Pengunjung

Sabtu, 12 Maret 2011

Ahmadiyah Sarolangun Kembali ke Islam

Jambi - Penganut Ahmadiyah di Kabupaten Sarolangun bersedia mematuhi surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri atau kembali ke ajaran Islam yang sebenarnya, demikian Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sarolangun, Havis di Jambi, Sabtu (12/3/2011).
Dia mengungkapkan di daerahnya terdapat 164 orang pengikit jamaah Ahmadiyah Indonesia yang bermukim di Desa Singkut 7.
"Ke 164 jamaah Ahmadiyah itu bersedia mematuhi SKB tiga mentri atau kembali ke ajaran Islam sesungguhnya dengan tidak mengakui ada nabi lain setelah Nabi Muhammad SAW," katanya.
Dalam SKB tiga menteri di antaranya menyebutkan penganut, pengurus jamaah Ahmadiyah Indonesia agar menghentikan semua kegiatan yang tidak sesuai dengan penafsiran agama Islam.
Ia mengakui pengikut Ahmadiyah di Kabupaten Sarolangun berbeda dari daerah-daerah lainnya, di mana mereka membaur dengan masyarakat sekitar dan selalu mematuhi pemerintah setempat.
Setiap anjuran dan aturan yang dikeluarkan pemerintah mereka taati, dan belakangan mereka juga mengakui tidak ada nabi sesudah Nabi Muhamad SAW.
Berbagai instansi terkait terus mengawasi aktivitas jamaah Ahmadiyah dan hingga kini tidak ada kegiatan mereka yang meresahkan warga sekitar.
"Secara perlahan bersama berbagai instansi terkait kita akan mengajak pengkut Ahmadiyah di Sarolangun supaya bisa mematuhi SKB tiga mentri atau kembali pada ajaran Islam yang benar," kata Havis.[R/Ant]

Mahasiswa dan Dosen ITB Tertahan di Jepang

Bandung - Sepuluh mahasiswa dan empat dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) tertahan di Jepang akibat bencana gempa bumi berkekuatan 8,9 Skala Richter diikuti gelombang tsunami dahsyat di Jepang.
"Memang ada puluhan mahasiswa dan dosen dari ITB yang sedang studi di Jepang, terkait gempa kemarin mereka masih tertahan di sana," kata Rektor ITB Akhmaloka di Bandung, Sabtu (12/3/2011).
Akhmaloka mengatakan, mayoritas mahasiswa S1 yang studi di Negeri Sakura tersebut adalah mahasiswa jurusan teknik elektro dan farmasi. "Alhamdulilah mereka keadaan baik dan selamat," kata Akhmaloka.
Sementara itu, Direktur Humas dan Alumni ITB Marlia Singgih menyatakan masih mengecek kepada Dubes RI di Jepang mengenai  keadaan pasti mahasiswa ITB di sana.
"Tapi, kami lagi mengecek lagi, takutnya ada mahasiswa ITB yang berada di wilayah gempa atau pesisir pantai yang terkena dampak tsunami di Jepang," ujar Marlia.
Merlia menambahkan, belum ada upaya dari ITB untuk memulangkan para mahasiswa dan dosen ITB yang tertahan di Jepang. [R/Ant]

Efek Maut Bocornya Reaktor Nuklir

Jepang - Gempa bumi disertai tsunami yang terjadi di Jepang menimbulkan potensi bahaya baru. Sebab, beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jepang mengalami kerusakan. Ancaman bahaya kontaminasi radioaktif akhirnya muncul ke permukaan.
Radioaktif adalah sejenis zat yang berada di permukaan atau di dalam benda padat, cair atau gas yang mana kehadirannya berbahaya bagi tubuh manusia. Radioaktif berasal dari radionuklida (radioisotop) sebuah inti tak stabil akibat energi yang berlebihan.
Menurut situs atomicarchive.com sebagaimana dikuti Vivanews.com, setidaknya ada tujuh efek yang berbahaya bila tubuh manusia terkena bocoran radioaktif dari PLTN.

1. Rambut: rambut akan menghilang dengan cepat bila terkena radiasi di 200 Rems atau lebih. Rems merupakan satuan dari kekuatan radioaktif.

2. Otak: sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi berkekuatan 5000 Rems atau lebih. Seperti halnya jantung, radiasi membunuh sel-sel saraf dan pembuluh darah dan dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak.

3. Kelenjar Gondok: kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam jumlah tertentu, yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian tiroid.

4. Sistim Peredaran Darah: ketika seseorang terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah limfosit darah akan berkurang, sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi. Gejala awal ialah seperti penyakit flu. Menurut data saat terjadi ledakan Nagasaki dan Hiroshima, menunjukan gejala dapat bertahan selama 10 tahun dan mungkin memiliki risiko jangka panjang seperti leukimia dan limfoma.

5. Jantung: bila terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 Rems akan mengakibatkan kerusakan langsung pada pembuluh darah dan dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian mendadak.

6. Saluran Pencernaan: radiasi dengan kekuatan 200 Rems akan menyebabkan kerusakan pada lapisan saluran usus dan dapat menyebabkan mual, muntah dan diare berdarah.

7. Saluran Reproduksi: saluran reproduksi akan merusak saluran reproduksi cukup dengan kekuatan di bawah 200 Rems. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan mengalami kemandulan.

Melihat bahayanya dampak dari radiasi radioaktif ini, pemerintah Jepang langsung menetapkan kondisi siaga menyusul potensi kebocoran radioaktif pada lima reaktor nuklir di dua lokasi. Tiga ribu warga yang tinggal di sekitar reaktor nuklir Fukushima Daiichi dengan radius 10 km langsung dievakuasi.
Sebanyak 14.000 warga yang tinggal di bagian timur laut Jepang masih di lokasi Daiichi, turut juga diungsikan setelah mendapat peringatan dari Tokyo Electric Power Co.
Jepang mempunyai 54 reaktor dan 10 di antaranya telah ditutup terkait bencana gempa dan tsunami yang menimpa wilayahnya. Sebanyak 30 persen pasokan listrik di Jepang berasal dari tenaga nuklir. [R/Vivanews]

Program Tambah Daya Listrik Gratis Diburu Pelanggan

Jakarta - Program penambahan daya listrik gratis oleh PT PLN (persero) direspons antusias oleh para pelanggan listrik. Data PLN mencatat pelanggan listrik rumah tangga yang merespon untuk menambah daya listrik sudah berjumlah 3900 pelanggan.
Demikian disampaikan oleh Direktur Manajemen Bisnis dan Resiko PT PLN, Murtaqi Syamsuddin kepada detikFinance seusai di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, (11/3/2011).
“Sejak kemarin, baru dua hari kita pantau data seluruh Indonesia, suda ada sekitar 3900-an pelanggan yang merespon ini (tambah daya listrik gratis),” kata Murtaqi.
Ia  menambahkan bahwa rata-rata pelanggan yang melakukan penambahan daya adalah dari 450 VA ke 1300 VA. Murtaqi menjelaskan bahwa animo dari penambahan daya tersebut sudah terasa dan penambahan tersebut dirasa tidak akan membebankan beban dari pembangkit listrik dengan alasan pihaknya sudah memperhitungkan bahwa penambaha daya tidak akan terlalu banyak memberi pengaruh.
“Karena orang merespon sejauh ini adalah yang pemakaian listriknya tinggi namun sering lebih batas makanya sering ‘jepret’. Orang yang pemakaian listriknya tinggi berarti kan daya belinya tinggi, itu langsung merespon kemarin, dan itu menjadi target kita,” jelasnya.
Dikatakanya bahwa pelanggan listrik yang daya listriknya rendah lebih cenderung tidak merespon dikarenakan daya beli mereka pun kemungkinan rendah pula. “Maka itu, kita memperkirakan bahwa ini tidak akan beri pengaruh yang banyak kepada pembangkit kita,” tukas Murtaqi.
Direktur Utama PLN Dahlan Iskan juga menanggapi dengan nada yang sama bahwa program penambahan daya listrik gratis ini tidak akan membebankan pembangkit milik PLN yang ada.
“Cukup kok. Kalau saya sih, saya harapkan paling tidak sebanyak 20% seluruh pelanggan mau pindah, tapi terserah mereka ini kan sifatnya sukarela,” ucap Dahlan.
Seperti diketahui bulan Maret ini PLN memberlakukan program penambahan daya listrik gratis dengan rentang daya 450 VA dan 900 VA untuk pindah ke 1300 VA atau 2200 VA. Hal tersebut dilakukan bagi pelanggan rumah tangga yang selama ini penggunaan listriknya meningkat. [R/dtc]

Korban Tewas Gempa dan Tsunami Jepang Jadi 1.000 Orang

Jakarta - Jumlah sementara korban tewas akibat gempa dan tsunami Jepang mencapai 1.000 orang.  400 Orang diketahui hilang.
Belum ada WNI dilaporkan menjadi korban jiwa dalam gempa berkekuatan 8,9 SR itu.
KBRI Tokyo dari NHK streaming merilis hal tersebut di dalam twitternya, Sabtu (12/3/2011).
Sementara itu, tim KBRI Tokyo yang akan mengevakuasi WNI sudah sampai di Fukushima, namun terhenti akibat longsor yang terjadi di antara Miyagi dan Iwate. Pemerintah Jepang mengerahkan helikopter untuk mengevakuasi korban di Kesennuma City, Miyagi Prefecture.
Warga di radius 10 km dari PLTN Fukushima dianjurkan untuk berevakuasi. Hal ini karena peningkatan tingkat radiasi menjadi 1.000 kali skala normal.
Gempa di Jepang terjadi pukul 12.46 WIB, Jumat (11/3) kemarin, berpusat di 373 km timur laut Tokyo. Beberapa saat kemudian terjadi tsunami dengan ketinggian 4 meter hingga 10 meter. [R/dtc]