri acara tersebut didampingi oleh M Afandi, ketua panitia peringatan hari lingkungan hidup sedunia untuk tingkat kabupaten.
''Sebelum pamit, Ibu Ratnanti sempat menorehkan kesan terkait penyelenggaraan peringatan hari lingkungan oleh SMAN 2 Blora. Kepala BLH itu meminta agar kegiatan ini bisa diselenggarakan di tahun-tahun mendatang,'' jelas Rini. [R]
Tidak Puas Vonis 15 Tahun Ba'asyir, Jaksa Nyatakan Banding
Jakarta - Pimpinan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abubakar Ba'asyir divonis 15 tahun penjara oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Senada dengan pihak Ba'asyir, Jaksa Penuntut Umum (JPU) juga menyatakan banding terhadap putusan ini.
"Hakim kan memutus pasal subsider (yang terbukti), kita lebih subsider, jadi kita pikir-pikir tujuh hari untuk mengajukan banding," ujar salah satu Jaksa Penuntut Umum (JPU) perkara Ba'asyir, Bambang S saat ditemui wartawan di Kejagung, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Kamis (16/6/2011).
Terhadap putusan hakim tersebut, Bambang mengakui pihaknya sedikit merasa tidak puas. Pasalnya, dakwaan yang dinyatakan terbukti oleh Majelis Hakim berbeda dengan dakwaan yang terbukti menurut JPU.
Seperti diketahui dalam tuntutannya, JPU menyatakan Ba'asyir terbukti bersalah melakukan dakwaan lebih subsider, yakni pasal 14 jo pasal 11 UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Terorisme. Namun dalam putusannya, Majelis Hakim yang diketuai Herry Swantoro menyatakan Ba'asyir terbukti secara bersalah dan meyakinkan melakukan tindak pidana terorisme sebagaimana dakwaan subsider, yakni pasal 14 jo pasal 7 UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Terorisme.
"Ada yang puas, ada bagian yang tidak puas, makanya kita mengajukan banding. Tidak puasnya masalah pasal berbeda dan hukumannya juga," tuturnya.
Lebih lanjut, Bambang menyatakan bahwa jaksa tidak mempermasalahkan lamanya hukuman yang dijatuhkan Majelis Hakim PN Jaksel. Yang jelas, dalam waktu 7 hari ke depan jaksa akan mempersiapkan permohonan bandingnya.
"Ini bukan masalah dua pertiga, di pasal itu tidak ada yang paling lama, ancamannya hanya seumur hidup dan hukuman mati itu di pasal 14 jo pasal 11. Tenggang waktu tujuh hari kita gunakan format banding," tandasnya.
Hari ini, Ba'asyir divonis 15 tahun penjara oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sebelumnya, Ba'asyir dituntut hukuman seumur hidup oleh jaksa penuntut umum (JPU).
"Menyatakan terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pindana terorisme dalam dakwaan subsider. Menjatuhkan pidana dengan pidana penjara selama 15 tahun," ucap Ketua Majelis Hakim Herry Swantoro dalam sidang pembacaan vonis di PN Jaksel.
Sementara dalam dakwaan primer, hakim menyatakan tidak terbukti. "Tidak terbukti sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan. Membebaskan Abubakar Ba'asyir dari dakwaan primer tersebut," kata Herry.
Pada 9 Mei lalu, jaksa menuntut Ba'asyir dengan hukuman pidana seumur hidup. Menurut JPU, Ba'asyir terbukti telah merencanakan dan mengumpulkan dana untuk tindak pidana terorisme, dalam hal ini untuk pelatihan militer di Aceh. Dana yang digelontorkan ke Aceh oleh Ba'asyir disebut jaksa mencapai Rp 1,39 miliar.
Pria berumur 72 tahun itu dijerat dengan 7 pasal berlapis. Ba'asyir dijerat dengan dakwaan primer pasal 14 juncto pasal 9 UU tentang pemberantasan tindak pidana terorisme. Subsider 14 juncto pasal 7, lebih subsider 14 jo pasal 11, lebih lebih subsider pasal 15 jo pasal 9, ke bawahnya lagi pasal 15 jo pasal 7, ke bawahnya lagi pasal 15 jo pasal 11, terakhir pasal 13 huruf a. [R/dtc]
"Hakim kan memutus pasal subsider (yang terbukti), kita lebih subsider, jadi kita pikir-pikir tujuh hari untuk mengajukan banding," ujar salah satu Jaksa Penuntut Umum (JPU) perkara Ba'asyir, Bambang S saat ditemui wartawan di Kejagung, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Kamis (16/6/2011).
Terhadap putusan hakim tersebut, Bambang mengakui pihaknya sedikit merasa tidak puas. Pasalnya, dakwaan yang dinyatakan terbukti oleh Majelis Hakim berbeda dengan dakwaan yang terbukti menurut JPU.
Seperti diketahui dalam tuntutannya, JPU menyatakan Ba'asyir terbukti bersalah melakukan dakwaan lebih subsider, yakni pasal 14 jo pasal 11 UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Terorisme. Namun dalam putusannya, Majelis Hakim yang diketuai Herry Swantoro menyatakan Ba'asyir terbukti secara bersalah dan meyakinkan melakukan tindak pidana terorisme sebagaimana dakwaan subsider, yakni pasal 14 jo pasal 7 UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Terorisme.
"Ada yang puas, ada bagian yang tidak puas, makanya kita mengajukan banding. Tidak puasnya masalah pasal berbeda dan hukumannya juga," tuturnya.
Lebih lanjut, Bambang menyatakan bahwa jaksa tidak mempermasalahkan lamanya hukuman yang dijatuhkan Majelis Hakim PN Jaksel. Yang jelas, dalam waktu 7 hari ke depan jaksa akan mempersiapkan permohonan bandingnya.
"Ini bukan masalah dua pertiga, di pasal itu tidak ada yang paling lama, ancamannya hanya seumur hidup dan hukuman mati itu di pasal 14 jo pasal 11. Tenggang waktu tujuh hari kita gunakan format banding," tandasnya.
Hari ini, Ba'asyir divonis 15 tahun penjara oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sebelumnya, Ba'asyir dituntut hukuman seumur hidup oleh jaksa penuntut umum (JPU).
"Menyatakan terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pindana terorisme dalam dakwaan subsider. Menjatuhkan pidana dengan pidana penjara selama 15 tahun," ucap Ketua Majelis Hakim Herry Swantoro dalam sidang pembacaan vonis di PN Jaksel.
Sementara dalam dakwaan primer, hakim menyatakan tidak terbukti. "Tidak terbukti sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan. Membebaskan Abubakar Ba'asyir dari dakwaan primer tersebut," kata Herry.
Pada 9 Mei lalu, jaksa menuntut Ba'asyir dengan hukuman pidana seumur hidup. Menurut JPU, Ba'asyir terbukti telah merencanakan dan mengumpulkan dana untuk tindak pidana terorisme, dalam hal ini untuk pelatihan militer di Aceh. Dana yang digelontorkan ke Aceh oleh Ba'asyir disebut jaksa mencapai Rp 1,39 miliar.
Pria berumur 72 tahun itu dijerat dengan 7 pasal berlapis. Ba'asyir dijerat dengan dakwaan primer pasal 14 juncto pasal 9 UU tentang pemberantasan tindak pidana terorisme. Subsider 14 juncto pasal 7, lebih subsider 14 jo pasal 11, lebih lebih subsider pasal 15 jo pasal 9, ke bawahnya lagi pasal 15 jo pasal 7, ke bawahnya lagi pasal 15 jo pasal 11, terakhir pasal 13 huruf a. [R/dtc]
VIDEO MESUM KEPALA SEKOLAH BEREDAR DI CIANJUR
Cianjur - Masyarakat Cianjur, Jabar, Rabu, dihebohkan video mesum berdurasi 1 menit 7 detik, yang pemeran prianya diduga seorang kepala sekolah di salah satu SDN di Cianjur bagian selatan.
Dalam video yang saat ini, beredar luas di masyarakat dan sejumlah jurnalis media itu, terlihat seorang kepala sekolah berinisial Az (45), melakukan adegan layaknya suami istri dengan seorang perempuan paruh baya yang diduga bukan istri sahnya.
Kepala Pusbindik Kecamatan Sidangbarang, Pipin, membenarkan keberadaan video mesum yang melibatkan kepala sekolah yang menjadi binaanya itu. Dimana video tersebut, dibuat untuk koleksi pribadi pelaku pada tahun 2007.
"Memang benar, pelakunya seorang kepala sekolah, tapi kejadiannya sudah lama. Bahkan yang bersangkutan sudah membuat surat pernyataan," katanya.
Namun dia tidak menjelaskan, isi surat pernyataan yang ditandatangani Az tersebut. Bahkan dia, tidak menyebutkan sanksi yang diberikan terhadap pelaku atas perbuatan asusila yang telah dilakukan dan direkam secara sengaja.
Sedangkan Az, yang diduga pemeran pria dalam film yang saat ini diburu berbagai kalangan itu, membantah keras kalau yang ada di dalam video tersebut adalah dirinya. Dia bahkan mengaku tidak pernah mengetahui persoalan video mesum kepala sekolah tersebut.
"Saya tidak pernah membuat pernyataan apalagi melakukan tindakan yang dapat memalukan diri saya pribadi dan keluarga," kilahnya.
Sementara itu, beberapa orang masyarakat yang memiliki video mesum tersebut, mengaku sangat mengenal wajah pemeran pria yang diketahui sebagai kepala sekolah di salah satu SDN di Kecamatan Sindangbarang.
"Saya kebetulan dapat dari teman sesama guru. Setelah saya perhatian wajahnya sangat mirip dengan kepala sekolah di salah satu SD di wilayah selatan karena kami pernah bertemu. Tapi benar atau tidak saya juga tidak tahu," katanya. [R/Ant]
Dalam video yang saat ini, beredar luas di masyarakat dan sejumlah jurnalis media itu, terlihat seorang kepala sekolah berinisial Az (45), melakukan adegan layaknya suami istri dengan seorang perempuan paruh baya yang diduga bukan istri sahnya.
Kepala Pusbindik Kecamatan Sidangbarang, Pipin, membenarkan keberadaan video mesum yang melibatkan kepala sekolah yang menjadi binaanya itu. Dimana video tersebut, dibuat untuk koleksi pribadi pelaku pada tahun 2007.
"Memang benar, pelakunya seorang kepala sekolah, tapi kejadiannya sudah lama. Bahkan yang bersangkutan sudah membuat surat pernyataan," katanya.
Namun dia tidak menjelaskan, isi surat pernyataan yang ditandatangani Az tersebut. Bahkan dia, tidak menyebutkan sanksi yang diberikan terhadap pelaku atas perbuatan asusila yang telah dilakukan dan direkam secara sengaja.
Sedangkan Az, yang diduga pemeran pria dalam film yang saat ini diburu berbagai kalangan itu, membantah keras kalau yang ada di dalam video tersebut adalah dirinya. Dia bahkan mengaku tidak pernah mengetahui persoalan video mesum kepala sekolah tersebut.
"Saya tidak pernah membuat pernyataan apalagi melakukan tindakan yang dapat memalukan diri saya pribadi dan keluarga," kilahnya.
Sementara itu, beberapa orang masyarakat yang memiliki video mesum tersebut, mengaku sangat mengenal wajah pemeran pria yang diketahui sebagai kepala sekolah di salah satu SDN di Kecamatan Sindangbarang.
"Saya kebetulan dapat dari teman sesama guru. Setelah saya perhatian wajahnya sangat mirip dengan kepala sekolah di salah satu SD di wilayah selatan karena kami pernah bertemu. Tapi benar atau tidak saya juga tidak tahu," katanya. [R/Ant]
Perbup Penyelamatan Rawa Pening Perlu Dibentuk
Semarang - Peraturan bupati (Perbup) mengenai penyelamatan Danau Rawa Pening perlu segera disusun. Pasalnya, faktor penyebab kerusakan danau seluas lebih kurang 2.670 hektare itu dinilai tak lagi sederhana.
Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Semarang Achsin Ma'ruf menegaskan, kondisi Danau Rawa Pening ditentukan pula oleh lingkungan sekitarnya. Dicontohkan, salah satu penyebab adalah tak terkendalinya penebangan pohon di daerah konservasi di dataran atas danau tersebut.
Selain itu, 16 aliran sungai yang bermuara di rawa tersebut, selama ini berpotensi tercemar sampah, baik endapan lumpur maupun sisa aktivitas sosial dan rumah tangga.
"Harus ada ketegasan, penebangan tanaman keras dibatasi, dan tidak diperbolehkan membuang sampah di kali," katanya, dalam pertemuan dengan bupati di ruang rapat pimpingan DPRD Kamis (16/6).
Tidak hanya itu, menurutnya, banyaknya penambangan galian C di lingkungan sekitar rawa juga mempercepat terjadinya sedimentasi. Terkait aktivitas sosial nelayan di rawa tersebut, menurutnya juga perlu diatur dengan perbup.
Pasalnya, berdasarkan data BPS 2010, jumlah nelayan ini mencapai 2.600 orang. Keberadaan mereka, bahkan dapat mendukung upaya normalisasi Rawa Pening. Pemkab dan para nelayan dapat bekerjasama mengawali penanganan rawa dengan program kebersihan maupun pemberdayaan.
"Setidaknya, ini yang bisa kita perbuat, soal sedimentasi, pusat yang mampu menangani secara langsung dengan pengerukan," ujarnya.
Wakil Komisi B The Hok Hiong mengatakan, jika perlu ke depan harus ada perda terkait penyelamatan Danau Rawa pening. Namun, jika kondisi saat ini dirasa mepet waktu, sementara diatur dengan perbup.
"Larangan membuang sampah di sungai, terutama yang merupakan hulu rawa ini perlu ditegaskan dengan aturan. Kalau tidak demikian, kondisi rawa selamanya akan rusak, bahkan lebih parah," katanya.
Bupati Mundjirin, dikonfirmasi usai pertemuan itu, menjelaskan, usulan adanya perda atau perbup dinilai baik. Pihaknya sepakat untuk segera menyusunnya, terutama perbup. Namun, ditegaskan, gerakan penyelamatan danau itu tidak perlu menunggu aturan.
"Kita akan mulai dengan gerakan kebersihan di sekitar Rawa Pening. Kepala BLH akan mengagendakannya. Selain itu, kita akan diskusi dengan masyarakat," ungkapnya. [R/CN]
Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Semarang Achsin Ma'ruf menegaskan, kondisi Danau Rawa Pening ditentukan pula oleh lingkungan sekitarnya. Dicontohkan, salah satu penyebab adalah tak terkendalinya penebangan pohon di daerah konservasi di dataran atas danau tersebut.
Selain itu, 16 aliran sungai yang bermuara di rawa tersebut, selama ini berpotensi tercemar sampah, baik endapan lumpur maupun sisa aktivitas sosial dan rumah tangga.
"Harus ada ketegasan, penebangan tanaman keras dibatasi, dan tidak diperbolehkan membuang sampah di kali," katanya, dalam pertemuan dengan bupati di ruang rapat pimpingan DPRD Kamis (16/6).
Tidak hanya itu, menurutnya, banyaknya penambangan galian C di lingkungan sekitar rawa juga mempercepat terjadinya sedimentasi. Terkait aktivitas sosial nelayan di rawa tersebut, menurutnya juga perlu diatur dengan perbup.
Pasalnya, berdasarkan data BPS 2010, jumlah nelayan ini mencapai 2.600 orang. Keberadaan mereka, bahkan dapat mendukung upaya normalisasi Rawa Pening. Pemkab dan para nelayan dapat bekerjasama mengawali penanganan rawa dengan program kebersihan maupun pemberdayaan.
"Setidaknya, ini yang bisa kita perbuat, soal sedimentasi, pusat yang mampu menangani secara langsung dengan pengerukan," ujarnya.
Wakil Komisi B The Hok Hiong mengatakan, jika perlu ke depan harus ada perda terkait penyelamatan Danau Rawa pening. Namun, jika kondisi saat ini dirasa mepet waktu, sementara diatur dengan perbup.
"Larangan membuang sampah di sungai, terutama yang merupakan hulu rawa ini perlu ditegaskan dengan aturan. Kalau tidak demikian, kondisi rawa selamanya akan rusak, bahkan lebih parah," katanya.
Bupati Mundjirin, dikonfirmasi usai pertemuan itu, menjelaskan, usulan adanya perda atau perbup dinilai baik. Pihaknya sepakat untuk segera menyusunnya, terutama perbup. Namun, ditegaskan, gerakan penyelamatan danau itu tidak perlu menunggu aturan.
"Kita akan mulai dengan gerakan kebersihan di sekitar Rawa Pening. Kepala BLH akan mengagendakannya. Selain itu, kita akan diskusi dengan masyarakat," ungkapnya. [R/CN]
Rabu, 15 Juni 2011
Jasroni, Anggota Banser yang Beristri Sembilan
Ketua Banser Kaliwiro Jasromi menjadi anggota Banser sejak organisasi ini didirikan sesuai khitah Nahdlatul Ulama tahun 1926. Pada era 1958 itulah ia mulai bertugas. Usianya kini sudah 101 tahun. Namun badannya masih tegap.Dalam perjalanan hidupnya istrinya sebanyak 9 orang. Ia memiliki anak 16 orang. Enam isterinya telah berpulang. Kini ia hidup bersama tiga istri.
Wonosobo - Keriput tulang pipi Jasromi seakan menjadi saksi kiprahnya sebagai abdi masyarakat. Memang kadang orang semacam ini jarang sekali terendus media. Namun di kabupaten Wonosobo perannya cukup signifikan. Tidak hanya sebagai anggota Banser namun juga menjadi mandor hutan sejak zaman dulu hingga sekarang. Ia tak ubahnya pahlawan penjaga kelestari alam Wonosobo.
Menurut warga yang beralamat di Desa Winongsari Kecamatan Kaliwiro ini memiliki catatan unik sepanjang hidupnya. Ia turut mendukung gerakan banser pada tahun 1964. Dalam perjalanan waktu yang terus bergulir lelaki tua bertubuh kurus ini pernah memenangi zaman Anshor era Perjuangan Islam Indonesia (PII) melawan penjajah.
“Setelah Islam Hizbullah ia turut ngaji di pondok pesantrennya KH Kahar Muzakar daerah Sapuran. Saya pernah jadi menjadi buruh di pabrik teh Tambi,” paparnya ketika ditanya anggota Banser saat harlah ke 77 di alun-alun Wonosobo Sabtu (30/4).
Mbah Jasromi, demikian akrab disapa, mengaku memiliki Sembilan isteri. Nama-nama isterinya antara lain Parsiyah, Murni, Maryasri, Rahayu, Sulasih, Romdiyah, Murni, Maryam, dan Jumiyati. Namun seusai diantara 9 isterinya melahirkan 16 anaknya enam isterinya meninggal dunia.
“Enam isteri saya meninggal terserang penyakit stroke. Kini tinggal tiga,” katanya.
Dalam memimpin keluarga besarnya yang tak mudah dilakukan banyak orang, kakek puluhan cucu ini memiliki kiat dan cara unik tersendiri untuk menghadapinya. Menurut dia, adil adalah kuncinya. Implementasi tersebut, lanjut dia, berkunjung ke rumah isteri selama tujuh hari atau seminggu. Kemudian dilanjutkan dari isteri satu ke rumah isteri yang lain.Selama di rumah masing-masing isteri ia memberi nafkah lahir dan batin.
“Kunci utamanya menanamkan hidup apa adanya terhadap isteri dan rasa syukur sebesar-besarnya kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita,” katanya dengan nada optimis tanpa beban.
Kendati sejumlah giginya kini telah tak lagi tumbuh, namun mbah Jasromi tetap nampak gagah. Tak terlihat rasa beban hidup didalam raut mukanya karena ia mengaku hanya menjalankan perintah agama Islam dengan benar-benar tanpa ada rasa canggung dan beban yang terlalu tinggi.
“Kini sebagian besar anak saya sudah menikah. Dulu ketika waktu masih muda masih terus berkunjung ke rumah tiga isteri saya. Namun sekarang saya tinggal bersama isteri yang terakhir,” ucapnya.
Untuk menyambung hidup sehari-hari bersama isterinya terakhir tersebut, mbah Jasromi menjadi petugas Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Ia mengaku cukup gajinya dengan bekerja menjadi mandor di bawah naungan perhutani Kedu Selatan yang berkantor di Kabupaten Purworejo. Tiap hari ia selalu menyisir lorong-lorong terjal berkabut penuh dengan ranting pohon diiringi nyanyian rimba yang masih perawan.
“Sekarang di hari tua saya, saya sudah tenang. Karena saya berprinsip hidup ini tinggal menjalani saja,” ucapnya.
Ditanya bagaimana kiat agar panjang umur lelaki tua yang masih mengenakan seragam Ansor itu terkekeh.Apalagi tertawanya disambut puluhan personel Banser lain yang turut mengelilinginya. Namun meski tak menyebut pasti, mbah Jasromi seakan menjelaskan rahasia hidup hingga berusia 101 tahun.
“ Saya hanya bersyukur saja menjalani hidup ini. Itu buah manis dari iman kepada Allah SWT,” katanya penuh semangat.
Menurutnya kondisi hutan Wonosobo antara zaman dahulu dengan sekarang jauh berbeda. Jika dulu alam Wonosobo masih hijau dan lebat dengan aneka tumbuh-tumbuhan. Namun saat ini sebagaian sudah rusak akibat kerakusan manusia. Padahal pohon keberadaannya sangat vital.
“Alam hutan di Wonosobo harus di selamatkan. Paling tidak butuh puasa menebang pohon hingga 50 tahun baru bisa benar-benar kembali sediakala. Kalau tidak ancaman bencana tanah longsor ini akan terus terjadi hampir di semua wilayah Wonosobo,”pungkasnya. [R/Yudi]
Wonosobo - Keriput tulang pipi Jasromi seakan menjadi saksi kiprahnya sebagai abdi masyarakat. Memang kadang orang semacam ini jarang sekali terendus media. Namun di kabupaten Wonosobo perannya cukup signifikan. Tidak hanya sebagai anggota Banser namun juga menjadi mandor hutan sejak zaman dulu hingga sekarang. Ia tak ubahnya pahlawan penjaga kelestari alam Wonosobo.
Menurut warga yang beralamat di Desa Winongsari Kecamatan Kaliwiro ini memiliki catatan unik sepanjang hidupnya. Ia turut mendukung gerakan banser pada tahun 1964. Dalam perjalanan waktu yang terus bergulir lelaki tua bertubuh kurus ini pernah memenangi zaman Anshor era Perjuangan Islam Indonesia (PII) melawan penjajah.
“Setelah Islam Hizbullah ia turut ngaji di pondok pesantrennya KH Kahar Muzakar daerah Sapuran. Saya pernah jadi menjadi buruh di pabrik teh Tambi,” paparnya ketika ditanya anggota Banser saat harlah ke 77 di alun-alun Wonosobo Sabtu (30/4).
Mbah Jasromi, demikian akrab disapa, mengaku memiliki Sembilan isteri. Nama-nama isterinya antara lain Parsiyah, Murni, Maryasri, Rahayu, Sulasih, Romdiyah, Murni, Maryam, dan Jumiyati. Namun seusai diantara 9 isterinya melahirkan 16 anaknya enam isterinya meninggal dunia.
“Enam isteri saya meninggal terserang penyakit stroke. Kini tinggal tiga,” katanya.
Dalam memimpin keluarga besarnya yang tak mudah dilakukan banyak orang, kakek puluhan cucu ini memiliki kiat dan cara unik tersendiri untuk menghadapinya. Menurut dia, adil adalah kuncinya. Implementasi tersebut, lanjut dia, berkunjung ke rumah isteri selama tujuh hari atau seminggu. Kemudian dilanjutkan dari isteri satu ke rumah isteri yang lain.Selama di rumah masing-masing isteri ia memberi nafkah lahir dan batin.
“Kunci utamanya menanamkan hidup apa adanya terhadap isteri dan rasa syukur sebesar-besarnya kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita,” katanya dengan nada optimis tanpa beban.
Kendati sejumlah giginya kini telah tak lagi tumbuh, namun mbah Jasromi tetap nampak gagah. Tak terlihat rasa beban hidup didalam raut mukanya karena ia mengaku hanya menjalankan perintah agama Islam dengan benar-benar tanpa ada rasa canggung dan beban yang terlalu tinggi.
“Kini sebagian besar anak saya sudah menikah. Dulu ketika waktu masih muda masih terus berkunjung ke rumah tiga isteri saya. Namun sekarang saya tinggal bersama isteri yang terakhir,” ucapnya.
Untuk menyambung hidup sehari-hari bersama isterinya terakhir tersebut, mbah Jasromi menjadi petugas Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Ia mengaku cukup gajinya dengan bekerja menjadi mandor di bawah naungan perhutani Kedu Selatan yang berkantor di Kabupaten Purworejo. Tiap hari ia selalu menyisir lorong-lorong terjal berkabut penuh dengan ranting pohon diiringi nyanyian rimba yang masih perawan.
“Sekarang di hari tua saya, saya sudah tenang. Karena saya berprinsip hidup ini tinggal menjalani saja,” ucapnya.
Ditanya bagaimana kiat agar panjang umur lelaki tua yang masih mengenakan seragam Ansor itu terkekeh.Apalagi tertawanya disambut puluhan personel Banser lain yang turut mengelilinginya. Namun meski tak menyebut pasti, mbah Jasromi seakan menjelaskan rahasia hidup hingga berusia 101 tahun.
“ Saya hanya bersyukur saja menjalani hidup ini. Itu buah manis dari iman kepada Allah SWT,” katanya penuh semangat.
Menurutnya kondisi hutan Wonosobo antara zaman dahulu dengan sekarang jauh berbeda. Jika dulu alam Wonosobo masih hijau dan lebat dengan aneka tumbuh-tumbuhan. Namun saat ini sebagaian sudah rusak akibat kerakusan manusia. Padahal pohon keberadaannya sangat vital.
“Alam hutan di Wonosobo harus di selamatkan. Paling tidak butuh puasa menebang pohon hingga 50 tahun baru bisa benar-benar kembali sediakala. Kalau tidak ancaman bencana tanah longsor ini akan terus terjadi hampir di semua wilayah Wonosobo,”pungkasnya. [R/Yudi]
Komisi E DPRD Jateng Berkunjung ke Kampung Samin
- Dialog Soal Ajaran Sikep
-Blora Sebanyak sembilan anggota Komisi E DPRD Jateng berkunjung ke masyarakat Sikep atau penganut ajaran Samin di di Dukuh Blimbing, Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Blora, Rabu (15/6) siang.
Mereka adalah Masruhan Syamsuri (PPP), Moh Zen Adv (PKB), Bambang Sutoyo (Golkar), Bambang Wahyono (Gerindra), Masluri (PDI P), Slamet Effendi (PDI P), Kukuh Birowo (PD), Wahid Ahmadi (PKS), dan Sri Mary
uni (PAN). Para anggota dewan provinsi itu diterima oleh masyarakat Samin di dukuh itu di rumah Pramugi Prawiro Wijoyo, tokoh samin setempat.
Moh Zen Adv mengatakan, agenda utama dari kunjungan tersebut adalah melihat lebih dekat kultur Samin di Blora. ''Samin merupakan bagian dari keanekaragaman masyarakat Jateng yang unik dan bertahan sampai sekarang.''
Ia mengutarakan, ada banyak pelajaran yang sangat luhur yang bisa dijadikan oleh masyarakat dan bangsa ini dari ajaran yang diwariskan Ki Samin Surosentiko. Banyak ajaran soal kejujuran, kebersamaan, dan gotong royong yang masih dipegang oleh masyarakat Samin ditengah-tengah kondisi masyarakat yang egois dan individualistik,'' paparnya.
Sesi Dialog
Setelah ramah tamah dan makan ala kadarnya yang telah disediakan oleh pihak sedulur-sedulur Sikep, acara dialog pun digelar. Pada kesempatan pertama, Pramugi didaulat untuk memaparkan tentang beberapa ajaran Sikep di depan anggota dewan.
''Ajaran yang dikembangkan oleh Ki Samin Surosentiko adalah Sikep. Ada larangan-larangan di Samin, di antaranya tidak boleh drengki, panasten, mbegal, termasuk korupsi,'' katanya dalam bahasa Jawa.
Dia menambahkan, manusia hidup itu memiliki lima tujuan, yakni demen, becik, rukun, seger, dan waras. ''Ada tiga patokan hidup, yaitu ucap, partikel, dan kelakuan,'' jelasnya.
Menanggapi paparan Pramugi, Bambang Sutoyo pun menimpali, jika semua orang bisa memegang (ngugemi) seperti apa yang diajarkan Ki Samin, maka Indonesia tidak akan ada korupsi. ''Apakan tidak ada sanksi ada dalam Samin jika ada yang melanggar?''
Pramugi pun menjawab, sanksi yang ada lebih pada sanksi sosial. ''Sebenarnya ada sanksi, tetapi yang ada lebih ke sanksi sosial. Orang Samin itu orang yang malu jika melanggar aturan,'' katanya.
Sementara itu, Moh Zen menegaskan, jika kedatangannya beserta rombongan itu memang lebih pada belajar nilai-nilai luhur yang ada dalam ajaran sikep. ''Ini bagin integral di Komisi E yang saat ini menggodok Perda Pendidikan, yang di antaranya memuat pendidikan karakter. Targetnya Agustus nanti Perda sudah rampung,'' pungkasnya. [R]
-Blora Sebanyak sembilan anggota Komisi E DPRD Jateng berkunjung ke masyarakat Sikep atau penganut ajaran Samin di di Dukuh Blimbing, Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Blora, Rabu (15/6) siang.
Mereka adalah Masruhan Syamsuri (PPP), Moh Zen Adv (PKB), Bambang Sutoyo (Golkar), Bambang Wahyono (Gerindra), Masluri (PDI P), Slamet Effendi (PDI P), Kukuh Birowo (PD), Wahid Ahmadi (PKS), dan Sri Mary
uni (PAN). Para anggota dewan provinsi itu diterima oleh masyarakat Samin di dukuh itu di rumah Pramugi Prawiro Wijoyo, tokoh samin setempat.
Moh Zen Adv mengatakan, agenda utama dari kunjungan tersebut adalah melihat lebih dekat kultur Samin di Blora. ''Samin merupakan bagian dari keanekaragaman masyarakat Jateng yang unik dan bertahan sampai sekarang.''
Ia mengutarakan, ada banyak pelajaran yang sangat luhur yang bisa dijadikan oleh masyarakat dan bangsa ini dari ajaran yang diwariskan Ki Samin Surosentiko. Banyak ajaran soal kejujuran, kebersamaan, dan gotong royong yang masih dipegang oleh masyarakat Samin ditengah-tengah kondisi masyarakat yang egois dan individualistik,'' paparnya.
Sesi Dialog
Setelah ramah tamah dan makan ala kadarnya yang telah disediakan oleh pihak sedulur-sedulur Sikep, acara dialog pun digelar. Pada kesempatan pertama, Pramugi didaulat untuk memaparkan tentang beberapa ajaran Sikep di depan anggota dewan.
''Ajaran yang dikembangkan oleh Ki Samin Surosentiko adalah Sikep. Ada larangan-larangan di Samin, di antaranya tidak boleh drengki, panasten, mbegal, termasuk korupsi,'' katanya dalam bahasa Jawa.
Dia menambahkan, manusia hidup itu memiliki lima tujuan, yakni demen, becik, rukun, seger, dan waras. ''Ada tiga patokan hidup, yaitu ucap, partikel, dan kelakuan,'' jelasnya.
Menanggapi paparan Pramugi, Bambang Sutoyo pun menimpali, jika semua orang bisa memegang (ngugemi) seperti apa yang diajarkan Ki Samin, maka Indonesia tidak akan ada korupsi. ''Apakan tidak ada sanksi ada dalam Samin jika ada yang melanggar?''
Pramugi pun menjawab, sanksi yang ada lebih pada sanksi sosial. ''Sebenarnya ada sanksi, tetapi yang ada lebih ke sanksi sosial. Orang Samin itu orang yang malu jika melanggar aturan,'' katanya.
Sementara itu, Moh Zen menegaskan, jika kedatangannya beserta rombongan itu memang lebih pada belajar nilai-nilai luhur yang ada dalam ajaran sikep. ''Ini bagin integral di Komisi E yang saat ini menggodok Perda Pendidikan, yang di antaranya memuat pendidikan karakter. Targetnya Agustus nanti Perda sudah rampung,'' pungkasnya. [R]
Rabu, 11 Mei 2011
Berharap Tangan Pemerintah di Desa Miskin
Bekasi - Seorang bocah laki-laki berkaos kumal bermain layang-layang bersama teman-temannya di satu tanah kosong di Desa Babelan Kota, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Mereka tak menghiraukan debu kotor dan sengatan matahari. Seharusnya anak-anak itu, Muhammad Adrian (8) salah satunya, duduk di bangku sekolah. Sayang, orang tuanya tak bisa membuatnya bersekolah.
Kata Murniyati (23), ibunya, tahun ini seharusnya Adrian sudah kelas dua SD.
"Nanti saja sekolahnya," kata Murni.
Tapi ternyata Adrian ingin memakai baju putih dan celana pendek merah seperti dikenakan umumnya anak-anak seusianya.
"Saya ingin sekolah om, biar jadi ABRI, enak bisa naik pesawat tempur," katanya kepada ANTARA News.
Adrian belum tahu betapa beratnya beban hidup yang mesti ditanggung orangtuanya yang hanya petani kecil.
"Paling besar penghasilan kami sebulan sekitar 300 ribu," kata Murni.
Dia menyambung, "Maklum mas, petani tak bisa ditebak untungnya. kadang laris dan tidak. Jika musim kemarau bisa kering banget dan jika musim hujan, airnya bisa beleber ke dalam rumah."
Rumah Murni berupa bilik bambu dan papan triplek, ubinnya ya tanah. Ukurannya hanya 4 kali 5 meter. Di situ tinggal lima orang.
Yang juga menyayat hati, mereka tak memiliki sumber air, hanya sumur kecil berdiameter 65 cm. Warna airnya sungguh menurunkan selera, karena keruh kecoklatan.
"Satu sumur ini untuk tiga rumah," kata Ramin, Kepada RT 18, RW 03, Desa Babelan Kota.
Untuk buang hajat, penghuni rumah hanya memiliki jamban bertutupkan sarung dan kain. "Kalau mau buang air harus bawa ember dari sumur ini ke jamban," kata Ramin.
Ya, air bersih adalah juga persoalan krusial mereka. "PAM ada tapi untuk bayarnya ini yang bikin pusing," kata Mamad, tetangga Ramin.
Modal Usaha
Jangan anggap mereka miskin karena tak berupaya. Menurut Muhammad Mamad, Kepada RW 03 Desa Babelan Kota, keluarga-keluarga ini tidak malas, mereka bahkan kerap menyampaikan ide-ide cemerlang untu menyiasati kesulitan hidup.
"Masalah kami nggak punya dana," kata Mamad.
Samah (35), tetangga Murni, membenarkan ni. Samah akan segera menjadi nenek karena anak perempuannya yang tamatan SD akan segera melahirkan.
"Saya butuh sekali tambahan modal sekitar Rp500 ribu untuk jualan kue keliling," kata Samah yang terpaksa bekerja karena penghasilan suaminya sebagai penebang pohon per hari hanya Rp40 ribu.
Impian serupa disampaikan Ahmadi (30), tetangga Samah, peternak ayam bekerja untuk orang lain dan diupahi Rp32 ribu per hari.
"Kalau punya peternakan ayam sendiri menjadi lebih mandiri," katanya.
Lain lagi dengan Rojana (26). Dia ingin sekali usaha jual bensin botolan di pasar.
"Sebenarnya saya sudah punya lapak di pasar, tapi berhubung nggak punya dana, nggak kesampaian," kata perempuan bersuamikan buruh di sebuah perusahaan itu.
Herni Hardiani (40) lebih beruntung. Rumahnya pun terbilang bagus. Dia bekerja sebagai penjaga toko kelontong sembako, sedangkan suaminya berprofesi penjahit.
Mereka bahu membahu mencari modal agar bisa tetap menyekolahkan anak-anak.
Yang juga butuh modal usaha adalah Mamad, "Saya sedang mencari modal untuk toko gas sekitar Rp5 juta," katanya.
Mamad berharap pemerintah turun tangan meringankan beban mereka, setidaknya membantu memperlancar mendapatkan modal usaha.
Ironi
Mamad dan kawan-kawan itu seharusnya tidak semenderita seperti itu, apalagi Babelan menyimpan kandungan minyak bumi tinggi.
Neneng Djuari, pegawai Kecamatan Babelan bagian Ekonomi Pembangunan, menyebutkan tak semua desa di Babelan hidup di bawah garis kemiskinan.
Ada dua desa di pinggir laut yang terbilang sangat miskin, yaitu Desa Hurip Jaya dan Pantai Hurip, kata Nenang.
Ironisnya, sambung Neneng, kedua desa itu tak jauh dari letak kilang-kilang minyak PT. Pertamina. "Sampai saat ini kami belum menerima bentuk materi nyata (bantuan) dari PT. Pertamina," katanya.
Neneng mengakui sebagian warga Babelan hidup terlalu miskin sehingga untuk menyekolahkan anaknya pun sulit.
"Banyak anggapan sekolah itu tidak penting dan lebih baik bertani," katanya.
Abdul Choir, Kepala Urusan Kesejahteraan Desa Babelan Kota, menyebutkan total warga miskin di Babelan Kota 2.165 jiwa.
Muhammad Malik, Sekretaris Desa Babelan Kota, menambahkan, "Umumnya petani di sini menyewa lahan dan keuntungannya dibagi kepada pemilik."
Kecamatan Babelan dibagi ke dalam 7 desa dan 2 kelurahan, termasuk Babelan Kota.
PR Pemerintah
Pemerintah bukannya diam menghadapi kesulitan yang dihadapi warga miskin. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan menyebut kemiskinan adalah persoalan regional dan global sehingga harus ditangani ekstra.
"Saya percaya upaya kita bersama harus berkontribusi pada kemampuan kita untuk mengatasi kemiskinan," ujarnya di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu.
Semua lini bekerja, termasuk Kementeria Sosial.
Menurut Direktur Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan Kementerian Sosial Teguh Haryono kementeriannya sedang menggalakan beberapa program unggulan untuk mengentaskan masyarakat miskin di desa.
Salah satunya lewat Program Pemberdayaan Fakir Miskin (P2FM) dengan pendekatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Di bawah skema ini warga miskin bisa mendapatkan modal usaha dari bank.
Menurut Teguh, pada 2010, program ini terbilang mendulang sukses di seluruh 33 provinsi.
"Saat ini sudah ada 390 ribu jiwa yang mendapatkan KUBE dan keberhasilan KUBE itu sendiri mencapai 60 persen," katanya.
Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri jauh-jauh hari mengungkapkan keyakinannya bahwa jika program KUBE terus dikelola secara profesional maka akan banyak keluarga miskin yuang keluar dari jerat kemiskinan.
"KUBE dapat meningkatkan pendapatan keluarga" kata Salim, dua tahun lalu.
Masih ada program lain. Dan ini juga bisa menjawab rintihan warga Babelan Kota dan warga miskin lain di Indonesia.
Nama program itu Program Keluarga Harapan (PKH) yang berupa bantuan sosial tunai bersyarat bagi rumah tangga sangat miskin dengan kategori-kategori khusus.
"Program PKH ini langsung kami bayar tunai seperti kepada ibu hamil," kata Teguh.
Sejak 2007, PKH telah diberikan kepada 70 kabupaten/kota dan 779 kecamatan di 13 provinsi.
Secara umum, sampai bulan ini, sudah Rp430 miliar dana telah dikucurkan Kementerian Sosial untuk mengentaskan kemiskinan dan sebagian besar dialokasikan untuk penduduk miskin di Jawa yang pusat penduduk miskin Indonesia.
Desa Babelan Kota dan desa-desa lainnya pasti mengharapkan juga suntikan dana pemerintah itu mencapai mereka.
Dengan bantuan itu, Ahmadi bakal memiliki peternakan ayam sendiri, Herni bisa membuka toko gasnya, sementara Samah akan anteng berjualan kue keliling. Bahkan Adrian kelak dapat mewujudkan cita-citanya, menerbangkan pesawat tempur Sukhoi SU-30. [R/Ant]
Mereka tak menghiraukan debu kotor dan sengatan matahari. Seharusnya anak-anak itu, Muhammad Adrian (8) salah satunya, duduk di bangku sekolah. Sayang, orang tuanya tak bisa membuatnya bersekolah.
Kata Murniyati (23), ibunya, tahun ini seharusnya Adrian sudah kelas dua SD.
"Nanti saja sekolahnya," kata Murni.
Tapi ternyata Adrian ingin memakai baju putih dan celana pendek merah seperti dikenakan umumnya anak-anak seusianya.
"Saya ingin sekolah om, biar jadi ABRI, enak bisa naik pesawat tempur," katanya kepada ANTARA News.
Adrian belum tahu betapa beratnya beban hidup yang mesti ditanggung orangtuanya yang hanya petani kecil.
"Paling besar penghasilan kami sebulan sekitar 300 ribu," kata Murni.
Dia menyambung, "Maklum mas, petani tak bisa ditebak untungnya. kadang laris dan tidak. Jika musim kemarau bisa kering banget dan jika musim hujan, airnya bisa beleber ke dalam rumah."
Rumah Murni berupa bilik bambu dan papan triplek, ubinnya ya tanah. Ukurannya hanya 4 kali 5 meter. Di situ tinggal lima orang.
Yang juga menyayat hati, mereka tak memiliki sumber air, hanya sumur kecil berdiameter 65 cm. Warna airnya sungguh menurunkan selera, karena keruh kecoklatan.
"Satu sumur ini untuk tiga rumah," kata Ramin, Kepada RT 18, RW 03, Desa Babelan Kota.
Untuk buang hajat, penghuni rumah hanya memiliki jamban bertutupkan sarung dan kain. "Kalau mau buang air harus bawa ember dari sumur ini ke jamban," kata Ramin.
Ya, air bersih adalah juga persoalan krusial mereka. "PAM ada tapi untuk bayarnya ini yang bikin pusing," kata Mamad, tetangga Ramin.
Modal Usaha
Jangan anggap mereka miskin karena tak berupaya. Menurut Muhammad Mamad, Kepada RW 03 Desa Babelan Kota, keluarga-keluarga ini tidak malas, mereka bahkan kerap menyampaikan ide-ide cemerlang untu menyiasati kesulitan hidup.
"Masalah kami nggak punya dana," kata Mamad.
Samah (35), tetangga Murni, membenarkan ni. Samah akan segera menjadi nenek karena anak perempuannya yang tamatan SD akan segera melahirkan.
"Saya butuh sekali tambahan modal sekitar Rp500 ribu untuk jualan kue keliling," kata Samah yang terpaksa bekerja karena penghasilan suaminya sebagai penebang pohon per hari hanya Rp40 ribu.
Impian serupa disampaikan Ahmadi (30), tetangga Samah, peternak ayam bekerja untuk orang lain dan diupahi Rp32 ribu per hari.
"Kalau punya peternakan ayam sendiri menjadi lebih mandiri," katanya.
Lain lagi dengan Rojana (26). Dia ingin sekali usaha jual bensin botolan di pasar.
"Sebenarnya saya sudah punya lapak di pasar, tapi berhubung nggak punya dana, nggak kesampaian," kata perempuan bersuamikan buruh di sebuah perusahaan itu.
Herni Hardiani (40) lebih beruntung. Rumahnya pun terbilang bagus. Dia bekerja sebagai penjaga toko kelontong sembako, sedangkan suaminya berprofesi penjahit.
Mereka bahu membahu mencari modal agar bisa tetap menyekolahkan anak-anak.
Yang juga butuh modal usaha adalah Mamad, "Saya sedang mencari modal untuk toko gas sekitar Rp5 juta," katanya.
Mamad berharap pemerintah turun tangan meringankan beban mereka, setidaknya membantu memperlancar mendapatkan modal usaha.
Ironi
Mamad dan kawan-kawan itu seharusnya tidak semenderita seperti itu, apalagi Babelan menyimpan kandungan minyak bumi tinggi.
Neneng Djuari, pegawai Kecamatan Babelan bagian Ekonomi Pembangunan, menyebutkan tak semua desa di Babelan hidup di bawah garis kemiskinan.
Ada dua desa di pinggir laut yang terbilang sangat miskin, yaitu Desa Hurip Jaya dan Pantai Hurip, kata Nenang.
Ironisnya, sambung Neneng, kedua desa itu tak jauh dari letak kilang-kilang minyak PT. Pertamina. "Sampai saat ini kami belum menerima bentuk materi nyata (bantuan) dari PT. Pertamina," katanya.
Neneng mengakui sebagian warga Babelan hidup terlalu miskin sehingga untuk menyekolahkan anaknya pun sulit.
"Banyak anggapan sekolah itu tidak penting dan lebih baik bertani," katanya.
Abdul Choir, Kepala Urusan Kesejahteraan Desa Babelan Kota, menyebutkan total warga miskin di Babelan Kota 2.165 jiwa.
Muhammad Malik, Sekretaris Desa Babelan Kota, menambahkan, "Umumnya petani di sini menyewa lahan dan keuntungannya dibagi kepada pemilik."
Kecamatan Babelan dibagi ke dalam 7 desa dan 2 kelurahan, termasuk Babelan Kota.
PR Pemerintah
Pemerintah bukannya diam menghadapi kesulitan yang dihadapi warga miskin. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan menyebut kemiskinan adalah persoalan regional dan global sehingga harus ditangani ekstra.
"Saya percaya upaya kita bersama harus berkontribusi pada kemampuan kita untuk mengatasi kemiskinan," ujarnya di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu.
Semua lini bekerja, termasuk Kementeria Sosial.
Menurut Direktur Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan Kementerian Sosial Teguh Haryono kementeriannya sedang menggalakan beberapa program unggulan untuk mengentaskan masyarakat miskin di desa.
Salah satunya lewat Program Pemberdayaan Fakir Miskin (P2FM) dengan pendekatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Di bawah skema ini warga miskin bisa mendapatkan modal usaha dari bank.
Menurut Teguh, pada 2010, program ini terbilang mendulang sukses di seluruh 33 provinsi.
"Saat ini sudah ada 390 ribu jiwa yang mendapatkan KUBE dan keberhasilan KUBE itu sendiri mencapai 60 persen," katanya.
Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri jauh-jauh hari mengungkapkan keyakinannya bahwa jika program KUBE terus dikelola secara profesional maka akan banyak keluarga miskin yuang keluar dari jerat kemiskinan.
"KUBE dapat meningkatkan pendapatan keluarga" kata Salim, dua tahun lalu.
Masih ada program lain. Dan ini juga bisa menjawab rintihan warga Babelan Kota dan warga miskin lain di Indonesia.
Nama program itu Program Keluarga Harapan (PKH) yang berupa bantuan sosial tunai bersyarat bagi rumah tangga sangat miskin dengan kategori-kategori khusus.
"Program PKH ini langsung kami bayar tunai seperti kepada ibu hamil," kata Teguh.
Sejak 2007, PKH telah diberikan kepada 70 kabupaten/kota dan 779 kecamatan di 13 provinsi.
Secara umum, sampai bulan ini, sudah Rp430 miliar dana telah dikucurkan Kementerian Sosial untuk mengentaskan kemiskinan dan sebagian besar dialokasikan untuk penduduk miskin di Jawa yang pusat penduduk miskin Indonesia.
Desa Babelan Kota dan desa-desa lainnya pasti mengharapkan juga suntikan dana pemerintah itu mencapai mereka.
Dengan bantuan itu, Ahmadi bakal memiliki peternakan ayam sendiri, Herni bisa membuka toko gasnya, sementara Samah akan anteng berjualan kue keliling. Bahkan Adrian kelak dapat mewujudkan cita-citanya, menerbangkan pesawat tempur Sukhoi SU-30. [R/Ant]
Hasyim: Terorisme Belum Akan Hilang
Jakarta - Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi mengatakan, terorisme di dunia belum akan hilang, meskipun Osama bin Laden dikabarkan telah ditembak mati tentara Amerika Serikat di Pakistan, beberapa waktu lalu.
"Setelah Osama yang katanya tertembak oleh pasukan Amerika, terorisme belum akan mati, meskipun bisa memberikan `shock theraphy` bagi pengikut setianya," kata Hasyim dalam dialog tokoh-tokoh Islam bersama puluhan jurnalis dari Amerika Serikat bertema Islam Indonesia, di kantor ICIS, Jakarta, Rabu.
Hadir dalam dialog ini antara lain Habib Rizieq Shihab dari Front Pembela Islam, Ismail Yusanto dari Hizbut Tahrir Indonesia, dan Abdul Mu`ti dari Muhammadiyah.
Sedangkan jurnalis Amerika antara lain berasal dari ABC News, The New York Times, Virginia Public Radio, PBS Newshour, CNN, National Geographic Weekend, dan National Public Radio. Mereka tergabung dalam International Reporting Project (IRP).
Menurut Hasyim, setidaknya ada tiga jenis terorisme jika dilihat berdasarkan tujuan aksi itu dilakukan.
Pertama, terorisme atau aksi teror yang digunakan sebagai strategi perang untuk mencapai kemerdekaan, misalnya yang terjadi di Palestina.
Kedua, aksi teror yang ditujukan untuk meneror pihak yang dianggap sebagai musuh. Misalnya aksi teror yang dilakukan kelompok tertentu sebagai bentuk perlawanan terhadap Ameriksa Serikat.
Berikutnya adalah terorisme lokal yakni aksi teror yang ditujukan sebagai bentuk protes terhadap persoalan lokal, baik di tingkat negara maupun daerah.
Sementara itu, Habib Rizieq dalam paparannya menegaskan bahwa Islam bukan terorisme dan terorisme bukan Islam.
Oleh karenanya, FPI menolak tegas segala bentuk teror dari agama apapun.
Terkait kunjungan jurnalis AS ke ICIS, Hasyim berharap setelah pertemuan dan dialog tersebut media Amerika menulis dengan benar kondisi Islam di Indonesia yang sebenarnya.
"Selama ini mereka menerima informasi sepotong-sepotong soal kondisi Islam di Indonesia. Dengan bertemu dan berdialog begini, mereka menjadi tahu, bagaimana yang sebenarnya," kata mantan Ketua Umum PBNU itu.
Dalam pertemuan tersebut, para jurnalis Amerika bertanya langsung mengenai sikap para tokoh yang hadir tentang Islam dan terorisme yang terjadi di dunia, termasuk soal kematian Osama.
Sebelum dialog dimulai, para jurnalis dipertontonkan video profil Islam Indonesia dan gerakan ICIS dalam mengembangkan Islam yang "rahmatan lil alamin". [R/Ant]
"Setelah Osama yang katanya tertembak oleh pasukan Amerika, terorisme belum akan mati, meskipun bisa memberikan `shock theraphy` bagi pengikut setianya," kata Hasyim dalam dialog tokoh-tokoh Islam bersama puluhan jurnalis dari Amerika Serikat bertema Islam Indonesia, di kantor ICIS, Jakarta, Rabu.
Hadir dalam dialog ini antara lain Habib Rizieq Shihab dari Front Pembela Islam, Ismail Yusanto dari Hizbut Tahrir Indonesia, dan Abdul Mu`ti dari Muhammadiyah.
Sedangkan jurnalis Amerika antara lain berasal dari ABC News, The New York Times, Virginia Public Radio, PBS Newshour, CNN, National Geographic Weekend, dan National Public Radio. Mereka tergabung dalam International Reporting Project (IRP).
Menurut Hasyim, setidaknya ada tiga jenis terorisme jika dilihat berdasarkan tujuan aksi itu dilakukan.
Pertama, terorisme atau aksi teror yang digunakan sebagai strategi perang untuk mencapai kemerdekaan, misalnya yang terjadi di Palestina.
Kedua, aksi teror yang ditujukan untuk meneror pihak yang dianggap sebagai musuh. Misalnya aksi teror yang dilakukan kelompok tertentu sebagai bentuk perlawanan terhadap Ameriksa Serikat.
Berikutnya adalah terorisme lokal yakni aksi teror yang ditujukan sebagai bentuk protes terhadap persoalan lokal, baik di tingkat negara maupun daerah.
Sementara itu, Habib Rizieq dalam paparannya menegaskan bahwa Islam bukan terorisme dan terorisme bukan Islam.
Oleh karenanya, FPI menolak tegas segala bentuk teror dari agama apapun.
Terkait kunjungan jurnalis AS ke ICIS, Hasyim berharap setelah pertemuan dan dialog tersebut media Amerika menulis dengan benar kondisi Islam di Indonesia yang sebenarnya.
"Selama ini mereka menerima informasi sepotong-sepotong soal kondisi Islam di Indonesia. Dengan bertemu dan berdialog begini, mereka menjadi tahu, bagaimana yang sebenarnya," kata mantan Ketua Umum PBNU itu.
Dalam pertemuan tersebut, para jurnalis Amerika bertanya langsung mengenai sikap para tokoh yang hadir tentang Islam dan terorisme yang terjadi di dunia, termasuk soal kematian Osama.
Sebelum dialog dimulai, para jurnalis dipertontonkan video profil Islam Indonesia dan gerakan ICIS dalam mengembangkan Islam yang "rahmatan lil alamin". [R/Ant]
25 Tahun Bertapa dengan Berselimut Sarung
Sudah 20 tahun silam mbah Fanani bertapa di Desa Dieng Kulon. Itu ia lakukan setelah 5 tahun mendiamkan diri duduk di Desa Tieng Kecamatan Kejajar. Ditepi jalan setelah pertigaan arah tempat wisata Dieng itu ia duduk didalam bangunan kecil dengan panjang 1,5 meter dan lebar setengah meter. Tiap pagi, siang dan sore ada yang memberi jatah makan.
Rambut lelaki dengan wajah putih bersih itu gimbal. Bagian depan rambut menutupi wajahnya yang tampan. Sorot matanya bening memandang penuh tenang. Hidung lelaki berkumis tebal itu memang mancung. Ia hanya berselimut sarung dan duduk diantara dua drum. Itu sebagai penyangga kayu penahan layar rangkap dua dengan pintu dari plastik tempat ia bertapa.
Dibagian belakang gubug kecil itu dipasang triplek. Setiap kali layar atap itu mulai menua dan lusuh maka akan diganti oleh pak Sugiyono yang kebetulan rumahnya persis di depan tempat mbah Fanani bertapa. Ketika wartawan koran ini mencoba membuka pintu plastik tempanya bertapa dan menyapanya dengan salam ia diam seribu bahasa.
“Assalamualaikum, mbah,” kata wartawan koran ini kepadanya Minggu (9/5). Ia hanya diam saja. Mata memandang kebawah lalu ia hanya melumatkan bibirnya.
Dalam suasana penuh tanda tanya itu angin dingin yang berhembus bersahut kencang dengan raungan bunyi mesin-mesin dipinggir jalan tak ku hiraukan. Tampak dibawah pintu itu dua gelas bekas minuman air putih dan teh serta dua mangkok bekas bakso dan mie. Didalam ruangan tersebut terlihat pengab. Namun kondisi tersebut tak dihiraukan oleh mbah Fanani. Meski tampak lusuh ada aura positif yang terpancar dari badannya. Ia hanya melumatkan kedua bibirnya yang tampak merah.
Setelah beberapakali berhasil mengambil gambar beliau dengan ijin beberapakali dengan berbahasa Indonesia akhirnya saya putuskan untuk menutup kembali pintu tempatnya bertapa.
Menurut pak Ono bahwa mbah Fanani bertapa di tepi jalan kawasan RT 1 RW 1 depan musala Al-Amin itu sudah 20 tahun. Setiap pagi ia mengaku memberinya makan mie goreng dan malam harinya kadang ada juga diberi nasi goreng lengkap dengan minum teh hangat dan air putih.
“Barusan saya ganti layar atap tempatnya bertapa. Ia tidak mau diberi pakaian bagus dan sandal jepit. Tiap bulan sekali keluarganya dari Kuningan Jawa Barat selalu menengok perkembangan dia,” katanya.
Lain halnya dengan penturan Susliono. Lelaki berusia 35 tahun yang berjualan bakso dekat tempat mbah Fanani bertapa tersebut mengaku tiap siang selalu memberikan bakso. Ia menyadari tak tahu kapan mbah Fanani keluar dari tempat tersebut untuk sekedar buang air besar dan air kencing. Itu terjadi bagi semua warga Wonosobo yang dulu pernah memenangi saat dia bertapa di Desa Tieng Kecamatan Kejajar.
“Ia tapa bisu.Saya hanya ingin berbagi dengan sesama dan Alhamdulillah rejeki lancar,” kata warga Garung Wonosobo yang bolak-balik tiap hari untuk berjualan bakso tersebut.
Meski terjadi hujan deras dan panas, lanjut dia, mbah Fanani tak pernah beranjak dari duduknya. Ia tetap diam di dalam bangunan kecil di pinggir jalan tersebut. Keadaaan lelaki yang tak pernah diketahui pernah mandi di Desa tersebut tak pernah membuat masyarakat merasa terganggu. Sebaliknya masyarakat sepertinya sudah terbiasa dengan sikap aneh yang muncul dari dalam diri mbah Fanani.
“Jika sewaktu-waktu keluar diberi bakso tangannya juga mau menerima meski dia bergerak dari tempat satu dengan yang lain dengan merangkak. Alhamdulillah bakso saya selalu habis,” ujarnya.
Susliono mengaku pernah diajak berbicara dengan mbah Fanani dalam bahasa Indonesia. Suatu malam mbah Fanani mengaku pernah diusir oleh seorang putri agar pergi dari tempat tersebut.”Akibatnya ia merangkak cepat sekitar 500 meter sampai pos polisi di Desa Dieng Kulon ini,” paparnya.
Kejadian lain, lanjut dia, banyak orang dari Kudus, Banjarnegara yang berbondong-bondong ke tempat pertapaan mbah Fanani. Mereka membawa beberapa botol air mineral.”Botol air itu diletakkan ditempat mbah Fanani bertapa, setelah seperempat jam dengan doa penuh keyakinan mereka lalu meninggalkan tempat mbah Fanani,” paparnya.
Ketika keluarga warga Kuningan ini bertandang ke tempat ia bertapa menggunakan mobil mbah Fanani juga tak mau diajak berbicara. Kendati ditawari untuk berganti pakaian ia tetap menolak mengenekannya.”Mbah Fanani sepertinya lebih nyaman hidup tanpa mengenakan pakaian bagus. Ia bilang bahwa laku yang ia perbuat itu karena dulu kakekknya pernah bertapa selama tiga tahun di kawah Sikidang dan Sumur Jolotundo objek wisata Dieng wilayah Kabupaten Wonosobo,” tandasnya.
Dari informasi yang dihimpun dan berhembus luas di tengah masyarakat Wonosobo lelaki misterius yang diduga memiliki nilai mistis ini memiliki pandangan tersendiri dengan dataran tinggi Wonosobo. Sebagaimana tertera dalam ramalam Jayabaya wilayah Kedulangmas (Kedu, Magelang dan Banyumas) nantinya akan ditutupi dengan banjir bandang. Karena itu mbah Fanani memiliki pandangan bahwa dia tidak akan kembali ke tanah kelahirannya sebelum kejadian tersebut terjadi di wilayah Wonosobo.
“Mbah Fanani berkata dia akan kembali ke rumahnya di Kunginan Jawa Barat dengan naik perahu,” kata Budiyanto warga Wonosobo.
Atas dasar pemahaman itulah lelaki yang disebut-sebut sebagai manusia aneh dan langka di zaman modern saat ini terus duduk diam di dataran tinggi Dieng.
Meski sebagian besar masyarakat dilokasi tersebut mengenakan kaos kaki dan kaos tangan serta baju serta celana panjang namun mbah Fanani memilih telanjang dada. Hanya kain sarung saja yang menempel dibagian tubuhnya. Ia merasa damai dengan kondisi tersebut lantaran memiliki pandangan lain pada umumnya yang terjadi atas berbagai konstruksi agama, budaya dan keyakinan yang terjadi ditengah masyarakat umum. [R/Yudi]
Rambut lelaki dengan wajah putih bersih itu gimbal. Bagian depan rambut menutupi wajahnya yang tampan. Sorot matanya bening memandang penuh tenang. Hidung lelaki berkumis tebal itu memang mancung. Ia hanya berselimut sarung dan duduk diantara dua drum. Itu sebagai penyangga kayu penahan layar rangkap dua dengan pintu dari plastik tempat ia bertapa.
Dibagian belakang gubug kecil itu dipasang triplek. Setiap kali layar atap itu mulai menua dan lusuh maka akan diganti oleh pak Sugiyono yang kebetulan rumahnya persis di depan tempat mbah Fanani bertapa. Ketika wartawan koran ini mencoba membuka pintu plastik tempanya bertapa dan menyapanya dengan salam ia diam seribu bahasa.
“Assalamualaikum, mbah,” kata wartawan koran ini kepadanya Minggu (9/5). Ia hanya diam saja. Mata memandang kebawah lalu ia hanya melumatkan bibirnya.
Dalam suasana penuh tanda tanya itu angin dingin yang berhembus bersahut kencang dengan raungan bunyi mesin-mesin dipinggir jalan tak ku hiraukan. Tampak dibawah pintu itu dua gelas bekas minuman air putih dan teh serta dua mangkok bekas bakso dan mie. Didalam ruangan tersebut terlihat pengab. Namun kondisi tersebut tak dihiraukan oleh mbah Fanani. Meski tampak lusuh ada aura positif yang terpancar dari badannya. Ia hanya melumatkan kedua bibirnya yang tampak merah.
Setelah beberapakali berhasil mengambil gambar beliau dengan ijin beberapakali dengan berbahasa Indonesia akhirnya saya putuskan untuk menutup kembali pintu tempatnya bertapa.
Menurut pak Ono bahwa mbah Fanani bertapa di tepi jalan kawasan RT 1 RW 1 depan musala Al-Amin itu sudah 20 tahun. Setiap pagi ia mengaku memberinya makan mie goreng dan malam harinya kadang ada juga diberi nasi goreng lengkap dengan minum teh hangat dan air putih.
“Barusan saya ganti layar atap tempatnya bertapa. Ia tidak mau diberi pakaian bagus dan sandal jepit. Tiap bulan sekali keluarganya dari Kuningan Jawa Barat selalu menengok perkembangan dia,” katanya.
Lain halnya dengan penturan Susliono. Lelaki berusia 35 tahun yang berjualan bakso dekat tempat mbah Fanani bertapa tersebut mengaku tiap siang selalu memberikan bakso. Ia menyadari tak tahu kapan mbah Fanani keluar dari tempat tersebut untuk sekedar buang air besar dan air kencing. Itu terjadi bagi semua warga Wonosobo yang dulu pernah memenangi saat dia bertapa di Desa Tieng Kecamatan Kejajar.
“Ia tapa bisu.Saya hanya ingin berbagi dengan sesama dan Alhamdulillah rejeki lancar,” kata warga Garung Wonosobo yang bolak-balik tiap hari untuk berjualan bakso tersebut.
Meski terjadi hujan deras dan panas, lanjut dia, mbah Fanani tak pernah beranjak dari duduknya. Ia tetap diam di dalam bangunan kecil di pinggir jalan tersebut. Keadaaan lelaki yang tak pernah diketahui pernah mandi di Desa tersebut tak pernah membuat masyarakat merasa terganggu. Sebaliknya masyarakat sepertinya sudah terbiasa dengan sikap aneh yang muncul dari dalam diri mbah Fanani.
“Jika sewaktu-waktu keluar diberi bakso tangannya juga mau menerima meski dia bergerak dari tempat satu dengan yang lain dengan merangkak. Alhamdulillah bakso saya selalu habis,” ujarnya.
Susliono mengaku pernah diajak berbicara dengan mbah Fanani dalam bahasa Indonesia. Suatu malam mbah Fanani mengaku pernah diusir oleh seorang putri agar pergi dari tempat tersebut.”Akibatnya ia merangkak cepat sekitar 500 meter sampai pos polisi di Desa Dieng Kulon ini,” paparnya.
Kejadian lain, lanjut dia, banyak orang dari Kudus, Banjarnegara yang berbondong-bondong ke tempat pertapaan mbah Fanani. Mereka membawa beberapa botol air mineral.”Botol air itu diletakkan ditempat mbah Fanani bertapa, setelah seperempat jam dengan doa penuh keyakinan mereka lalu meninggalkan tempat mbah Fanani,” paparnya.
Ketika keluarga warga Kuningan ini bertandang ke tempat ia bertapa menggunakan mobil mbah Fanani juga tak mau diajak berbicara. Kendati ditawari untuk berganti pakaian ia tetap menolak mengenekannya.”Mbah Fanani sepertinya lebih nyaman hidup tanpa mengenakan pakaian bagus. Ia bilang bahwa laku yang ia perbuat itu karena dulu kakekknya pernah bertapa selama tiga tahun di kawah Sikidang dan Sumur Jolotundo objek wisata Dieng wilayah Kabupaten Wonosobo,” tandasnya.
Dari informasi yang dihimpun dan berhembus luas di tengah masyarakat Wonosobo lelaki misterius yang diduga memiliki nilai mistis ini memiliki pandangan tersendiri dengan dataran tinggi Wonosobo. Sebagaimana tertera dalam ramalam Jayabaya wilayah Kedulangmas (Kedu, Magelang dan Banyumas) nantinya akan ditutupi dengan banjir bandang. Karena itu mbah Fanani memiliki pandangan bahwa dia tidak akan kembali ke tanah kelahirannya sebelum kejadian tersebut terjadi di wilayah Wonosobo.
“Mbah Fanani berkata dia akan kembali ke rumahnya di Kunginan Jawa Barat dengan naik perahu,” kata Budiyanto warga Wonosobo.
Atas dasar pemahaman itulah lelaki yang disebut-sebut sebagai manusia aneh dan langka di zaman modern saat ini terus duduk diam di dataran tinggi Dieng.
Meski sebagian besar masyarakat dilokasi tersebut mengenakan kaos kaki dan kaos tangan serta baju serta celana panjang namun mbah Fanani memilih telanjang dada. Hanya kain sarung saja yang menempel dibagian tubuhnya. Ia merasa damai dengan kondisi tersebut lantaran memiliki pandangan lain pada umumnya yang terjadi atas berbagai konstruksi agama, budaya dan keyakinan yang terjadi ditengah masyarakat umum. [R/Yudi]
Pemerintah Belum Berniat Naikkan Harga BBM
Jakarta - Pemerintah belum berniat menaikan harga BBM meskipun harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price) sudah naik 10% dari asumsi APBN yang ditetapkan sebesar 80 dolar AS per barel. Padahal, dalam APBN 2011 pemerintah diperkenankan menaikan harga BBM jika perubahan ICP mencapai 10% dari asumsi awal atau mencapai 88 dolar AS per barel.
"Kalau harga naik 10 % rata-rata, kami diperkenankan menaikkan harga BBM. Tapi kami juga tahu sedang memerangi inflasi, menjaga daya beli masyarakat. Jadi kami mesti cari satu keputusan yang paling baik," papar Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Jakarta, Rabu (11/5).
Agus juga menegaskan pemerintah akan tetap mengelola APBN dengan cara sebaik-baiknya di tengah kenaikan harga minyak. Sebelumnya, pemerintah dan DPR dijadwalkan membicarakan opsi kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium dan solar pada akhir Mei 2011.
Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan rata-rata ICP selama satu tahun terakhir atau periode Mei 2010-April 2011 sudah mencapai 90 dolar AS per barrel. Berdasarkan catatan Tim Harga BBM Kementerian ESDM, harga rata-rata ICP selama setahun yakni periode Mei 2010 hingga April 2011 telah mencapai 89,52 dolar AS per barel.
Dengan rincian pada Mei 2010 ICP tercatat 77,02 dolar AS per barrel, Juni 75,27 dolar AS, Juli 73,75 dolar AS, Agustus 75,97 dolar AS, September 76,76 dolar AS dan Oktober 82,26 dolar AS.
Selanjutnya November 2010 sebesar 85,07 dolar AS per barrel, Desember 91,37 dolar AS, Januari 2011 97,09 dolar AS, Februari 103,31 dolar AS, Maret 113,07 dolar AS dan April 123,36 dolar AS per barrel. [R/CN]
"Kalau harga naik 10 % rata-rata, kami diperkenankan menaikkan harga BBM. Tapi kami juga tahu sedang memerangi inflasi, menjaga daya beli masyarakat. Jadi kami mesti cari satu keputusan yang paling baik," papar Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Jakarta, Rabu (11/5).
Agus juga menegaskan pemerintah akan tetap mengelola APBN dengan cara sebaik-baiknya di tengah kenaikan harga minyak. Sebelumnya, pemerintah dan DPR dijadwalkan membicarakan opsi kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium dan solar pada akhir Mei 2011.
Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan rata-rata ICP selama satu tahun terakhir atau periode Mei 2010-April 2011 sudah mencapai 90 dolar AS per barrel. Berdasarkan catatan Tim Harga BBM Kementerian ESDM, harga rata-rata ICP selama setahun yakni periode Mei 2010 hingga April 2011 telah mencapai 89,52 dolar AS per barel.
Dengan rincian pada Mei 2010 ICP tercatat 77,02 dolar AS per barrel, Juni 75,27 dolar AS, Juli 73,75 dolar AS, Agustus 75,97 dolar AS, September 76,76 dolar AS dan Oktober 82,26 dolar AS.
Selanjutnya November 2010 sebesar 85,07 dolar AS per barrel, Desember 91,37 dolar AS, Januari 2011 97,09 dolar AS, Februari 103,31 dolar AS, Maret 113,07 dolar AS dan April 123,36 dolar AS per barrel. [R/CN]
Selasa, 10 Mei 2011
SPM dan PPT, Upaya Maksimal Tangani Kekerasan
Blora - Keberadaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) bagi korban kekerasan perempuan - anak, sangatlah penting. Ini untuk memberikan kemudahan pelayanan secepat mungkin.
Hal tersebut mengemuka dalam diskusi jaringan penanganan kekerasan dan traficking di Kabupaten Blora yang digelar Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Keluarga Berencana (BPMD dan KB) di Gedung Korpri Jalan Gor Mustika, Selasa (10/5).
Diskusi tersebut difasilitasi Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah dan dihadiri berbagai unsur kelembagaan, yakni Polri, Kejaksaan, aktivis gender, serta organisasi sosial keagamaan lain.
Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Sulistyarno (BP3AKB Jateng), Herlina (Dinas Sosial Jateng), Rofiqhoh (Dinas Kesehatan Jateng), Tri Putranti Novitasari.
(Yayasan Setara Semarang), dan Ninik Joemita (LBH APIK Semarang). Sulistyarno mengemukakan, SPM bertujuan agar perempuan dan anak korban kekerasan bisa mendapatkan layanan minimal yang dibutuhkan.
"Maksud adanya SPM adalah sebagai panduan bagi pemerintah dan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan layanan terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan," jelasnya.
Mengenai jenis-jenis pengaduan yang dilayani, yaitu penanganan pengaduan, pelayanan kesehatan, rehabilitasi sosial, penegakan dan bantuan hukum, serta pemulangan dan reintegrasi sosial.
"Bentuk - bentuk kekerasan dalam SPM adalah kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, penelantaran, serta eksploitasi (traficking)," tambahnya.
Tri Putranti Novitasari mengutarakan, ada beberapa prinsip umum dalam model penanganan kasus kekerasan dan traficking. Prinsip umum itu antara lain demi kepentingan terbaik anak, tidak ada diskriminasi, penghargaan terhadap pendapat anak, adanya keadilan dan kesetaraan gender, serta terjaganya kerahasiaan korban.
"Selain prinsip umum ini, ada mekanisme kerjasama antarpihak yang terkait dalam seluruh tindakan pemberantasan perdagangan anak, yang meliputi upaya pencegahan, pemulihan dan reintegrasi sosial, perlindungan hukum, hingga peningkatan partisipasi masyarakat," tegasnya. [R/CN]
Hal tersebut mengemuka dalam diskusi jaringan penanganan kekerasan dan traficking di Kabupaten Blora yang digelar Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Keluarga Berencana (BPMD dan KB) di Gedung Korpri Jalan Gor Mustika, Selasa (10/5).
Diskusi tersebut difasilitasi Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah dan dihadiri berbagai unsur kelembagaan, yakni Polri, Kejaksaan, aktivis gender, serta organisasi sosial keagamaan lain.
Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Sulistyarno (BP3AKB Jateng), Herlina (Dinas Sosial Jateng), Rofiqhoh (Dinas Kesehatan Jateng), Tri Putranti Novitasari.
(Yayasan Setara Semarang), dan Ninik Joemita (LBH APIK Semarang). Sulistyarno mengemukakan, SPM bertujuan agar perempuan dan anak korban kekerasan bisa mendapatkan layanan minimal yang dibutuhkan.
"Maksud adanya SPM adalah sebagai panduan bagi pemerintah dan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan layanan terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan," jelasnya.
Mengenai jenis-jenis pengaduan yang dilayani, yaitu penanganan pengaduan, pelayanan kesehatan, rehabilitasi sosial, penegakan dan bantuan hukum, serta pemulangan dan reintegrasi sosial.
"Bentuk - bentuk kekerasan dalam SPM adalah kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, penelantaran, serta eksploitasi (traficking)," tambahnya.
Tri Putranti Novitasari mengutarakan, ada beberapa prinsip umum dalam model penanganan kasus kekerasan dan traficking. Prinsip umum itu antara lain demi kepentingan terbaik anak, tidak ada diskriminasi, penghargaan terhadap pendapat anak, adanya keadilan dan kesetaraan gender, serta terjaganya kerahasiaan korban.
"Selain prinsip umum ini, ada mekanisme kerjasama antarpihak yang terkait dalam seluruh tindakan pemberantasan perdagangan anak, yang meliputi upaya pencegahan, pemulihan dan reintegrasi sosial, perlindungan hukum, hingga peningkatan partisipasi masyarakat," tegasnya. [R/CN]
Jumlah Wisatawan ke Dieng Meningkat
Wonosobo- Sejak Januari hingga Mei 2011 lalu wisatawan di objek wisata candi Dieng Plateau Teater, Telaga Warna, dan kawah Sikidang terus meningkat.Pada Januari wisatawan asing ada sebanyak 562, Februari 464, Maret, 595 dan Mei 780 orang. Kenaikan angka pengunjung juga terjadi pada wisatawan domestik baik melalui terusan (tiket 3 ojek tersebut diatas) maupun khusus di Telaga Warna.
Kepala Resort Sumber Daya Alam (SDA) wisata alam Telaga Warna Pardiyono mengatakan wisatawan terusan bulan Januari sebanyak 2200, Feburari 2600, Maret dan April sedikitnya 3000 orang. Sedang wisatawan domestik antara lain Januari 562, Feburari 464, Maret 595 dan April 780.
“Untuk bulan ini belum bisa diformulasikan jumlahnya. Namun diprediksi meningkat karena saat ini lagi musim liburan,” katanya Minggu (8/5).
Menurutnya, wisatawan domestik rata-rata dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan kaum professional dari kota Jakarta, Bandung dan Surabaya. Sedangkan wisatawan asing dari negara-negara di kawasan Asia dan Eropa. Mereka biasanya mengikuti studi tour ke pulau Jawa dengan rute Jakarta, Bandung, Wonosobo, Magelang, Jogjakarta hingga Bali.
“Faktor pemicu meningkatnya wisatawan yang berkunjung ke Dieng juga karena tempat wisata ini sering tayang di acara televisi yang secara otomatis jadi ajang promosi,” jelasnya.
Lebih lanjut Pardiyo menjabarkan, bahwa dalam hal pembelian tiket wisatawan memang berbeda. “Pembeli ada yang terusan membeli Rp 12 ribu untuk empat objek yaitu Dieng Plateau Teater, Telaga Warna dan Kawah Sikidang,” paparnya.
Kendati demikian, lanjut dia, ada pula wisatawan yang hanya ingin berkunjung ke Telaga Warna saja. Untuk yang wisatawan semacam tersebut pihaknya melayani dengan tiket khusus masuk Talaga Warna.”Rata-rata pengunjung yang khusus masuk wisatawan domestik,” ujarnya.
Dijelaskannya semua dana yang terkumpul dari pengumpulan tiket disetorkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wonosobo sebagai PAD. Namun ada juga ke Perhutani karena sebagian lahan Telaga warna adalah milik perhutani.
“Sayangnya ada sejumlah fasilitas bagi wisatawan asing yang belum tersedia,” pungkasnya. [R/Yudi]
Kepala Resort Sumber Daya Alam (SDA) wisata alam Telaga Warna Pardiyono mengatakan wisatawan terusan bulan Januari sebanyak 2200, Feburari 2600, Maret dan April sedikitnya 3000 orang. Sedang wisatawan domestik antara lain Januari 562, Feburari 464, Maret 595 dan April 780.
“Untuk bulan ini belum bisa diformulasikan jumlahnya. Namun diprediksi meningkat karena saat ini lagi musim liburan,” katanya Minggu (8/5).
Menurutnya, wisatawan domestik rata-rata dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan kaum professional dari kota Jakarta, Bandung dan Surabaya. Sedangkan wisatawan asing dari negara-negara di kawasan Asia dan Eropa. Mereka biasanya mengikuti studi tour ke pulau Jawa dengan rute Jakarta, Bandung, Wonosobo, Magelang, Jogjakarta hingga Bali.
“Faktor pemicu meningkatnya wisatawan yang berkunjung ke Dieng juga karena tempat wisata ini sering tayang di acara televisi yang secara otomatis jadi ajang promosi,” jelasnya.
Lebih lanjut Pardiyo menjabarkan, bahwa dalam hal pembelian tiket wisatawan memang berbeda. “Pembeli ada yang terusan membeli Rp 12 ribu untuk empat objek yaitu Dieng Plateau Teater, Telaga Warna dan Kawah Sikidang,” paparnya.
Kendati demikian, lanjut dia, ada pula wisatawan yang hanya ingin berkunjung ke Telaga Warna saja. Untuk yang wisatawan semacam tersebut pihaknya melayani dengan tiket khusus masuk Talaga Warna.”Rata-rata pengunjung yang khusus masuk wisatawan domestik,” ujarnya.
Dijelaskannya semua dana yang terkumpul dari pengumpulan tiket disetorkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wonosobo sebagai PAD. Namun ada juga ke Perhutani karena sebagian lahan Telaga warna adalah milik perhutani.
“Sayangnya ada sejumlah fasilitas bagi wisatawan asing yang belum tersedia,” pungkasnya. [R/Yudi]
Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila Perlu Revitalisasi
Kudus - Kesadaran atas prinsip dasar terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, kian tidak dihayati oleh bangsa Indonesia. Pasalnya, selama 32 tahun Pancasila dibajak sebagai alat kepentingan politik dan kebijakan untuk asimilasi SARA oleh rezim Orde Baru. Akhirnya, masyarakat menjadi alergi dan trauma untuk mengedapankan ke dua prinsip ini, hingga seolah asing.
Hal itu diungkapkan oleh Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Hamdi Muluk dalam Seminar Nasional Psikologi Multikulturalisme yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus (UMK) pada Senin (9/5) di Hotel Kenari Kudus.
Melalui makalahnya yang berjudul “Issu Multikultural di Indonesia; Kondisi Terkini dan Tantangan ke Depan”, Muluk membedah mengenai ke arah manakah multikulturalisme Indonesia harus dibawa. Orde Baru misalnya, memaksakan multikultural untuk diasimilasikan. Sehingga orang etnis Cina harus berganti nama Indonesia. Sebaliknya, oleh reformasi yang mengalami disorientasi, semangat kebebasan yang diusung justru memperlemah ikatan-ikatan di atara kelompok suku, agama, ras dan kebudayaan. Kondisi ini muncul beriringan ketika pemerintah gagal mengelola hampir semua sektor publik.
“Hilangnya kesadaran publik inilah yang semakin mempertebal rasa sektarianisme dan mengentalkan perasaan ingroup masing-masing kelompok,” jelasnya.
Senada dengan Muluk, Pembantu Rektor I UMK, Drs. Masluri, MM. dalam sambutannya mengatakan, saat ini nilai-nilai ke-Indonesiaan telah luntur. Sesuatu yang sepele dapat berbuntut pada pertikaian. Hal ini menurutnya, salah satunya disebabkan elit yang tidak layak menjadi teladan.
“Jangan-jangan Indonesia sudah hilang? Akan tetapi tidak secara geografis, namun nilai dan karakter manusianya,” katanya.
Masluri juga khawatir oleh keberhasilan dunia pendidikan di Indonesia dalam membentuk manusia yang cerdas akan tetapi gagal membentuk pribadi yang baik. Pasalnya, pelaku penyalahgunaan wewenang, baik itu dalam bentuk korupsi atau tindakan amoral lain, adalah produk dari pendidikan tinggi.
“Apalagi Mata Kuliah Pancasila sudah dihilangkan? Bagaimana pemahaman Pancasila akan tertanam?” katanya menegaskan.
Atas dasar fenomena seperti inilah, Fakultas Psikologi UMK mengadakan seminar bertema “Upaya Membumikan Semboyan Bhineka Tunggal Ika Sebagai Salah Satu Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” ini.
“Kekerasan dan konflik selalu mewarnai Ke-Indonesiaan terkini. Kami prihatin atas realitas seperti ini,” kata Dekan Fakultas Psikologi, Drs. M. Suharsono, M.Si. sembari membandingkan dengan keharmonisan yang pernah terjalin pada masa awal berdirinya Negara Indonesia.
Melalui seminar seperti ini, Suharsono berharap dapat memberi kontribusi dalam rangka merekonstruksi kesadaran Bhineka Tunggal Ika. “Agar Indonesia ke depan lebih baik,” pungkasnya.
Revitalisasi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
Akhir-akhir ini, kata hamdi Muluk, gagasan multikulturalisme dan Bhineka Tunggal Ika semakin hilang dalam ruang diskusi dan interpretasi masyarakat Indonesia. Padahal, beberapa daerah telah mengindikasikan memunculkan gagasann dan upaya untuk disintegrasi. Sehingga menjadi kebutuhan untuk kembali menelaah dan membuka perdebatan nasional mengenai gagasan Bhineka Tunggal Ika dan gagasan multikultural versi indenesia.
Indonesia, kata Muluk, telah memiliki modal sosial besar berupa “Kesepakatan Bersama” dalam Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila. “Keduanya perlu direvitalisasi agar menjadi basis kebijakan multikultural di Indonesia. Ini adalah tantangan bagi masa depan,” ujarnya.
Sebuah kenyataan historis, kata Muluk, bahwa Indonesia terbentuk oleh multi-nation. Di mana keragaman etnik, suku dan kebudayaan selanjutnya bersepakat untuk membentuk nation-state (negara bangsa). Kesadaran untuk mengikat keragaman inilah yang oleh founding father membentuk prinsip Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila.
“Ketika hubungan SARA mengalami kecenderungan membawa konflik, menjadi sebuah keharusan untuk kembali mengingatkan akan platform bersama NKRI,” pungkas Muluk. [R/Farih]
Hal itu diungkapkan oleh Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Hamdi Muluk dalam Seminar Nasional Psikologi Multikulturalisme yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus (UMK) pada Senin (9/5) di Hotel Kenari Kudus.
Melalui makalahnya yang berjudul “Issu Multikultural di Indonesia; Kondisi Terkini dan Tantangan ke Depan”, Muluk membedah mengenai ke arah manakah multikulturalisme Indonesia harus dibawa. Orde Baru misalnya, memaksakan multikultural untuk diasimilasikan. Sehingga orang etnis Cina harus berganti nama Indonesia. Sebaliknya, oleh reformasi yang mengalami disorientasi, semangat kebebasan yang diusung justru memperlemah ikatan-ikatan di atara kelompok suku, agama, ras dan kebudayaan. Kondisi ini muncul beriringan ketika pemerintah gagal mengelola hampir semua sektor publik.
“Hilangnya kesadaran publik inilah yang semakin mempertebal rasa sektarianisme dan mengentalkan perasaan ingroup masing-masing kelompok,” jelasnya.
Senada dengan Muluk, Pembantu Rektor I UMK, Drs. Masluri, MM. dalam sambutannya mengatakan, saat ini nilai-nilai ke-Indonesiaan telah luntur. Sesuatu yang sepele dapat berbuntut pada pertikaian. Hal ini menurutnya, salah satunya disebabkan elit yang tidak layak menjadi teladan.
“Jangan-jangan Indonesia sudah hilang? Akan tetapi tidak secara geografis, namun nilai dan karakter manusianya,” katanya.
Masluri juga khawatir oleh keberhasilan dunia pendidikan di Indonesia dalam membentuk manusia yang cerdas akan tetapi gagal membentuk pribadi yang baik. Pasalnya, pelaku penyalahgunaan wewenang, baik itu dalam bentuk korupsi atau tindakan amoral lain, adalah produk dari pendidikan tinggi.
“Apalagi Mata Kuliah Pancasila sudah dihilangkan? Bagaimana pemahaman Pancasila akan tertanam?” katanya menegaskan.
Atas dasar fenomena seperti inilah, Fakultas Psikologi UMK mengadakan seminar bertema “Upaya Membumikan Semboyan Bhineka Tunggal Ika Sebagai Salah Satu Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” ini.
“Kekerasan dan konflik selalu mewarnai Ke-Indonesiaan terkini. Kami prihatin atas realitas seperti ini,” kata Dekan Fakultas Psikologi, Drs. M. Suharsono, M.Si. sembari membandingkan dengan keharmonisan yang pernah terjalin pada masa awal berdirinya Negara Indonesia.
Melalui seminar seperti ini, Suharsono berharap dapat memberi kontribusi dalam rangka merekonstruksi kesadaran Bhineka Tunggal Ika. “Agar Indonesia ke depan lebih baik,” pungkasnya.
Revitalisasi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
Akhir-akhir ini, kata hamdi Muluk, gagasan multikulturalisme dan Bhineka Tunggal Ika semakin hilang dalam ruang diskusi dan interpretasi masyarakat Indonesia. Padahal, beberapa daerah telah mengindikasikan memunculkan gagasann dan upaya untuk disintegrasi. Sehingga menjadi kebutuhan untuk kembali menelaah dan membuka perdebatan nasional mengenai gagasan Bhineka Tunggal Ika dan gagasan multikultural versi indenesia.
Indonesia, kata Muluk, telah memiliki modal sosial besar berupa “Kesepakatan Bersama” dalam Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila. “Keduanya perlu direvitalisasi agar menjadi basis kebijakan multikultural di Indonesia. Ini adalah tantangan bagi masa depan,” ujarnya.
Sebuah kenyataan historis, kata Muluk, bahwa Indonesia terbentuk oleh multi-nation. Di mana keragaman etnik, suku dan kebudayaan selanjutnya bersepakat untuk membentuk nation-state (negara bangsa). Kesadaran untuk mengikat keragaman inilah yang oleh founding father membentuk prinsip Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila.
“Ketika hubungan SARA mengalami kecenderungan membawa konflik, menjadi sebuah keharusan untuk kembali mengingatkan akan platform bersama NKRI,” pungkas Muluk. [R/Farih]
Kamis, 05 Mei 2011
TKI Kirim Uang Hingga Rp 14 Triliun Selama Triwulan I-2011
Jakarta - Pengiriman uang (remitansi) dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) selama kuartal I-2011 mencapai US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. Rata-rata TKI mengirimkan uang sebesar US$ 500 miliar atau sekitar Rp 4,5 triliun per bulan ke Indonesia.
Menurut data Bank Indonesia yang dikutip detikFinance, Jumat (6/5/2011), TKI dari kawasan Asia menjadi penyumbang terbesar jasa remitansi dimana sampai dengan Maret 2011 telah mencapai US$ 956,3 juta.
Dikawasan Asia, TKI di negara Malaysia menjadi penyumbang jasa remintasi terbesar dimana mencapai US$ 575 juta selama kuartal I-2011. Sedangkan untuk negara kawasan Timur Tengah dan Afrika totalnya mencapai US$ 683 juta. Diikuti oleh TKI di kawasan Amerika, Eropa sekaligus Australia yang masing-masing mencapai US$ 23 juta dan US$
4,5 juta.
Selama tahun 2010 BI mencatat jasa remintasi mencapai US$ 6,73 miliar atau sekitar Rp 60 triliun. Angka tersebut hanya meningkat 1,8 % dari tahun 2009 yang sebesar US$ 6,61 miliar. Remitansi terbesar dikirimkan oleh TKI wilayah Asia yang sebanyak US$ 3,77 miliar pada periode tersebut.
Bank sentral juga mencatat jumlah TKI yang mencari nafkah di luar negeri selama kuartal I-2011 mencapai 48.000. TKI terbanyak terdapat di Arab Saudi dimana mencapai 17.890 orang. Disusul negara Malaysia yang mencapai 9.008 orang.
Dari negara penempatannya, TKI masih dominan di kawasan Timur Tengah dan Afrika mencapai 24.347. Sedangkan di Asia mencapai 23.016 orang. [R/dtc]
Menurut data Bank Indonesia yang dikutip detikFinance, Jumat (6/5/2011), TKI dari kawasan Asia menjadi penyumbang terbesar jasa remitansi dimana sampai dengan Maret 2011 telah mencapai US$ 956,3 juta.
Dikawasan Asia, TKI di negara Malaysia menjadi penyumbang jasa remintasi terbesar dimana mencapai US$ 575 juta selama kuartal I-2011. Sedangkan untuk negara kawasan Timur Tengah dan Afrika totalnya mencapai US$ 683 juta. Diikuti oleh TKI di kawasan Amerika, Eropa sekaligus Australia yang masing-masing mencapai US$ 23 juta dan US$
4,5 juta.
Selama tahun 2010 BI mencatat jasa remintasi mencapai US$ 6,73 miliar atau sekitar Rp 60 triliun. Angka tersebut hanya meningkat 1,8 % dari tahun 2009 yang sebesar US$ 6,61 miliar. Remitansi terbesar dikirimkan oleh TKI wilayah Asia yang sebanyak US$ 3,77 miliar pada periode tersebut.
Bank sentral juga mencatat jumlah TKI yang mencari nafkah di luar negeri selama kuartal I-2011 mencapai 48.000. TKI terbanyak terdapat di Arab Saudi dimana mencapai 17.890 orang. Disusul negara Malaysia yang mencapai 9.008 orang.
Dari negara penempatannya, TKI masih dominan di kawasan Timur Tengah dan Afrika mencapai 24.347. Sedangkan di Asia mencapai 23.016 orang. [R/dtc]
Jangan Mau Diperas Oknum PLN dan Calo Listrik!
Jakarta - Banyak masyarakat yang masih diperas jutaan rupiah oleh oknum PLN serta calo listrik untuk penyampungan daya listrik baru. Untuk menangani ini kuncinya hanya satu: Jangan Mau!
Imbauan itu ini disampaikan oleh Direktur Utama PLN Dahlan Iskan kepada detikFinance, Jumat (6/5/2011) menanggapi keluhan masyarakat di daerah yang 'dikerjai' oleh oknum PLN dan calo.
"Jangan mau! langsung saja ke kantor atau loket PLN. Pasti disambung. Apalagi bulan depan PLN akan melakukan program sehari menyambung satu juta sambungan," tutur Dahlan.
Dahlan mengimbau masyarakat untuk tidak memasang sambungan listrik baru lewat calo. "Jangan lewat calo apakah dia karyawan kontrakan PLN maupun mitra kerja PLN," tegas Dahlan.
Dikatakan Dahlan, tahun ini PLN bertekad untuk menyelesaikan seluruh daftar tunggu sambungan listrik baru se-Indonesia. "Jadi daftar tunggu yang mencapai 3 juta orang itu harus sudah habis tahun ini," imbuh Dahlan.
Namun Dahlan mengakui, keluhan soal mahalnya biaya sambungan listrik masih terjadi di beberapa daerah. "Tapi keluhan seperti itu sudah turun drastis," tukas Dahlan.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Riau, Sukardi program sejuta sambungan yang diagendakan PLN secara nasional, agaknya menjadi perburuan oknum PLN dan Biro Jasa di lingkungan perusahaan plat merah tersebut.
Dia menerima pengaduan, bahwa untuk penyambungan baru daya 900 watt dimintai uang minimal Rp 5 juta. Ini dilakukan para oknum biro jasa dilingkup PLN. [R/dtc]
Imbauan itu ini disampaikan oleh Direktur Utama PLN Dahlan Iskan kepada detikFinance, Jumat (6/5/2011) menanggapi keluhan masyarakat di daerah yang 'dikerjai' oleh oknum PLN dan calo.
"Jangan mau! langsung saja ke kantor atau loket PLN. Pasti disambung. Apalagi bulan depan PLN akan melakukan program sehari menyambung satu juta sambungan," tutur Dahlan.
Dahlan mengimbau masyarakat untuk tidak memasang sambungan listrik baru lewat calo. "Jangan lewat calo apakah dia karyawan kontrakan PLN maupun mitra kerja PLN," tegas Dahlan.
Dikatakan Dahlan, tahun ini PLN bertekad untuk menyelesaikan seluruh daftar tunggu sambungan listrik baru se-Indonesia. "Jadi daftar tunggu yang mencapai 3 juta orang itu harus sudah habis tahun ini," imbuh Dahlan.
Namun Dahlan mengakui, keluhan soal mahalnya biaya sambungan listrik masih terjadi di beberapa daerah. "Tapi keluhan seperti itu sudah turun drastis," tukas Dahlan.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Riau, Sukardi program sejuta sambungan yang diagendakan PLN secara nasional, agaknya menjadi perburuan oknum PLN dan Biro Jasa di lingkungan perusahaan plat merah tersebut.
Dia menerima pengaduan, bahwa untuk penyambungan baru daya 900 watt dimintai uang minimal Rp 5 juta. Ini dilakukan para oknum biro jasa dilingkup PLN. [R/dtc]
Mahasiswa ITS Luncurkan Game Edukasi "Mbatik Yuk"
Surabaya - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan lima "game" edukasi yakni "Mbatik Yuk", "Perjalanan Kartini", "Simulasi Hacker ID", "Simulasi Jinak Bom", dan "IP Sims" (Simulasi Jaringan Komputer).
"Game itu bisa positif dan negatif, karena itu kami menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan mempersembahkan game edukasi guna memerangi pengunaan teknologi untuk kemungkaran," kata dosen pembimbing, Imam Kuswardayan SKom MT, di Surabaya, Rabu.
Ia mengemukakan hal itu saat peluncuran lima game edukasi untuk memeriahkan Festival Seni dan Teknologi pada 29-30 April yang dirangkai dengan Pekan Ilmiah Mahasiswa ITS (PIMITS) 2011 pada 1-5 Mei di Grha ITS Surabaya.
"Ada 17 game edukasi yang dirancang para mahasiswa, tapi sudah sembilan game edukasi yang dipublikasikan yakni pertempuran 10 November (P10Ner), Palagan Ambarawa, Merapi Boy, Merapi Joy, dan lima game edukasi yang diluncurkan saat ini," katanya.
Game edukasi "Mbatik Yuk" dirancang lima mahasiswi Fakultas Teknologi Informasi (FTIf) ITS yakni Himmatul Azizah, Ratri, Intan Dzikria, dan Sangkurnia Sekar Arom.
"Banyak orang memakai batik, tapi banyak orang yang tidak tahu cara membatik, termasuk tahapan-tahapannya, karena itu kami merancang game dengan skets pen agar seperti membatik dengan canting, sebab kalau pakai `mouse` akan berbeda dengan canting," kata Ratri.
Game itu menceritakan Sinta yang merupakan gadis kota yang sedang berlibur ke rumah neneknya di desa yang kebetulan pemilik industri batik dan akhirnya meminta cucunya untuk belajar membatik melalui bimbingannya.
"Ada empat tahap membatik yakni isen-isen atau menebalkan pola, mbliriki atau mewarnai pola, mbironi atau mencelupkan kain ke zat pewarna, dan nglorod atau merebus di air panas agar malam meleleh. Semuanya tahapan itu ditempuh dengan tiga level yakni mudah, sedang, dan rumit. Semuanya ada skor," katanya.
Untuk game edukasi "Perjalanan Kartini" dirancang tujuh mahasiswa Magister Informatika yakni Galih Candra Setiawan (manajer proyek), Arief Prasetyo (tukang koding), Fariz Andri Bakhtiar (pengisi suara dan bunyi), Fariz Andri Bakhtiar (perancang peta dan bangunan dalam game), Rizky Noviasri (pembuat gambar dan animasi), dan I Gusti Lanang Putra Eka (dokumentasi).
"Kami merancang game dengan sistem RGP (role playing game) dengan penggalan cerita mulai masa kecil Kartini yang membeli gula aren, masa sekolah, masa pingit, dan sebagainya," kata Galih Candra Setiawan.
Untuk game edukasi lainnya bersifat simulasi yakni Simulasi Hacker ID, Simulasi Jinak Bom, dan IP Sims atau Simulasi Jaringan Komputer. [R/Ant]
"Game itu bisa positif dan negatif, karena itu kami menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan mempersembahkan game edukasi guna memerangi pengunaan teknologi untuk kemungkaran," kata dosen pembimbing, Imam Kuswardayan SKom MT, di Surabaya, Rabu.
Ia mengemukakan hal itu saat peluncuran lima game edukasi untuk memeriahkan Festival Seni dan Teknologi pada 29-30 April yang dirangkai dengan Pekan Ilmiah Mahasiswa ITS (PIMITS) 2011 pada 1-5 Mei di Grha ITS Surabaya.
"Ada 17 game edukasi yang dirancang para mahasiswa, tapi sudah sembilan game edukasi yang dipublikasikan yakni pertempuran 10 November (P10Ner), Palagan Ambarawa, Merapi Boy, Merapi Joy, dan lima game edukasi yang diluncurkan saat ini," katanya.
Game edukasi "Mbatik Yuk" dirancang lima mahasiswi Fakultas Teknologi Informasi (FTIf) ITS yakni Himmatul Azizah, Ratri, Intan Dzikria, dan Sangkurnia Sekar Arom.
"Banyak orang memakai batik, tapi banyak orang yang tidak tahu cara membatik, termasuk tahapan-tahapannya, karena itu kami merancang game dengan skets pen agar seperti membatik dengan canting, sebab kalau pakai `mouse` akan berbeda dengan canting," kata Ratri.
Game itu menceritakan Sinta yang merupakan gadis kota yang sedang berlibur ke rumah neneknya di desa yang kebetulan pemilik industri batik dan akhirnya meminta cucunya untuk belajar membatik melalui bimbingannya.
"Ada empat tahap membatik yakni isen-isen atau menebalkan pola, mbliriki atau mewarnai pola, mbironi atau mencelupkan kain ke zat pewarna, dan nglorod atau merebus di air panas agar malam meleleh. Semuanya tahapan itu ditempuh dengan tiga level yakni mudah, sedang, dan rumit. Semuanya ada skor," katanya.
Untuk game edukasi "Perjalanan Kartini" dirancang tujuh mahasiswa Magister Informatika yakni Galih Candra Setiawan (manajer proyek), Arief Prasetyo (tukang koding), Fariz Andri Bakhtiar (pengisi suara dan bunyi), Fariz Andri Bakhtiar (perancang peta dan bangunan dalam game), Rizky Noviasri (pembuat gambar dan animasi), dan I Gusti Lanang Putra Eka (dokumentasi).
"Kami merancang game dengan sistem RGP (role playing game) dengan penggalan cerita mulai masa kecil Kartini yang membeli gula aren, masa sekolah, masa pingit, dan sebagainya," kata Galih Candra Setiawan.
Untuk game edukasi lainnya bersifat simulasi yakni Simulasi Hacker ID, Simulasi Jinak Bom, dan IP Sims atau Simulasi Jaringan Komputer. [R/Ant]
Tawaran Kerjasama dari Negeri Sakura
- Kirim Jamur Krispi
Blora - UD Sarana Berkah Mulia yang berada di RT 03 RW II Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen, yang dirintis oleh Heni Pudjiwati, mendapatkan tawaran order untuk mengirim jamur kripsi ke Negeri Sakura; Jepang.
Order tersebut dari salah satu temannya di Pemalang yang bertemu dengannya di sebuah pelatihan di Semarang. ''Belum deal. Saat ini masih konfirmasi masalah kemasan dan standar pengolahan dari sana,'' katanya kepada Suara Merdeka, Kamis (5/5).
Dia mengutarakan, temannya yang menawarkan order saat ini juga masih mengikuti kursus pembuatan jamur krispi standar yang diminta di Jepang itu. ''Sabtu besok saya akan membicarakan lebih lanjut mengenai order ini. Kalau deal, saya juga akan diberikan pelatihan secara gratis untuk pengolahan jamur krispi,'' tambahnya.
Heni Pudjiwati adalah salah satu pengusaha penyedia jamur tiram yang paling besar di Blora. Usahanya dimulai sejak 2009, tak lama setelah mengikuti pelatihan budi daya jamur tiram di Yogyakarta.
Saat ini, usaha yang digelutinya sejak tiga tahun lalu itu, telah membuahkan hasil. Dengan tujuh karyawan yang membantunya, per hari minimal ia bisa memanen 7,5 kilogram jamur. ''Paling banyak 47 kilogram,'' jelasnya.
Selain memasarkan secara mandiri hasil panenan jamur yang dibudidayakannya, Heni juga menyediakan bibit jamur tiram yang saat ini banyak mendapatkan permintaan dari berbagai daerah. ''Selain Blora sendiri, untuk pemasaran bibit ini sudah sampai Rembang, Demak, Pati, dan Bojonegoro. Belum lama ini ada orang dari Jatirogo yang sudah survey untuk mengambil bibit dari sini,'' katanya. [R]
Blora - UD Sarana Berkah Mulia yang berada di RT 03 RW II Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen, yang dirintis oleh Heni Pudjiwati, mendapatkan tawaran order untuk mengirim jamur kripsi ke Negeri Sakura; Jepang.
Order tersebut dari salah satu temannya di Pemalang yang bertemu dengannya di sebuah pelatihan di Semarang. ''Belum deal. Saat ini masih konfirmasi masalah kemasan dan standar pengolahan dari sana,'' katanya kepada Suara Merdeka, Kamis (5/5).
Dia mengutarakan, temannya yang menawarkan order saat ini juga masih mengikuti kursus pembuatan jamur krispi standar yang diminta di Jepang itu. ''Sabtu besok saya akan membicarakan lebih lanjut mengenai order ini. Kalau deal, saya juga akan diberikan pelatihan secara gratis untuk pengolahan jamur krispi,'' tambahnya.
Heni Pudjiwati adalah salah satu pengusaha penyedia jamur tiram yang paling besar di Blora. Usahanya dimulai sejak 2009, tak lama setelah mengikuti pelatihan budi daya jamur tiram di Yogyakarta.
Saat ini, usaha yang digelutinya sejak tiga tahun lalu itu, telah membuahkan hasil. Dengan tujuh karyawan yang membantunya, per hari minimal ia bisa memanen 7,5 kilogram jamur. ''Paling banyak 47 kilogram,'' jelasnya.
Selain memasarkan secara mandiri hasil panenan jamur yang dibudidayakannya, Heni juga menyediakan bibit jamur tiram yang saat ini banyak mendapatkan permintaan dari berbagai daerah. ''Selain Blora sendiri, untuk pemasaran bibit ini sudah sampai Rembang, Demak, Pati, dan Bojonegoro. Belum lama ini ada orang dari Jatirogo yang sudah survey untuk mengambil bibit dari sini,'' katanya. [R]
Mayoritas Pekerja di Jakarta Lulusan SD
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan mayoritas pekerja di Indonesia adalah lulusan Sekolah Dasar (SD). Sedangkan pekerja lulusan perguruan tinggi justru paling rendah.
Kepala BPS Rusman Heriawan menyatakan penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja lulusan SD mencapai 55,12 juta orang pada Februari 2011, naik dari Agustus 2010 yang sebesa 54,51 juta orang. "SD ke bawah masih dominan 49,53%. Angkatan kerja ini juga akan tetap menguat karena umur harapan hidup orang," kata Rusman.
Menurutnya, ada kecenderungan setiap orang yang berumur 60 tahun tidak pensiun tetapi masih menjadi angkatan kerja. Hal ini, kata dia, bisa menjadi masalah karena akan ada perebutan lahan kerja antara orang tua dan orang muda. "Jaman dulu, lulusan SD bisa jadi direktur. Tapi sekarang sarjana yang punya ijazah saja susah cari kerja," kata Rusman.
Rusman memaparkan, angkatan kerja yang lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencapai 21,22 juta orang pada Februari 2011. Sedangkan Sekolah Menengah Atas (SMA) capai 16,35 juta orang, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9,73 juta orang, Diploma I/II/III 3,32 juta orang, dan Universitas 5,54 juta orang.
Menurutnya, tingginya angka lulusan SD menciptakan perlombaan dalam bursa kerja. "Angkatan kerja sudah diprediksi, itu sudah pasti kalau ekonomi ngga bisa diimbangi ini jadi mimpi buruk buat kita, pengangguran," cetusnya.
Namun, Rusman menilai, tingkat pengangguran Indonesia masih bisa dikendalikan. Pasalnya, ekonomi Indonesia tumbuh cukup tinggi pada kuartal I/2011 yang mencapai 6,5%. "Itu suatu yang baik untuk bisa mengimbangi angkatan kerja," kata dia.
Pada Februari 2011, Rusman memaparkan, jumlah angkatan kerja mencapai 119,4 juta orang, atau bertambah sekitar 2,9 juta orang dibanding Agustus 2010. Adapun jumlah penduduk yang bekerja mencapai 111,3 juta orang atau bertambah 3,1 juta orang dibanding Agustus 2010.
"Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2011 mencapai 6,8%, turun dibanding TPT agustus 2010 yang sebesar 7,14% dan TPT Februari 2010 sebesar 7,41%," jelasnya. [R/CN]
Kepala BPS Rusman Heriawan menyatakan penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja lulusan SD mencapai 55,12 juta orang pada Februari 2011, naik dari Agustus 2010 yang sebesa 54,51 juta orang. "SD ke bawah masih dominan 49,53%. Angkatan kerja ini juga akan tetap menguat karena umur harapan hidup orang," kata Rusman.
Menurutnya, ada kecenderungan setiap orang yang berumur 60 tahun tidak pensiun tetapi masih menjadi angkatan kerja. Hal ini, kata dia, bisa menjadi masalah karena akan ada perebutan lahan kerja antara orang tua dan orang muda. "Jaman dulu, lulusan SD bisa jadi direktur. Tapi sekarang sarjana yang punya ijazah saja susah cari kerja," kata Rusman.
Rusman memaparkan, angkatan kerja yang lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencapai 21,22 juta orang pada Februari 2011. Sedangkan Sekolah Menengah Atas (SMA) capai 16,35 juta orang, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9,73 juta orang, Diploma I/II/III 3,32 juta orang, dan Universitas 5,54 juta orang.
Menurutnya, tingginya angka lulusan SD menciptakan perlombaan dalam bursa kerja. "Angkatan kerja sudah diprediksi, itu sudah pasti kalau ekonomi ngga bisa diimbangi ini jadi mimpi buruk buat kita, pengangguran," cetusnya.
Namun, Rusman menilai, tingkat pengangguran Indonesia masih bisa dikendalikan. Pasalnya, ekonomi Indonesia tumbuh cukup tinggi pada kuartal I/2011 yang mencapai 6,5%. "Itu suatu yang baik untuk bisa mengimbangi angkatan kerja," kata dia.
Pada Februari 2011, Rusman memaparkan, jumlah angkatan kerja mencapai 119,4 juta orang, atau bertambah sekitar 2,9 juta orang dibanding Agustus 2010. Adapun jumlah penduduk yang bekerja mencapai 111,3 juta orang atau bertambah 3,1 juta orang dibanding Agustus 2010.
"Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2011 mencapai 6,8%, turun dibanding TPT agustus 2010 yang sebesar 7,14% dan TPT Februari 2010 sebesar 7,41%," jelasnya. [R/CN]
Gamelan Kiai Mega Mendung Sejak Abad 18
Kyai Mega Mendung memang berbeda dengan gamelan-gamelan lain di wilayah Jateng. Bisa jadi gamelan ini usianya tertua, sebab dibuat sejak abad ke-18. Kondisi alat musik tradisional pengiring kesenian kethoprak, karawitan, dan wayang berbahan kuningan ini masih sangat bagus. Konon gamelan ini dibuat oleh perajin dari Kabupaten Pemalang.
Wonosobo - Komposisi musik dari bonang, sitar, selenthem, kendang, kenong, kethuk, rebab, saron, peking dan gemung itu mengalun dengan merdu. Tak ketingalan selenthem, gender, gambang, boning penerus, dan siter pun menyusul bersama gong genjur. Bunyi karawitan dengan lagu-lagu langgam jawa di hotel Kresna itu dimainkan perawit dari Kelurahan Jaraksari, Kecamatan Wonosobo.
Menurut Sigit Hendra Setiawan Fron Office Hotel Kresna musik itu dimainkan pada jam 19.00 WIB hingga Rp 21.00 WIB. Suaranya untuk menjamu para turis asing yang berasal dari Belanda, Perancis dan negara luar negeri lain yang menginap di hotel yang bangunannya masuk cagar budaya tersebut.
“Para turis sangat menikmati sekali alunan musik langgam Jawa yang muncul dari komposisi gamelan. Bahkan ada satu karyawan Hotel Kresna yang kesurupan jika alat musik itu dimainkan.Untuk menghindari hal tersebut jika ada perawit main musik dia tidak berangkat,” kata Sigit sambil menunjukkan alat musik gamelan yang usianya tertua di Wonosobo Rabu (4/5).
Dijelaskan Sigit, gamelan itu dinamakan Kyai Mego Mendung yakni dengan maksud memanggil hujan. Dulu ketika si empu membuatnya kemungkinan di daerah pesisir pantai laut utara Kabupaten Pemalang sedang dilanda kemarau panjang. Tak heran jika gamelan tersebut dinamakan Kyai Mego Mendung.
“Sertifikasinya ada di kantor hotel Kresna pusat di Jakarta,” jelas dia.
Kondisi alat tersebut, lanjut dia, masih asli. Hanya sejumlah kenong yang diganti satu abad yang lalu. Meski diganti namun kualitas suara kenongnya masih sangat bagus karena memesannya disalah satu perajin gamelan wilayah DI Jogjakarta.
”Alat masih seperti saat kali pertama dibuat si empunya. Hanya kayu penyangga alat mengalami pembaharuan agar tetap bisa dipajang dan digunakan,” paparnya.
Dari berita yang berhembus pak Suripto yang akrab disapa Tipto adalah seniman tradisional Jawa yang populer di Wonosobo. Ia bukan hanya merawat seperangkat gamelan bernama Kyai Mego Mendung saja melainkan gamelan yang berada di pendapa bupati.
“Kita sih ngikut saja apa yang dilakukan pak Ripto. Tiap malam Jumat kliwon pasti dia memberi sesajen dengan menyalakan menyan dan ubo rampe sajen lain di sekitar gamelan tersebut,” ujarnya kepada koran ini.
Terkait dengan riwayatnya hotel Kresna memang memiliki mata rantai sejarah dengan Kabupaten Wonosobo ini. Pada zaman dulu menjadi tempat penginapan para pelancong yang pergi di Wonosobo. Hingga kini bangunan tersebut masih utuh dikelilingi dengan pajangan barang-barang antik dan beberapa lukisan yang menceritakan identitas kekhasan budaya lokal asli Wonosobo.
“Saya tidak tahu namun kemungkinan gamelan ini tertua di pulau Jawa. Sebab dulu konon ada salah satu Musium di Jogjakarta yang sempat mendaftar alat musik ini sebagai peninggalan sejarah. Namun lantaran sudah terdaftar sertifikatnya oleh pemilik hotel Krisna akhrinya tidak jadi,” tandasnya.
Manajer hotel Krisna Marah menambahkan suara bunyi karawitan yang disajikan tiap ada tamu yang berkunjung mampu memantik turis asing. Para turis tersebut dengan senang hati memainkan alat musik yang dinilainya religius tersebut. Sebab tiap bunyi yang hadi di ruang yang megah dan istimewa itu gaungnya bisa membuat orang merinding.
“Saya nggak tahu unsur mistisnya. Namun ada mitos semacam itu saat orang asli Wonosobo menyaksikan gamelan itu. Bahkan karena dinilai memiliki mitos maka sampai sekarang kondisinya masih sangat bagus,” imbuh pria asal Jakarta yang bermukim di perumahan Mutiara Persada tersebut.
Kendati mengakar kuat tetapi bapak dua anak itu menilai masih sebatas wajar-wajar saja. Sebab keberadaan seperangkat gamelan bernama kyai mego mendung tersebut disajikan sebagai salah satu kekayaan budaya Jawa agar dikenal para turis asing saat berpariwisata di Wonosobo.
“Ini semacam menu andalan kami selain berbagai fasilitas lain yang kami sajikan. Tiap ada rombongan turis satu hingga lima bus pasti dimainkan oleh personel kelompok karawitan dari Kelurahan Jaraksari,” pungkasnya. [R/Yudi]
Wonosobo - Komposisi musik dari bonang, sitar, selenthem, kendang, kenong, kethuk, rebab, saron, peking dan gemung itu mengalun dengan merdu. Tak ketingalan selenthem, gender, gambang, boning penerus, dan siter pun menyusul bersama gong genjur. Bunyi karawitan dengan lagu-lagu langgam jawa di hotel Kresna itu dimainkan perawit dari Kelurahan Jaraksari, Kecamatan Wonosobo.
Menurut Sigit Hendra Setiawan Fron Office Hotel Kresna musik itu dimainkan pada jam 19.00 WIB hingga Rp 21.00 WIB. Suaranya untuk menjamu para turis asing yang berasal dari Belanda, Perancis dan negara luar negeri lain yang menginap di hotel yang bangunannya masuk cagar budaya tersebut.
“Para turis sangat menikmati sekali alunan musik langgam Jawa yang muncul dari komposisi gamelan. Bahkan ada satu karyawan Hotel Kresna yang kesurupan jika alat musik itu dimainkan.Untuk menghindari hal tersebut jika ada perawit main musik dia tidak berangkat,” kata Sigit sambil menunjukkan alat musik gamelan yang usianya tertua di Wonosobo Rabu (4/5).
Dijelaskan Sigit, gamelan itu dinamakan Kyai Mego Mendung yakni dengan maksud memanggil hujan. Dulu ketika si empu membuatnya kemungkinan di daerah pesisir pantai laut utara Kabupaten Pemalang sedang dilanda kemarau panjang. Tak heran jika gamelan tersebut dinamakan Kyai Mego Mendung.
“Sertifikasinya ada di kantor hotel Kresna pusat di Jakarta,” jelas dia.
Kondisi alat tersebut, lanjut dia, masih asli. Hanya sejumlah kenong yang diganti satu abad yang lalu. Meski diganti namun kualitas suara kenongnya masih sangat bagus karena memesannya disalah satu perajin gamelan wilayah DI Jogjakarta.
”Alat masih seperti saat kali pertama dibuat si empunya. Hanya kayu penyangga alat mengalami pembaharuan agar tetap bisa dipajang dan digunakan,” paparnya.
Dari berita yang berhembus pak Suripto yang akrab disapa Tipto adalah seniman tradisional Jawa yang populer di Wonosobo. Ia bukan hanya merawat seperangkat gamelan bernama Kyai Mego Mendung saja melainkan gamelan yang berada di pendapa bupati.
“Kita sih ngikut saja apa yang dilakukan pak Ripto. Tiap malam Jumat kliwon pasti dia memberi sesajen dengan menyalakan menyan dan ubo rampe sajen lain di sekitar gamelan tersebut,” ujarnya kepada koran ini.
Terkait dengan riwayatnya hotel Kresna memang memiliki mata rantai sejarah dengan Kabupaten Wonosobo ini. Pada zaman dulu menjadi tempat penginapan para pelancong yang pergi di Wonosobo. Hingga kini bangunan tersebut masih utuh dikelilingi dengan pajangan barang-barang antik dan beberapa lukisan yang menceritakan identitas kekhasan budaya lokal asli Wonosobo.
“Saya tidak tahu namun kemungkinan gamelan ini tertua di pulau Jawa. Sebab dulu konon ada salah satu Musium di Jogjakarta yang sempat mendaftar alat musik ini sebagai peninggalan sejarah. Namun lantaran sudah terdaftar sertifikatnya oleh pemilik hotel Krisna akhrinya tidak jadi,” tandasnya.
Manajer hotel Krisna Marah menambahkan suara bunyi karawitan yang disajikan tiap ada tamu yang berkunjung mampu memantik turis asing. Para turis tersebut dengan senang hati memainkan alat musik yang dinilainya religius tersebut. Sebab tiap bunyi yang hadi di ruang yang megah dan istimewa itu gaungnya bisa membuat orang merinding.
“Saya nggak tahu unsur mistisnya. Namun ada mitos semacam itu saat orang asli Wonosobo menyaksikan gamelan itu. Bahkan karena dinilai memiliki mitos maka sampai sekarang kondisinya masih sangat bagus,” imbuh pria asal Jakarta yang bermukim di perumahan Mutiara Persada tersebut.
Kendati mengakar kuat tetapi bapak dua anak itu menilai masih sebatas wajar-wajar saja. Sebab keberadaan seperangkat gamelan bernama kyai mego mendung tersebut disajikan sebagai salah satu kekayaan budaya Jawa agar dikenal para turis asing saat berpariwisata di Wonosobo.
“Ini semacam menu andalan kami selain berbagai fasilitas lain yang kami sajikan. Tiap ada rombongan turis satu hingga lima bus pasti dimainkan oleh personel kelompok karawitan dari Kelurahan Jaraksari,” pungkasnya. [R/Yudi]
Rabu, 04 Mei 2011
Cegah NII, Pemprov Jatim Akan Buat Pergup
Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah berancang-ancang membuat aturan terkait pelarangan aktivitas Negara Islam Indonesia. Dasar pembuatan peraturan ini terkait maraknya kasus penculikan, pencucian otak, dan penipuan yang mengatasnamakan NII
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur Abdusshomad Buchor menuturkan, seperti halnya terhadap aktivitas Ahmadiyah, larangan ini tampaknya akan menggunakan instrumen peraturan gubernur (Pergub). "Kami, para Muspida sudah pernah sekali membahas soal NII ini. Tampaknya akan mengerucut pada pembahasan pelarangan," ungkapnya, Kamis (5/5).
Ditambahkan, dalam pertemuan tersebut, untuk saat ini pergub memang belum memungkinkan untuk langsung dibuat. Namun berkaca dari kasus Ahamdiyah, setidaknya membutuhkan beberapa kali pertemuan antara kalangan muspida untuk dapat menghasilkan Pergub.
Abdusshomad menuturkan, sebenarnya pelarangan NII bukan hal baru. Pasalnya pada 5 Oktober 2002, MUI sudah membuat rekomendasi soal hasil temuan NII dengan Pondok Pesantren Ma'had Al Zaytun (MAZ). Dalam rekomendasi tersebut, komisi fatwa MUI itu dengan jelas menegaskan bahwa NII sesat karena dianggap sudah melenceng dari Islam.
Misalnya saja, NII tidak mewajibkan anggotanya untuk salat lima waktu dan membayar zakat. Namun cukup mencari anggota baru dan melakukan penggalangan dana. [R/CN]
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur Abdusshomad Buchor menuturkan, seperti halnya terhadap aktivitas Ahmadiyah, larangan ini tampaknya akan menggunakan instrumen peraturan gubernur (Pergub). "Kami, para Muspida sudah pernah sekali membahas soal NII ini. Tampaknya akan mengerucut pada pembahasan pelarangan," ungkapnya, Kamis (5/5).
Ditambahkan, dalam pertemuan tersebut, untuk saat ini pergub memang belum memungkinkan untuk langsung dibuat. Namun berkaca dari kasus Ahamdiyah, setidaknya membutuhkan beberapa kali pertemuan antara kalangan muspida untuk dapat menghasilkan Pergub.
Abdusshomad menuturkan, sebenarnya pelarangan NII bukan hal baru. Pasalnya pada 5 Oktober 2002, MUI sudah membuat rekomendasi soal hasil temuan NII dengan Pondok Pesantren Ma'had Al Zaytun (MAZ). Dalam rekomendasi tersebut, komisi fatwa MUI itu dengan jelas menegaskan bahwa NII sesat karena dianggap sudah melenceng dari Islam.
Misalnya saja, NII tidak mewajibkan anggotanya untuk salat lima waktu dan membayar zakat. Namun cukup mencari anggota baru dan melakukan penggalangan dana. [R/CN]
3500 Banser Siaga Tanggulangi Bencana
Wonosobo - Sebanyak 3500 personel Banser siaga untuk menanggulangi berbagai bentuk bencana yang terjadi di Kabupaten Wonosobo. Kesiapan itu diwujudkan dengan dibentuknya Tim SAR yang bakal dilaunching Sabtu (2/5) lalu. Berbagai atraksi bakal memeriahkan ratusan pengunjung yang mengunjungi alun-alun Wonosobo.
Ketua Banser Wonosobo Amirudin mengatakan pihaknya bekerjasama dengan SAR Wonosobo dan Provinsi Jawa Tengah dalam melatih sedikitnya 150 personel dari 15 kecamatan. Pelatihan berbagai materi terkait dengan perangkat teoritis dan praktek bagi petugas SAR tersebut dilangsungkan di BLK Wonosobo selama empat hari dari (30/4-4/5) tahun ini.
“Nama SAR kami bernama SAR Kolodete. Itu tokoh legendaris Wonosobo yang diyakni mbahu rekso pegunungan Dieng,” kata Amir Kamis (29/4).
Selain di BLK, lanjut Amir, untuk praktik pelatihannya akan diadakan di tempat wisata Telaga Menjer, Kalianget dan sekitar sungai Serayu.Personel SAR Kolodete akan siaga 24 jam ketika terjadi bencana baik angin putting beliung, tanah longsor maupun kebakaran.
“Ini untuk mengoptimalkan sumberdaya manusia agar lebih professional melalui SAR. Karena itu kami menjalin kerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemkab Wonosobo,” tandas dia.
Terkait berbagai atraksi pasukan banser saat launching menurutnya antara lain atraksi kekebalan, peragaan tarung menggunakan senjata dan senapan. Juga berguling-guling diatas duri pohon salak.”Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid yang juga anggota DPRRI bakal menyambut acara tersebut,” papar dia.
Kepala SAT Korcab Banser Kabupaten Wonosobo Kurnianto menambahkan terkait isu radikalisme yang terus menghangat pihaknya menolak. Kurnianto memandang bahwa radikalisme yang mengatasnamakan agama dengan melakukan pembunuhan, pengeboman terhadap penegak hukum, pengrusakan tempat ibadah dan fasilitas umum tidak sesuai dasar negara Indonesia.“Kami menolak segala bentuk radikalisme ,” tegas Kurnianto. [R/Yudi]
Ketua Banser Wonosobo Amirudin mengatakan pihaknya bekerjasama dengan SAR Wonosobo dan Provinsi Jawa Tengah dalam melatih sedikitnya 150 personel dari 15 kecamatan. Pelatihan berbagai materi terkait dengan perangkat teoritis dan praktek bagi petugas SAR tersebut dilangsungkan di BLK Wonosobo selama empat hari dari (30/4-4/5) tahun ini.
“Nama SAR kami bernama SAR Kolodete. Itu tokoh legendaris Wonosobo yang diyakni mbahu rekso pegunungan Dieng,” kata Amir Kamis (29/4).
Selain di BLK, lanjut Amir, untuk praktik pelatihannya akan diadakan di tempat wisata Telaga Menjer, Kalianget dan sekitar sungai Serayu.Personel SAR Kolodete akan siaga 24 jam ketika terjadi bencana baik angin putting beliung, tanah longsor maupun kebakaran.
“Ini untuk mengoptimalkan sumberdaya manusia agar lebih professional melalui SAR. Karena itu kami menjalin kerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemkab Wonosobo,” tandas dia.
Terkait berbagai atraksi pasukan banser saat launching menurutnya antara lain atraksi kekebalan, peragaan tarung menggunakan senjata dan senapan. Juga berguling-guling diatas duri pohon salak.”Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid yang juga anggota DPRRI bakal menyambut acara tersebut,” papar dia.
Kepala SAT Korcab Banser Kabupaten Wonosobo Kurnianto menambahkan terkait isu radikalisme yang terus menghangat pihaknya menolak. Kurnianto memandang bahwa radikalisme yang mengatasnamakan agama dengan melakukan pembunuhan, pengeboman terhadap penegak hukum, pengrusakan tempat ibadah dan fasilitas umum tidak sesuai dasar negara Indonesia.“Kami menolak segala bentuk radikalisme ,” tegas Kurnianto. [R/Yudi]
Trans 7 Janji Hapus 'Crayon Sinchan'
Jakarta- KAMIS (28/4/2011) lalu, pendingin ruangan di auditorium Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI) berfungsi seperti biasa. Namun dinginnya seakan tidak mengusir kegerahan sebagian orang yang duduk mendengar pemaparan Titin Rosmasari.
Titin adalah pemimpin redaksi Trans 7. Sore itu ia bicara sebagai salah satu pembicara pada sesi kedua seminar ‘Anak dan Televisi’ yang diadakan di kampus UI, Depok. Selesai bicara, belasan peserta kontan mengangkat tangan mengajukan berbagai pernyataan dan pertanyaan.
“Mengapa Crayon Sinchan masih disiarkan Trans 7?” keluh seorang penanya. “Apakah Opera Van Java pantas ditayangkan pada jam di mana anak ikut menonton?” susul lainnya, lalu seterusnya, hingga seorang ibu yang berkata bahwa anaknya tidak mau mencuci tangan sebelum makan karena dalam tayangan Bolang produksi Trans 7, Si Bolang tidak mencuci tangannya sebelum makan.
Dalam seminar yang diselenggarakan Departemen Susastra dan Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB) FIB-UI itu, Titin hanya sedikit sekali menjelaskan ketentuan-ketentuan dasar serta kategori-kategori dalam program anak di televisi. Namun untuk program-program anak yang disiarkan Trans 7, porsinya justru lebih besar. Misalnya: variasi tayangannya lebih beragam dibanding stasiun tv lain, performanya paling tinggi di antara stasiun swasta lainnya, banyaknya aspek edukasi yang terkandung di dalam tayangan-tayangannya, hingga berkeluh bahwa tayangan Bocah Petualang-nya kalah dari sinetron remaja Indosiar Kepompong dalam KPI Awards 2008 (KPI Awards adalah ajang pemberian penghargaan olek Komisi Penyiaran Indonesia kepada stasiun televisi atas tayangan-tayangannya yang berkualitas).
Lewat data AGB Nielsen Media Research (lembaga survey untuk radio dan televisi), paparan Titin juga memuat ragam tayangan anak yang ada, untuk kemudian dibandingkan dengan tayangan yang disiarkan Trans 7, seakan ingin menunjukkan bahwa program Trans 7 paling berkualitas. Seperti, misalnya, ia menyayangkan bahwa tayangan Cinta Juga Kuya di SCTV dimasukkan dalam kategori program anak. Tak lupa, Titin turut memperlihatkan judul-judul episode tayangan Si Bolang dan Laptop Si Unyil - yang sepertinya menjadi tayangan kebanggan Trans 7.
Sore itu Titin menjadi pembicara tunggal karena pembicara kedua, Arist Merdeka Sirait dari Komnas Perlindungan Anak, batal hadir. Padahal kehadiran Arist dinilai penting untuk melihat bagaimana pandangan-pandangannya terhadap tayangan anak yang ada: apakah pihak stasiun tivi sudah berpihak kepada anak?
Pada sesi tanya jawab seorang peserta bertanya mengapa tayangan ‘Crayon Sinchan’ masih saja ditayangkan Trans 7, padahal ketika masih disiarkan RCTI, penolakan dari masyarakat sudah sangat tinggi. Titin pun menjelaskan berbagai macam hal terkait dengan hal itu. Namun, di ujung penjelasan, ia akhirnya mengatakan, “Segera akan kita ganti (tayangan crayon sinchan tersebut).” [R/Remotivi]
Titin adalah pemimpin redaksi Trans 7. Sore itu ia bicara sebagai salah satu pembicara pada sesi kedua seminar ‘Anak dan Televisi’ yang diadakan di kampus UI, Depok. Selesai bicara, belasan peserta kontan mengangkat tangan mengajukan berbagai pernyataan dan pertanyaan.
“Mengapa Crayon Sinchan masih disiarkan Trans 7?” keluh seorang penanya. “Apakah Opera Van Java pantas ditayangkan pada jam di mana anak ikut menonton?” susul lainnya, lalu seterusnya, hingga seorang ibu yang berkata bahwa anaknya tidak mau mencuci tangan sebelum makan karena dalam tayangan Bolang produksi Trans 7, Si Bolang tidak mencuci tangannya sebelum makan.
Dalam seminar yang diselenggarakan Departemen Susastra dan Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB) FIB-UI itu, Titin hanya sedikit sekali menjelaskan ketentuan-ketentuan dasar serta kategori-kategori dalam program anak di televisi. Namun untuk program-program anak yang disiarkan Trans 7, porsinya justru lebih besar. Misalnya: variasi tayangannya lebih beragam dibanding stasiun tv lain, performanya paling tinggi di antara stasiun swasta lainnya, banyaknya aspek edukasi yang terkandung di dalam tayangan-tayangannya, hingga berkeluh bahwa tayangan Bocah Petualang-nya kalah dari sinetron remaja Indosiar Kepompong dalam KPI Awards 2008 (KPI Awards adalah ajang pemberian penghargaan olek Komisi Penyiaran Indonesia kepada stasiun televisi atas tayangan-tayangannya yang berkualitas).
Lewat data AGB Nielsen Media Research (lembaga survey untuk radio dan televisi), paparan Titin juga memuat ragam tayangan anak yang ada, untuk kemudian dibandingkan dengan tayangan yang disiarkan Trans 7, seakan ingin menunjukkan bahwa program Trans 7 paling berkualitas. Seperti, misalnya, ia menyayangkan bahwa tayangan Cinta Juga Kuya di SCTV dimasukkan dalam kategori program anak. Tak lupa, Titin turut memperlihatkan judul-judul episode tayangan Si Bolang dan Laptop Si Unyil - yang sepertinya menjadi tayangan kebanggan Trans 7.
Sore itu Titin menjadi pembicara tunggal karena pembicara kedua, Arist Merdeka Sirait dari Komnas Perlindungan Anak, batal hadir. Padahal kehadiran Arist dinilai penting untuk melihat bagaimana pandangan-pandangannya terhadap tayangan anak yang ada: apakah pihak stasiun tivi sudah berpihak kepada anak?
Pada sesi tanya jawab seorang peserta bertanya mengapa tayangan ‘Crayon Sinchan’ masih saja ditayangkan Trans 7, padahal ketika masih disiarkan RCTI, penolakan dari masyarakat sudah sangat tinggi. Titin pun menjelaskan berbagai macam hal terkait dengan hal itu. Namun, di ujung penjelasan, ia akhirnya mengatakan, “Segera akan kita ganti (tayangan crayon sinchan tersebut).” [R/Remotivi]
Audisi Pembuatan Film Dokumenter
Kami Legal Resources Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) Semarang, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang peduli pada persoalan pemenuhan hak asasi perempuan khususnya perempuan miskin, marjinal dan rentan di Jawa Tengah, bermaksud mengadakan audisi pembuatan film dokumenter yang mengambil tema “Pengalaman Advokasi Hak atas Kesehatan Perempuan bersama Kelompok Perempuan Miskin, Marjinal dan Rentan di Jawa Tengah”, yang bekerjasama dengan Yayasan Tifa Jakarta.
Pembuatan Film tersebut bertujuan untuk mendokumentasikan masalah-masalah dan isu hak asasi khususnya hak atas kesehatan kelompok perempuan korban kekerasan, buruh migran, perdagangan orang, eksploitasi seksual di Kabupaten Grobogan, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal dan Kota Semarang. Selain itu pembuatan film juga bertujuan untuk mendokumentasikan suara dan pengalaman perempuan atas pelaksanaan kebijakan hak atas kesehatan, mendokumentasikan dan menginformasikan strategi-strategi hak asasi dalam kerja-kerja advokasi hak perempuan atau pemberdayaan perempuan (melalui FPAR dan WRIA), mendokumentasikan dan menginformasikan hasil-hasil pembelajaran bekerja bersama perempuan melalui FPAR dan WRIA dalam mengadvokasi hak-hak perempuan rentan dan marjinal, serta untuk mempromosikan FPAR dan WRIA sebagai instrumen hak asasi untuk memfasilitasi perluasan partisipasi sejati perempuan, perbaikan kebijakan lokal serta untuk mendorong keadilan anggaran lokal
Untuk itu kami mengundang Bapak/ Ibu atau Lembaga Bapak/ Ibu/ Saudara untuk berpartisipasi dalam audisi pembuatan film ini. Adapun kerangka acuan dan form aplikasi sebagaimana terlampir. Informasi selengkapnya dapat menghubungi kami di telpon (024) 6723083 atau website kami www.lrc-kjham.org atau email kami di lrc_kjham2004@yahoo.com. [R]
Pembuatan Film tersebut bertujuan untuk mendokumentasikan masalah-masalah dan isu hak asasi khususnya hak atas kesehatan kelompok perempuan korban kekerasan, buruh migran, perdagangan orang, eksploitasi seksual di Kabupaten Grobogan, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal dan Kota Semarang. Selain itu pembuatan film juga bertujuan untuk mendokumentasikan suara dan pengalaman perempuan atas pelaksanaan kebijakan hak atas kesehatan, mendokumentasikan dan menginformasikan strategi-strategi hak asasi dalam kerja-kerja advokasi hak perempuan atau pemberdayaan perempuan (melalui FPAR dan WRIA), mendokumentasikan dan menginformasikan hasil-hasil pembelajaran bekerja bersama perempuan melalui FPAR dan WRIA dalam mengadvokasi hak-hak perempuan rentan dan marjinal, serta untuk mempromosikan FPAR dan WRIA sebagai instrumen hak asasi untuk memfasilitasi perluasan partisipasi sejati perempuan, perbaikan kebijakan lokal serta untuk mendorong keadilan anggaran lokal
Untuk itu kami mengundang Bapak/ Ibu atau Lembaga Bapak/ Ibu/ Saudara untuk berpartisipasi dalam audisi pembuatan film ini. Adapun kerangka acuan dan form aplikasi sebagaimana terlampir. Informasi selengkapnya dapat menghubungi kami di telpon (024) 6723083 atau website kami www.lrc-kjham.org atau email kami di lrc_kjham2004@yahoo.com. [R]
Jangan Sampai Anak Pilih TV Sebagai Sahabat
Jakarta - KAMIS 28 April 2011, Departemen Susastra dan Pusat Penelitian Kajian Budaya (PPKB) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (FIB-UI), mengadakan seminar bertajuk ‘Anak dan Televisi’ di auditorium Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Depok.
Dimoderatori Sunu Wasono, staff pengajar FIB-UI, sesi pertama yang sangat singkat ini menghadirkan Riris K. Toha Sarumpaet (Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya & Pengajar Pengkajian Cerita Anak), Paulus Wirutomo (Sosiolog), dan Eko Handayani (Psikolog) sebagai pembicara.
Dalam materi seminarnya, Riris mengupas tayangan Opera van Java (OVJ) milik Trans 7 dan sinetron SCTV Islam KTP, yang setelah diteliti, ternyata berdampak negatif terhadap anak. OVJ dinilai banyak mengandung kekerasan, kata-kata kasar, serta menampilkan peristiwa tidak pantas seperti ngompol. Begitupun Islam KTP, yang memang ingin memberikan pendidikan agama dan moral, namun justru sang tokoh teladan di dalamnya sering mengeluarkan ejekan yang tidak pantas dicontoh anak-anak.
Menurutnya, kedua tayangan ini jelas bukan tontonan anak. Namun kenyataannya, kedua stasiun TV tetap menayangkan program tersebut saat anak-anak masih bisa menonton TV, yaitu pada pukul 20.00-22.00 untuk OVJ, dan pukul 18.00-21.30 untuk Islam KTP. “Jika kita bicara tentang tontonan anak, maka tontonan itu seharusnya mengasyikkan”, tutur Riris. Jika tayangan tersebut mengandung kekerasan, atau malah berisi terlalu banyak konflik manusia dewasa, tontonan itu tidak akan mengasyikkan bagi anak. Artinya, tayangan tersebut bukanlah tontonan untuk anak.
Lain lagi dengan Paulus Wirutomo yang bahasannya mengenai ‘Media dan Masyarakat Indonesia’. Paulus mengatakan bahwa terhadap teknologi yang terus berevolusi, masyarakat belum mampu berevolusi dari aspek sistem nilai, sikap, perilaku, pranata sosial, dan yang lainnya, sehingga masyarakat Indonesia, selain menjadi pemanfaat teknologi, juga turut menjadi korban teknologi tersebut.
“Bukan media yang sebenarnya menjajah kita, tetapi orang-orang di baliknya.,” ujar Paulus penuh semangat.
Sebagai pengakhir sesi, Eko Handayani hadir dengan paparannya, ‘Dampak Tayangan TV Terhadap Anak’. Ia mengatakan bahwa televisi merupakan salah satu jendela awal bagi anak untuk mengenal dunia. Sayangnya, tidak semua tayangan berdampak positif. Meski televisi membantu meningkatkan daya imajinasi anak sehingga anak bebas berkreasi, namun televisi juga dapat mengakibatkan berbagai gangguan, baik dari gangguan fisik dan kesehatan, hingga gangguan mental dan kognisi anak.
Tak lupa Eko juga memberikan beberapa tips kepada orangtua, seperti, (1) jangan menaruh TV di kamar anak, (2) melakukan pendampingan ketika menonton, (3) memilah dan memilih apa yang layak ditonton anak, serta (4) menambah lebih banyak alternatif kegiatan bagi anak selain menonton TV.
Satu tips yang menarik dan perlu diingat oleh orangtua adalah, jangan egois, karena anak meniru orangtuanya. Jika orangtua melarang anak menonton, namun ternyata orangtuanya menonton, itu sama saja memberi contoh buruk bagi anak. Di akhir materi, ia mengingatkan peserta seminar, terutama para orangtua, jangan sampai anak lebih memilih TV sebagai sahabat, ketimbang orangtuanya sendiri.
Sesi kedua yang dijadwalkan akan dibawakan oleh Arist Merdeka Sirait (ketua Komnas Perlindungan Anak) dan Titin Rosmasari (Pemimpin Redaksi Trans 7) mendadak berubah. Arist tidak dapat hadir, sehingga waktu diserahkan sepenuhnya kepada Titin sebagai pembicara tunggal.
Dalam hampir seluruh isi pembicaraannya, sayangnya Titin hanya berbicara mengenai program-program anak Trans 7 dan membandingkannya dengan program-program anak di stasiun TV lain.
“Masih ada yang tertarik untuk bekerja di stasiun televisi?” tanya Titin di akhir pembicaraannya. Menurutnya akan sangat baik jika banyak orang yang terjun langsung di industri pertelevisian, sebab hanya dengan cara itulah kita dapat membuat suatu perubahan. [R/Remotivi]
Dimoderatori Sunu Wasono, staff pengajar FIB-UI, sesi pertama yang sangat singkat ini menghadirkan Riris K. Toha Sarumpaet (Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya & Pengajar Pengkajian Cerita Anak), Paulus Wirutomo (Sosiolog), dan Eko Handayani (Psikolog) sebagai pembicara.
Dalam materi seminarnya, Riris mengupas tayangan Opera van Java (OVJ) milik Trans 7 dan sinetron SCTV Islam KTP, yang setelah diteliti, ternyata berdampak negatif terhadap anak. OVJ dinilai banyak mengandung kekerasan, kata-kata kasar, serta menampilkan peristiwa tidak pantas seperti ngompol. Begitupun Islam KTP, yang memang ingin memberikan pendidikan agama dan moral, namun justru sang tokoh teladan di dalamnya sering mengeluarkan ejekan yang tidak pantas dicontoh anak-anak.
Menurutnya, kedua tayangan ini jelas bukan tontonan anak. Namun kenyataannya, kedua stasiun TV tetap menayangkan program tersebut saat anak-anak masih bisa menonton TV, yaitu pada pukul 20.00-22.00 untuk OVJ, dan pukul 18.00-21.30 untuk Islam KTP. “Jika kita bicara tentang tontonan anak, maka tontonan itu seharusnya mengasyikkan”, tutur Riris. Jika tayangan tersebut mengandung kekerasan, atau malah berisi terlalu banyak konflik manusia dewasa, tontonan itu tidak akan mengasyikkan bagi anak. Artinya, tayangan tersebut bukanlah tontonan untuk anak.
Lain lagi dengan Paulus Wirutomo yang bahasannya mengenai ‘Media dan Masyarakat Indonesia’. Paulus mengatakan bahwa terhadap teknologi yang terus berevolusi, masyarakat belum mampu berevolusi dari aspek sistem nilai, sikap, perilaku, pranata sosial, dan yang lainnya, sehingga masyarakat Indonesia, selain menjadi pemanfaat teknologi, juga turut menjadi korban teknologi tersebut.
“Bukan media yang sebenarnya menjajah kita, tetapi orang-orang di baliknya.,” ujar Paulus penuh semangat.
Sebagai pengakhir sesi, Eko Handayani hadir dengan paparannya, ‘Dampak Tayangan TV Terhadap Anak’. Ia mengatakan bahwa televisi merupakan salah satu jendela awal bagi anak untuk mengenal dunia. Sayangnya, tidak semua tayangan berdampak positif. Meski televisi membantu meningkatkan daya imajinasi anak sehingga anak bebas berkreasi, namun televisi juga dapat mengakibatkan berbagai gangguan, baik dari gangguan fisik dan kesehatan, hingga gangguan mental dan kognisi anak.
Tak lupa Eko juga memberikan beberapa tips kepada orangtua, seperti, (1) jangan menaruh TV di kamar anak, (2) melakukan pendampingan ketika menonton, (3) memilah dan memilih apa yang layak ditonton anak, serta (4) menambah lebih banyak alternatif kegiatan bagi anak selain menonton TV.
Satu tips yang menarik dan perlu diingat oleh orangtua adalah, jangan egois, karena anak meniru orangtuanya. Jika orangtua melarang anak menonton, namun ternyata orangtuanya menonton, itu sama saja memberi contoh buruk bagi anak. Di akhir materi, ia mengingatkan peserta seminar, terutama para orangtua, jangan sampai anak lebih memilih TV sebagai sahabat, ketimbang orangtuanya sendiri.
Sesi kedua yang dijadwalkan akan dibawakan oleh Arist Merdeka Sirait (ketua Komnas Perlindungan Anak) dan Titin Rosmasari (Pemimpin Redaksi Trans 7) mendadak berubah. Arist tidak dapat hadir, sehingga waktu diserahkan sepenuhnya kepada Titin sebagai pembicara tunggal.
Dalam hampir seluruh isi pembicaraannya, sayangnya Titin hanya berbicara mengenai program-program anak Trans 7 dan membandingkannya dengan program-program anak di stasiun TV lain.
“Masih ada yang tertarik untuk bekerja di stasiun televisi?” tanya Titin di akhir pembicaraannya. Menurutnya akan sangat baik jika banyak orang yang terjun langsung di industri pertelevisian, sebab hanya dengan cara itulah kita dapat membuat suatu perubahan. [R/Remotivi]
Kudus Akan Pecahkan Rekor MURI
Kudus - Dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Hari Tekhnologi dan Pencanangan Kudus Cyber City, Universitas Muria Kudus bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus akan memecahan rekor Museum Rekok Indonesia (MURI) melalui acara “Ngenet Sehat Bareng Kang Mus”.
Rekor berinternet secara serentak dalam satu waktu dan satu tempat ini akan dilaksanakan di Alun-alun Kota Kudus pada Minggu (8/5) mulai pukul 07.00 WIB. Pemecahan rekor akan melibatkan 2500 peserta. Acara akan dimeriahkan Music Live dan Freestyle. Khusus bagi peserta pengguna Motor Peserta Yamaha, mereka berkesempatan mendapat layanan service, ganti busi dan cuci motor gratis.
Selain itu, panitia penyelenggara juga menggelar IT Competition yang dikemas dalam rakaingan kegiatan di antaranya; Lomba Blog (SMP, SMA dan Guru) pada 4-5 Mei, Lomba Web Design (SMA) pada 4 Mei, Lomba SMS Gateway (Mahasiswa) pada 5 Mei, dan Workshop Blog dan Internet Sehat tanpa dipungut biaya pada 3 Mei.
Pada kegiatan lomba, pemenang akan mendapatkan penghargaan berupa uang, tropi dan handphone dari panitia. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada 6 Mei. Hadiah akan diberikan pada saat pemecahan rekok MURI di Alun-alun Kota Kudus. Bagi masyarakat yang berminat dapat menghubungi panitia melalui Helmi (085 727 276 439), Rini (085 226 407 072) atau melalui website http://ngenetbareng.Kuduskab.go.id.
Selain Pemkab Kudus, acara terselenggara berkat kerja sama PT. Djarum, Yamaha dan PT Telkom Indonesia.[R/UMK]
Rekor berinternet secara serentak dalam satu waktu dan satu tempat ini akan dilaksanakan di Alun-alun Kota Kudus pada Minggu (8/5) mulai pukul 07.00 WIB. Pemecahan rekor akan melibatkan 2500 peserta. Acara akan dimeriahkan Music Live dan Freestyle. Khusus bagi peserta pengguna Motor Peserta Yamaha, mereka berkesempatan mendapat layanan service, ganti busi dan cuci motor gratis.
Selain itu, panitia penyelenggara juga menggelar IT Competition yang dikemas dalam rakaingan kegiatan di antaranya; Lomba Blog (SMP, SMA dan Guru) pada 4-5 Mei, Lomba Web Design (SMA) pada 4 Mei, Lomba SMS Gateway (Mahasiswa) pada 5 Mei, dan Workshop Blog dan Internet Sehat tanpa dipungut biaya pada 3 Mei.
Pada kegiatan lomba, pemenang akan mendapatkan penghargaan berupa uang, tropi dan handphone dari panitia. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada 6 Mei. Hadiah akan diberikan pada saat pemecahan rekok MURI di Alun-alun Kota Kudus. Bagi masyarakat yang berminat dapat menghubungi panitia melalui Helmi (085 727 276 439), Rini (085 226 407 072) atau melalui website http://ngenetbareng.Kuduskab.go.id.
Selain Pemkab Kudus, acara terselenggara berkat kerja sama PT. Djarum, Yamaha dan PT Telkom Indonesia.[R/UMK]
Rabu, 27 April 2011
Bikin Album dan Memasarkannya Sendiri
Band bergenre reggae di Wonosobo terus menjamur. Mereka tidak hanya memiliki satu ikatan sosial yang lekat dengan penampilan saat tampil dipangung-panggung hiburan. Namun juga telah berhasil menelorkan album karya sendiri. Musik itu dipasarkan dan dikonsumsi oleh penganut musik reggae di luar Wonosobo.
Mentari Pagi beri salam lagi
Suara burung kusambut hari berganti
Bob Marley masih bernyanyi
Don’t worry… uuu..yeeeeaaaccchhhh
Syair itu dilantunkan merdu saat Elly Gimbal bernyanyi diatas panggung pada suata even musik di alun-alun Wonosobo. Ketua Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Wonosobo organisasi jaringan pengamen yang lahir sejak era 1980-an ini muncul. Kendati awalnya membawakan lagu-lagu karya orang lain namun lambat laun mereka berkarya sendiri.
Elly mengaku reggae telah menjadi komoditas musik baru yang lahir di daerah. Meski belum banyak yang mendalami arti penting aliran musik tersebut namun dengan semangat telah menelorkan beberapa album. Lagu-lagu itu di sebarkan via internet.
"Sentuhan lokalitasnya sangat kentara. Kami membuatnya dalam syair berbahasa Jawa balutan komposisi musiknya reggae,” paparnya.
Walaupun tidak bermaksud hendak menyami nama kelompok anak-anak underground yang kini ada di Wonosobo, menurut Elly, aliran underground dan reggae menjadi dua genre musik berbeda namun memiliki benang merah setara.
"Kami mengemasnya dalam Primitive Democration. Berdiri dua yang lalu," ujarnya.
Diakuinya kelompok reggae di Wonosobo saat ini masih sangat solid. Bertindak sebagai mereka adalah Elly Gimbal, Wisnu (gitar1), Yoga (gitar2), Fany (Keyboard), Majid (Bass), Budi (Drum) dan perkusi dijalankan oleh Hengky, Kenceng, Tadho.
Setiap pementasan mereka disambut dengan teriakan Woiyoo sebagai simbol kebersamaan dan persaudaraan dari komunitas Reggae. Kemudian sang vocalis, yang disambut teriakan yang sama dari para penonton sambil mengangkat tangan sebagai tanda kekuatan dalam kebesamaan dan kekuatan perdamaian.
"Reggae ini donasinya pribadi. Kami kerja keras berkarya dan mendanai sendiri," paparnya.
Ada sebanyak 12 lagu yang di geber Reggae Primitive Democration. Komunitas melakukan acara rutin sebulan sekali untuk mengakomodir para pecinta musik reggae di Wonosobo.
"Kami pasti melakukan kegiatan yang bersifat sosial kemanusiaan dan penyadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan hidup," kata Elly.
Menurutnya reggae kini telah menjadi sebuah signal bagi para anak punk untuk lebih mengapresiasikan musiknya. Mereka rata-rata berangkat dari stigma bahwa music pop yang selama ini mapan dan memiliki pangsa pasar sendiri sangat membosankan.
“Kita semua (khususnya reggae lovers) tentu ingin menyaksikan musisi-musisi reggae tanah air dan di Wonosobo bisa eksis," imbuhnya.
Untuk memuluskan jalan kaderisasi hingga merasuk ke generasi-generasi muda Wonosobo, lanjut Elly, pihaknya mengadakan konser di kota-kota kecamatan seminggu sekali. Musisi senior Wonosobo ini juga tak canggung turut serta memberi semangat kepada anak-anak muda yang lagi gila-gilanya mendalami musik reggae.”Dalam even tersebut sekalian jualan kaset rekaman album Primitive Demokrasi,” tuturnya.
Ya, Primitive Demokrasi memang sudah menjadi ikon band reggae di Kabupaten Purwokerto, Banjarnegara, Temanggung dan Magelang. Tiap kali band itu tampil karya-karyanya seakan telah menjadi mars bagi pecinta musik reggae. “Alhamdulillah melalui indie album kami banyak yang berminat,” pungkas Elly tersebut. [R/Yudi]
Mentari Pagi beri salam lagi
Suara burung kusambut hari berganti
Bob Marley masih bernyanyi
Don’t worry… uuu..yeeeeaaaccchhhh
Syair itu dilantunkan merdu saat Elly Gimbal bernyanyi diatas panggung pada suata even musik di alun-alun Wonosobo. Ketua Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Wonosobo organisasi jaringan pengamen yang lahir sejak era 1980-an ini muncul. Kendati awalnya membawakan lagu-lagu karya orang lain namun lambat laun mereka berkarya sendiri.
Elly mengaku reggae telah menjadi komoditas musik baru yang lahir di daerah. Meski belum banyak yang mendalami arti penting aliran musik tersebut namun dengan semangat telah menelorkan beberapa album. Lagu-lagu itu di sebarkan via internet.
"Sentuhan lokalitasnya sangat kentara. Kami membuatnya dalam syair berbahasa Jawa balutan komposisi musiknya reggae,” paparnya.
Walaupun tidak bermaksud hendak menyami nama kelompok anak-anak underground yang kini ada di Wonosobo, menurut Elly, aliran underground dan reggae menjadi dua genre musik berbeda namun memiliki benang merah setara.
"Kami mengemasnya dalam Primitive Democration. Berdiri dua yang lalu," ujarnya.
Diakuinya kelompok reggae di Wonosobo saat ini masih sangat solid. Bertindak sebagai mereka adalah Elly Gimbal, Wisnu (gitar1), Yoga (gitar2), Fany (Keyboard), Majid (Bass), Budi (Drum) dan perkusi dijalankan oleh Hengky, Kenceng, Tadho.
Setiap pementasan mereka disambut dengan teriakan Woiyoo sebagai simbol kebersamaan dan persaudaraan dari komunitas Reggae. Kemudian sang vocalis, yang disambut teriakan yang sama dari para penonton sambil mengangkat tangan sebagai tanda kekuatan dalam kebesamaan dan kekuatan perdamaian.
"Reggae ini donasinya pribadi. Kami kerja keras berkarya dan mendanai sendiri," paparnya.
Ada sebanyak 12 lagu yang di geber Reggae Primitive Democration. Komunitas melakukan acara rutin sebulan sekali untuk mengakomodir para pecinta musik reggae di Wonosobo.
"Kami pasti melakukan kegiatan yang bersifat sosial kemanusiaan dan penyadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan hidup," kata Elly.
Menurutnya reggae kini telah menjadi sebuah signal bagi para anak punk untuk lebih mengapresiasikan musiknya. Mereka rata-rata berangkat dari stigma bahwa music pop yang selama ini mapan dan memiliki pangsa pasar sendiri sangat membosankan.
“Kita semua (khususnya reggae lovers) tentu ingin menyaksikan musisi-musisi reggae tanah air dan di Wonosobo bisa eksis," imbuhnya.
Untuk memuluskan jalan kaderisasi hingga merasuk ke generasi-generasi muda Wonosobo, lanjut Elly, pihaknya mengadakan konser di kota-kota kecamatan seminggu sekali. Musisi senior Wonosobo ini juga tak canggung turut serta memberi semangat kepada anak-anak muda yang lagi gila-gilanya mendalami musik reggae.”Dalam even tersebut sekalian jualan kaset rekaman album Primitive Demokrasi,” tuturnya.
Ya, Primitive Demokrasi memang sudah menjadi ikon band reggae di Kabupaten Purwokerto, Banjarnegara, Temanggung dan Magelang. Tiap kali band itu tampil karya-karyanya seakan telah menjadi mars bagi pecinta musik reggae. “Alhamdulillah melalui indie album kami banyak yang berminat,” pungkas Elly tersebut. [R/Yudi]
Langganan:
Postingan (Atom)