Pengunjung

Rabu, 16 Maret 2011

Kurangi Angka Kematian Ibu Melahirkan dan Bayi

- Proses Persalinan dengan Empat Tangan

Blora - Persalinan yang ditangani oleh empat tangan tenaga kesehatan, baik oleh dokter atau bidan, cukup berdampak positif dalam mengurangi kasus kematian bayi maupun ibu melahirkan. Di Blora, pada 2009, angka kematian ibu melahirkan (AKI) tercatat sebanyak 22 kasus, pada 2010 menurun menjadi 12 kasus saja.
Hal tersebut dikemukakan oleh Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Blora Sof Khasanah kepada Suara Merdeka, kemarin. "Pertolongan persalinan dengan empat tangan tenaga medis ini lebih cepat dan aman," katanya.
Selain dengan bantuan empat tangan tenaga medis, terang Sof Khasanah, persalinan juga harus dilakukan di klinik kesehatan, minimal di poliklinik kesehatan desa (PKD). "Jalannya proses persalinan empat tangan ini cukup sukses karena didukung oleh SK Kepala Dinas Kesehatan 2009 yang mengharuskan proses persalinan dilakukan empat tangan tenaga medis dan di klinik kesehatan."
Saat ini, proses persalinan seperti diharapkan dalam SK Kepala Dinas Kesehatan itu berjalan dengan baik. Hanya dalam kondisi darurat, seperti sudah tidak cukup waktu dibawa ke klinik, sehingga bidan atau dokter bisa datang ke rumah.
Sof Khasanah pun berharap agar kesadaran masyarakat terkait proses persalinan dengan bantuan tenaga medis ini semakin ditingkatkan, karena itu demi keselamatan si ibu dan bayi semata-mata.
"Harapan ke depan, SK Kepala Dinas Kesehatan tentang persalinan dengan bantuan empat tangan tenaga medis dan dilakukan di klinik kesehatan, ini bisa dijadikan peraturan bupati (Perbup), sehingga kematian ibu melahirkan dan atau kematian bayi bisa ditekan." [R]

Telkom Siapkan Dana Triliunan untuk StarOne

Jakarta - Telkom menyiapkan dana sekitar Rp 1 triliun untuk akuisisi perusahaan telekomunikasi dalam negeri maupun internasional tahun 2011 ini. Namun jika diperlukan, alokasi masih bisa ditingkatkan hingga Rp 4 triliun.
"Kami menyiapkan anggaran Rp 1 triliun tahun ini, untuk mengakuisisi operator dalam negeri maupun masuk ke tingkat internasional," kata Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah, di sela seminar Outlook Telekomunikasi 2011: Mengubah Kejenuhan Menjadi Peluang, di Gran Melia, Jakarta, Rabu (16/3/2011).
Menurut Rinaldi, pihaknya saat ini sedang intensif melakukan pembicaraan dengan operator seluler terbesar di Kamboja. Pun, ia mengakui Telkom harus bersaing dengan tiga operator telekomunikasi lainnya yaitu dari Eropa dan Asia untuk masuk ke perusahaan itu.
"Proses penawaran masih berlangsung, namun diharapkan pada tahun 2011 rencana akuisisi tersebut sudah ada keputusannya," ujarnya.
Telkom menghendaki bisa menguasai minimal 51% saham atau mayoritas. Dengan akuisisi tersebut, ia mengharapkan akan memberikan kontribusi langsung terhadap pendapatan.
Meski begitu, Rinaldi tidak merinci dana yang disiapkan untuk masuk ke Kamboja tersebut. Ia hanya menjelaskan, dana akuisisi di luar belanja modal (capex) 2011 yang dianggarkan sekitar Rp 16-17 triliun.
"Kita siapkan Rp 1 triliun, namun jika dinilai masih kurang akan kita tingkatkan hingga Rp 4 triliun," ujarnya.
Menurutnya sumber dana akuisisi ini akan dialokasikan dari internal perusahaan. "Kita secara konsolidasi memiliki kas perseroan hingga Rp8 triliun," tegasnya.
Sementara untuk mengakuisisi unit layanan StarOne milik Indosat, Rinaldi menuturkan pada prinsipnya Telkom siap melakukan pembicaraan.
"Kami siap saja, tapi keputusannya tetap  pada pihak yang memberi penawaran (Indosat). Jangan ditanya kepada saya, tapi kalau mereka menawarkan kita siap," ujar Rinaldi. [R/dtc]

PPNI Desak DPR Bahas RUU Keperawatan

Jakarta - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mendesak DPR RI segera membahas RUU Keperawatan agar profesi keperawatan memiliki payung hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara profesional dan berkualitas, kata Ketua Dewan Pembina PPNI Prof Achir Yani S Hamid. MN, DN.Sc.
Achir Yani mengemukakan hal itu di Jakarta, Rabu (16/3/2011), didampingi Sekjen PPNI Harif Fadhillah di sela acara menyambut Hari Keperawatan Indonesia (HKI) pada (17/3/2011) yang diisi acara bakti sosial berupa pemeriksaan kesehatan secara cuma-cuma kepada masyarakat di sekitar Kelurahan Menteng Dalam, Kecematan Tebet, Jakarta Selatan.
Achir Yani mengatakan, RUU Keperawatan sudah diajukan ke DPR sejak tahuan sebelum,  agar segera dibahas dengan pemerintah untuk disetujui menjadi UU.
Dia menyambut baik kepada Komisi IX DPR yang telah memasukan RUU Keperawatan sebagai program legeslasi nasional (Prolegnas) tahun 2011, sehingga diharapkan paling lambat akhir 2011 RUU Keperawatan telah disahkan menjadi UU.
Menurut dia, profesi perawat mendominasi dalam jumlah tenaga medik bidang pelayanan kesehatan, karena jumlahnya mencapai 60 persen, sedangkan profesi medik lainya kurang dari jumlah tersebut.
Oleh karena itu, katanya, perlu UU yang khusus mengatur tenaga keperawatan sebagaimana profesi lain yang telah diatur dalam UU tersendiri.
"Dengan adanya UU Keperawatan, maka profesi perawat dan sekolah penghasil  perawat akan memiliki standar kompetensi baik tingkat nasional maupun global, sehingga Indonesia dapat memenuhi kebutuhan tenaga perawat baik di dalam negeri maupun dunia internasional," katanya.
Achir Yani menegaskan, adanya UU Keperawatan, disamping untuk meningkatkan kualitas SDM profesi perawat, juga memberikan perlindungan hukum baik bagi tenaga keperawatan dan masyarakat penerima pelayanan kesehatan dari kemungkinan tindakan keselahan.
Sementara itu, Ketua Umum PPNI Dewi Irawaty, MA, PhD mengatakan, salah satu kriteria yang belum dimiliki perawat Indonesia adalah kewenangan untuk melakukan pengendalian secara otonom yang ditetapkan melalui UU Keperawatan. 
HKI 2011 bertemakan "Undang-undang Keperawatan Menjamin Pelayanan Keperawatan yang Profesional dan Berkualitas". Peringatan HKI dimaksudkan sebagai tanggung jawab dan kemitraan perawat dengan masyarakat dalam pemberian pelayanan yang berkualitas dan profesional. [R/Ant]

Acer Luncurkan Laptop untuk Pelajar

Palembang - Acer meluncurkan dua produk terbaru Laptop atau komputer jinjing khusus untuk kalangan pelajar yang diharapkan banyak peminat, karena harga murah dan berkualitas, serta menarik.
Brand Manejer PT Acer, Riko Gunawan di Palemabang, Selasa mengatakan, produk yang diluncuarkan itu menggunakan teknologi prosesor Accelerated Processing Unit yang didesain khusus untuk kalangan pelajar.
Produk terbaru itu masing-masing jenis Netbook Aspire 4253 dan Netbook D522 dengan harga kurang dari Rp4 juta per unit, katanya.
Menurut dia, yang jelas diluncurkannya produk terbaru itu karena peminat dari kalangan pelajar cukup banyak.
Bahkan, kata dia, Kota Palembang berdasarkan penelitian termasuk kota terbanyak yang menggunakan Laptop terutama kalangan pelajar.
Lebih dari 6,7 persen masyarakat daerah ini yang menggunakan peralatan tersebut, sehingga pihaknya memasarkan di Kota Palembang, katanya lagi.
Helmy Anam, Kepala Departemen Komunikasi dan Marketing dari perusahaan itu, juga mengatakan, diluncurkannya produk terbaru tersebut karena pertumbuhan pelajar di daerah ini setiap tahun terus meningkat.
Oleh karena itu, pihaknya mengambil celah memasarkaan produk terbaru yang disesuaikan dengan kemampuan dan keuangan pelajar, kata dia.
Ia menambahkan, sebenarnya produk terbaru itu diluncurkan Januari 2011 dan Palembang merupakan kota kelima setelah Surabaya, Semarang, Yogyakarta dan Makassar. [R/Ant]

Maklumat Terakhir “Mantra Penjinak Ular”


Judul Buku: Maklumat Sastra Profetik
Penulis : Kutowijoyo
Penerbit : Grafindo Litera Media Yogyakarta
Halaman : viii + 120
Cet : I, Juni 2006
——————————————————— 

Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan nama.
Pepatah di atas, agaknya sangat tepat untuk melukiskan cendekiawan dan budayawan besar “Resi” Kuntowijoyo. Sebuah nama yang memiliki sejumlah identitas (meminjam istilah Dr. Sangidu, M.Hum).
Kuntowijoyo, lahir di Yogyakarta 18 September 1943. Sejak muda, ia sangat perhatian (concern) dengan berbagai bidang kajian. Hingga akhirnya, Doktor lulusan Universitas Columbia ini dikenal luas sebagai: akademisi, sastrawan, aktivis pergerakan, budayawan, kolumnis, penulis buku, khatib.
Berbagai gelar sosial – kesenimanan di atas, cukup menjadi saksi seperti apa sosok Kuntowijoyo. Namun, agaknya gelar sastrawan – budayawan lah yang lebih cocok disandingkan dengan nama besarnya.

Sastra pembebasan?
Sastra, baik yang berupa sya’ir (puisi) maupun cerita pendek dan lain sebagainya, bukan sekadar ekspresi picisan sang sastrawan atas imajinasi yang didapatnya. Ia juga tidak sekadar permainan makna para penyair dan sastrawan.
Melainkan harus ada kandungan sebuah pesan atas karya – karya. Dan biasanya, para penyair – sastrawan itu lebih cenderung memilih sya’ir – sastra pembebasan (perjuangan) dan puitis. Dua hal ini menjadi sesuatu yang tak terbantahkan.
Lihat saja. Sastrawan besar semacam Chairil Anwar, selalu membuat puisi – puisi pembebasan (pejuangan) untuk merefleksikan kebenciannya terhadap penjajah. “Aku ini binatang jalang/ dari kumpulannya terbuang/ …. Meski seribu peluru menembus dadaku/ aku akan tetap meradang/ menerjang/ …”
Dengan lihainya Chairil mencipta puisi – puisi pembebasan itu. Namun ketika ia ketemu dengan seorang gadis yang kemudian dinikahinya untuk pertama kali, ia juga mencipta puisi – puisi puitis untuk sang kekasih pujaan hati.
Saya kira, dua tema di atas lah yang mendominasi dunia kepenyairan dan sastrawan kita. Sajak pembebasan WS. Rendra, antara lain ketika ia menggugat kesewenang – wenangan para anggota Dewan (DPR), yang tidak lagi sesuai fungsinya sebagai wakil rakyat, lewat puisinya:
 “Rakyat adalah sumber kedaulatan/ kekuasaan tanpa rakyat/ adalah benalu tanpa karisma/ rakyat adalah bumi/ politik dan kebudayaan adalah udara/ bumi tanpa udara/ adalah bumi tanpa kehidupan …”

Sastra profetik
Dua tema dalam dunia kepenyairan – sastra di atas, memang sebuah realitas. Dua hal itu sangat mudah dicipta, karena manakala seseorang tidak sepakat dengan sebuah kondisi (situasi) tertentu, ia bisa dengan mudahnya menggugat dan mengekspresikannya dalam sebuah puisi maupun karya sastra lainnya.
Selain itu, orang juga akan lebih mudah mencipta puisi – syair dan karya sastra puitis ketika ia sedang jatuh cinta dan atau putus cinta. Dengan lancer seseorang akan mencipta sebuah karya maha dahsyat berkaitan dengan tema cinta yang sangat puitis (ingat bagaimana Qois mencipta sya’ir – sya’ir nya untuk perempuan yang sangat dicintainya: Laila).
Meski dua hal di atas lah yang dominant, namun agaknya Kuntowijoyo berbeda. Ia mencipta karya – karyanya bukan sekadar untuk mencurahkan ekspresi ketidaksepakatan atas sebuah kondisi atau mencipta hal – hal puitis dalam setiap karyanya.
Itulah kehebatannya. Baginya, sastra bisa lebih dari itu. Bisa memberikan pencerahan dan kemanfaan untuk mendekatkan diri kepada Yang Esa. Ia menyebutnya sebagai sastra profetik.
Lewat sastra profetik yang bersumber Kitab – kitab suci, adalah senjata orang beragama untuk melawan musuh – musuhnya (fungsi pembebas), materialisme dan sekularisme (h.24).
Secara sederhana, skema pemikiran sastra profetik penulis buku “Mantra Penjinak Ular” ini, adalah bahwa tugas sastrawan lewat karya – karyanya, adalah memperluas ruang batin, serta menggugah kesadaran ketuhanan dan kesadaran kemanusiaan. Habl min Allah wa habl min an-nas (h.7).
Oleh karena itu, kehadiran buku Maklumat Sastra Profetik yang ditulis empat hari menjelang meninggalnya Kuntowijoyo ini, wajib dibaca oleh para penyair, sastrawan, budayawan dan umum, agar mengetahui bahwa tugas para sastrawan bukanlah menciptakan karya dengan bahasa yang mendayu – dayu dan puitis. Karena ada peranan yang lebih besar, yaitu sastra sebagai sarara membuka ruang menuju kesadaran ketuhanan dan kemanusiaan. [R]

Pelajaran PLTN Jepang Lebih dari Cukup

Jepara - Insiden meledaknya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Jepang pascagempa bumi, 11 Maret lalu, dinilai sudah lebih dari cukup untuk menjadi pelajaran buat Pemerintah Indonesia yang berencana membangun instalasi PLTN. Negara-negara Eropa langsung memberi respons serius terkait insiden itu, dengan menghentikan rencana penambahan PLTN.
Pemerintah Thailand juga disebut terpengaruh dengan rencana membangun instalasi serupa karena ledakan di Fukushima dan kerusakan pada instalasi lain yang menyebabkan radiasi dan menimbulkan kewaspadaan tinggi. "Kurang apa Jepang, teknologi, sumber daya manusia dan kedisiplinannya luar biasa, tetapi bencana tetap bencana, yang sulit diprediksi kadarnya," kata ahli Ilmu Fisika Nuklir, Dr Iwan Kurniawan, Rabu (16/3/2011).
Ledakan dengan kadar yang terjadi di Jepang, level radiasinya sudah mencapai angka 6, di atas PLTN Tree Miles yang 5, dan sedikit di bawah Chernobyl di level maksimal, 7. "Harusnya sudah cukup pelajaran dari Jepang itu untuk Indonesia," kata lulusan Universita Tsukuba Jepang itu.
Iwan yang menjadi peneliti di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) pada 1980-1992 itu berharap Batan menghentikan promosinya untuk membangun PLTN Muria. Informasi yang ia dapat, PLTN di Indonesia akan menggunakan generasi ke-4 yang faktanya saat ini belum ada barangnya. Sedangkan PLTN Fukushima itu berteknologi generasi ke-2. "Barangnya saja belum ada, jadi Batan tak perlu berandai-andai," lanjut pria yang tinggal di Jakarta dan beberapa kali berkunjung di Jepara terkait rencana pembangunan PLTN Muria. [R/CN]

Indonesia Bantu Jepang US$2 Juta

Jakarta - Pemerintah Indonesia memberikan bantuan sebesar US$2 juta kepada pemerintah Jepang untuk upaya pemulihan pasca bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada pekan lalu. Pemerintah juga akan mengirimkan tim bantuan ke berbagai kota di Jepang.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, usai bertemu Wakil Menlu Jepang, Makiko Kikuta, di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Rabu, 16 Maret 2011. Marty mengatakan, bantuan sebesar US$2 juta atau sekitar Rp17,5 miliar itu adalah bentuk hubungan persahabatan antara kedua negara.
"Indonesia selama ini telah merasakan, kepedulian, bantuan dari rakyat Jepang," ujar Natalegawa. "Oleh karena itulah sangat wajar dan tepat, seandainya pada saat yang sama jepang menghadapi musibah, pemerintah dan rakyat indonesia harus dengan cepat dan tanggap memberikan bantuan bagi rakyat Jepang."
Selain itu, ujar Natalegawa, pemerintah Indonesia akan mengirimkan juga pada Kamis, sebanyak 11 orang yang terdiri dari petugas SAR, TNI dan medis untuk ikut membantu penanganan bencana di beberapa kota di Jepang.
Awalnya, pemerintah Indonesia akan mengirimkan sebanyak 60 orang. Namun dikurangi hingga menjadi 11 setelah mendapatkan masukan dari Jepang. "Pemerintah Jepang menyampaikan harapan agar tim yang dikirim bisa bekerja secara mandiri, sehingga tidak menciptakan beban baru," jelas Natalegawa sambil menambahkan bahwa ini merupakan gelombang pertama tim bantuan.
Jenis bantuan ini ditentukan setelah disetujui pemerintah Jepang. "Bantuan ini sesuai dengan permintaan dari pemerintah Jepang," ujar Wakil Menlu Jepang, Makikko Kikuta.
Pada kesempatan itu, Kikuta juga menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan dan respons cepat dari pemerintah Indonesia. “Perhatian dan bantuan konkrit yang diberikan oleh Indonesia sejak awal terjadinya bencana tsunami kepada kami begitu besar. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” ujar Kikuta.[R/Vivanews]

Terbentuk, Jejaring Kelembagaan PUG dan PUHA

Blora - Jejaring kelembagaan masyarakat yang bergerak di bidang pengarusutamaan gender (PUG) dan pengarusutamaan hak anak (PUHA) di Kabupaten Blora, resmi terbentuk, Selasa (15/3/2011).
Pembentukan jejaring itu dilakukan di Aula Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) yang berada di Jalan Gor Mustika No 8. Acara dihadiri perwakilan BPMPKB Blora, Ormas, LSM, akademisi, serta organisasi mahasiswa. Terpilih sebagai koordinator dalam jejaring tersebut Sri Sulinantin dengan sekretaris Achmad Solikin.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Jateng Ir Soelaimah MM dalam sambutan yang dibacakan Wuryati, salah satu staf BP3AKB Provinsi, menyambut baik pembentukan jejaring untuk PUG dan PUHA itu.
"Peraturan Pemerintah RI No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota mengamanatkan bahwa program permebrdayaan perempuan dan perlindungan anak menjadi urusan wajib yang harus diselenggarakan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, terutama terkait dengan pengarusutamaan gender dan pembangunan nasional," katanya.
Di ranah operasional, katanya, upaya-upaya konkrit dalam rangka mewujudkan sinergitas berbagai sektor (bidang) pembangunan adalah dalam rangka merealisasikan kesamaan akses, peran, kontrol, dan memanfaatkan hasil pembangunan tanpa membedakan apakah itu perempuan atau laki-laki.
"Pembentukan jejaring kelembagaan masyarakat dalam PUG di daerah, merupakan wadah bersama untuk melakukan sinkronisasi pendapat antarlembaga masyarakat, dengan memberikan aspirasi (usulan) untuk mendukung pelaksaan PUG sebagai bahan penyusunan kebijakan," tegasnya. [R]

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga


“Nyai Batavia”



Judul Buku       : Nyai Batavia
Penulis             : Hayu Adi Darmarastri
Halaman           : viii + 120
Penerbit            : Grafindo Litera Media Yogyakarta
Cetakan           : Februari 2007 
------------------------------------------- 


Hidup dalam bayang – bayang (cengkraman) rezim kolonial (penjajah), selalu saja tidak menyenangkan. Betapa pun alasannya. Manusia yang berada di bawah kekuasaan rezim kolonial tersebut, ibaratnya telah mati meski nyawa masih dikandung badan. Karena ia bisa diperlakukan dengan semaunya oleh penguasa kolonial tersebut.
Dan Indonesia, telah lama mengalami masa – masa, dimana setiap ruang gerak dibatasi. Hak – haknya dipinggirkan. Hidupnya pun diatur dengan Undang – undang, yang sangat tidak manusiawi.
Rakyat Indonesia telah (menjadi) miskin di negeri yang kaya. Kelaparan merajalela ditengah panen yang melimpah. Serta busung lapar yang melanda ditengah sumber daya alam yang melimpah.
Semua itu, dikarenakan semua harta dan hasil bumi yang ada, harus disetor kepada para penjajah lewat pajak maupun upeti. Ya, selama lebih dari 3 abad, hasil kekayaan alam dirampas. Rakyat pun menderita karenanya.
Berbagai penderitaan yang dialami rakyat Indonesia, tidak cukup sampai disitu. Karena para lelaki diharuskan kerja rodi (kerja paksa) dengan bekerja diladang maupun membuat rel – rel kereta api demi kepentingan pemerintahan kolonial.
VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). Sistem eksploitasi dan monopoli perdagangan Belanda inilah, yang akhirnya mendorong terjadinya kolonisasi dan penjajahan atas bumi pertiwi, karena Kerajaan Belanda menginginkan kekayaan alam Indonesia, yang merupakan penghasil rempah terbesar di dunia.

Pergundikan ‘ala Nyai
Yang tak kalah memilukan dan menyayat perasaan bangsa Indonesia, adalah banyaknya perempuan kita yang dijadikan sebagai gundik oleh para penguasa kolonial Belanda.
VOC sendiri, lewat Dewan Komisarisnya, menjalankan dan mensahkan pergundikan dan kawin campur dengan perempuan di tanah jajahannya sejak tahun 1635. (h. 58). 
Kebijakan ini diambil, dengan pertimbangan bahwa harga yang ditanggung lebih murah, dan lebih ringan tanggungjawabnya.
Namun, enak di Penjajah dan sakit di hati rakyat kita. Karena para perempuan yang dijadikan Gundik, yang biasa dipanggil “Nyai”, itu tak lebih sebagai pelampiasan hasrat dan budak seks para Tuan Belanda dan Eropa yang berperan sebagai majikan. (h. 102).
Ibarat pepatah “habis manis sepah dibuang”, begitu pula nasib yang dialami para Nyai. Setelah dihisap madunya, maka ia akan dibuang sewaktu – waktu para Tuan Belanda dan Tuan Eropa “yang terhormat” jika sudah bosan.  
Para Nyai itu, akan dengan mudahnya dicampakkan oleh “Tuannya” ketika Tuannya yang terhormat, menemukan perempuan lain yang lebih cantik. Meskipun secara ekonomi mereka tercukupi, namun perasaan was-was akan selalu menghantui, karena sewaktu – waktu, ia bisa dicampakkan dan dibuang seenaknya.
Meskipun pada akhirnya banyak pihak yang mengecam dan menentang sistem pergundikan itu, termasuk pihak Gereja, namun itu bukan karena perlakuan buruk dan tidak manusiawi yang dialami oleh para Nyai.
Kecaman dan penentangan terhadap praktik pergundikan tersebut, lebih didasarkan pada kecemasan akan turunnya martabat para tuan Eropa sebagai masyarakat Barat, yang merasa bangga dengan budayanya yang (dianggap) luhur.
Selain itu, juga kecaman terhadap pergundikan tersebut, karena para tuan Eropa dan Belanda, itu tidak menginginkan lahirnya keturunan – keturunan campuran (Indo) hasil dari pergundikan, yang dianggap dapat mengancam keberadaan orang – orang Eropa totok. (115).
Pada akhirnya, reaksi keras dan kecaman terhadappergundikan, itu juga menyudutkan oleh para Nyai, termasuk dari masyarakat Pribumi sendiri. Dimana Nyai dianggap gelap mata dan mau menjadi Gundik hanya untuk mengejar kesenangan sendiri.
Posisi para Nyai pun menjadi serba salah. Bagai sudah jatuh ketimpa tangga. Oleh para tuan Eropa – Belanda ia di sia – sia. Sementara oleh masyarakat Pribumi, ia dicibir karena dianggap mencari status sosial dan uang semata.[R]

Kunker DPRD Dinilai Salah Arah

Kudus - Kunjungan kerja (kunker) sejumlah komisi DPRD Kabupaten Kudus ke Lombok dan Medan dinilai salah arah. Penggunaan dana kunker selama satu tahun oleh anggota dan pimpinan DPRD senilai Rp 6,1 miliar diminta oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, agar disesuaikan dengan substansi kebijakan yang hendak dirumuskan.
Peringatan dari gubernur dalam surat evaluasi Ranperda dan Ranperbup tentang APBD Kabupaten Kudus 2011 nomor 903/02730 mengatakan bahwa gubernur meminta agar frekuensi, jumlah hari serta peserta kunker dibatasi. Gubernur juga minta agar kunker yang dilakukan para anggota DPRD disesuaikan dengan substansi kebijakan yang dirumuskan. "Hasil dari kunker tersebut juga harus dilaporkan secara transparan dan akuntabel," tulis gubernur dalam evaluasi.
Kunker yang dilakukan dalam waktu empat hari mulai berangkat Selasa (15/3/2011) dilakukan oleh semua komisi, yakni A, B, C, dan D. Komisi A kunker ke Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, sementara Komisi B,C, dan D ke Kota Lombok Provinsi Nusa Tenggara. Salah satu ketua komisi yang dihubungi mengatakan, tujuan kunker orientasinya baik. Sayangnya enggan menyebutkan rinci target dan sasarannya. "Berangkat kemarin (Selasa), orientasinya mempelajari hal baik," ujar Ketua Komisi D, Sunarto, terburu-buru menutup teleponnya.

Salah Tujuan
Sekretaris Jenderal Masyarakat Reksa Bumi (Marem), Yohannes "Keceng" Suparmin, mengatakan kota tujuan para wakil rakyat salah fatal. Lombak dan Medan menurutnya pengamatannya bukan rujukan studi banding yang baik. Dari sisi pemerintahan dan tata kelola ruang, masih kalah bagus dengan kota lain di Jawa Tengah, seperti Solo. "Medan tata pemerintahannya amburadul, orang awam pun tahu di sana masyarakatnya juga kurang ramah," katanya.
Ia justru menyarankan melakukan kunker di Solo, karena tata kelola pemerintahan dan tata ruang telah diakui oleh dunia internasional. "Jika arah tujuan kunker murni untuk peningkatan kapasitas pengetahuan tata kelola pemerintahan dan memajukan birokrasi, cukup ke Solo," bebernya.
Justru dengan arah tujuan yang salah, katanya, dewan telah melakukan pemborosan anggaran di tengah sulitnya memenuhi kuota APBD 2011 ini yang ternyata masih defisit Rp 30 miliar, meski telah ditutup dengan dana perimbangan pusat. "Jelas mereka hanya ingin rekreasi dengan kota tujuan itu," kritik Keceng.[R/Zak]

Sony Ericsson Boyong Xperia Arc ke Indonesia

Jakarta - Sony Ericsson, Rabu, memboyong telepon selular cerdas berbasis Android terbarunya, Xperia Arc, ke Indonesia, demi memantapkan klaimnya sebagai produsen ponsel Android nomor satu di negara ini.
Tidak tanggung-tanggung, ponsel yang akan tersedia sejak awal April itu menggunakan sistem operasi Android 2.3, versi termutakhir dari platform buatan Google itu.
"Kami memulai tahun 2011 dengan mantap melalui produk Xperia Arc, yang menggunakan sistem operasi terbaru dari Android," terang Djunadi Satrio, kepala pemasaran Sony Ericsson Indonesia di Senayan City, Jakarta Selatan.
Ponsel cerdas terbaru dari Sonny Erricson itu didesain ramping dengan ketebalan 7,7 milimeter dan mempunyai layar multi-touch berukuran 4,2 inchi.
Xperia Arc, layaknya produk Sony Ericsson lainnya, juga dilengkapi dengan fasilitas hiburan canggih dari Sony. Sebut saja teknologi Mobile BRAVIA@ Engine yang bisa memberikan gambar lebih jernih atau Exmor R yang memungkinkan kamera menangkap gambar lebih terang meski di tempat bercahaya rendah.
Xperia Arc kini bisa didapatkan dengan 'pre-order' melalui Sony Ericsson Shop Flagship Store di Senayan City, Jakarta, mulai 16 Maret hingga 8 April. Ponsel canggih itu dilego seharga Rp5,5 juta.
Selain Xperia Arc, Sony Ericsson masih akan meluncurkan Xperia Neo dan Xperia Pro dalam waktu dekat. Dua ponsel cerdas itu juga menggunakan sistem operasi Android termutakhir. [R/Ant]

Aktivis di Jateng Deklarasikan Gerakan Antimafia Hukum

Semarang - Sejumlah aktivis dari berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang ada di Jawa Tengah mendeklarasikan Gerakan Antimafia Hukum sebagai bentuk perlawanan terhadap segala bentuk praktik mafia hukum yang semakin merajalela.
"Mafia hukum termasuk koruptor saat ini sudah berada dimana-mana, sehingga harus dilawan secara bersama-sama," kata salah satu penggagas deklarasi Gerakan Antimafia Hukum yang juga Sekretaris Komite Penyelidikan dan Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah, Eko Haryanto, di Semarang, Rabu (16/3/2011).
Deklarasi tersebut berlangsung di Gedung Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial Universitas Diponegoro Semarang dan diikuti puluhan peserta dari berbagai kalangan.
Menurut Eko, berhentinya penanganan kasus-kasus korupsi dengan jumlah kerugian keuangan negara yang cukup besar di Jawa Tengah, baik yang sedang ditangani oleh kejaksaan maupun kepolisian menunjukkan adanya mafia hukum.
"Ada beberapa kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah yang tidak jelas penanganannya seperti kasus Bupati Rembang Mohammad Salim, Bupati Batang Bambang Bintoro, dan Bupati Pati Tasiman," ujarnya.
Oleh karena itu, katanya, segala bentuk praktik mafia hukum harus dilawan bersama agar tidak semakin merajalela.
Salah seorang praktisi hukum yang ikut deklarasi Gerakan Antimafia Hukum, Abhan Misbach mengatakan mafia hukum saat ini banyak terdapat di tiga lembaga penegak hukum yakni kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan.
"Proses perekrutan para penegak hukum yang ada di ketiga lembaga hukum tersebut sudah penuh dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme sehingga menghasilkan aparat-aparat yang tidak bersih," katanya.
Menurut dia, hal itu berakibat pada jalannya lembaga penegak hukum yang kacau dan tidak sejalan dengan perundang-undangan yang berlaku.
Ia berharap semua aparat penegak hukum dapat mempraktikkan sistem dan mekanisme di Mahkamah Konstitusi yang hingga saat ini dinilai sebagai lembaga penegak hukum yang masih bersih dan belum terkontaminasi mafia hukum.
Sebelum deklarasi Gerakan Antimafia Hukum, dilakukan diskusi yang mencari solusi terkait dengan pemberantasan mafia hukum yang semakin marak.
Para aktivis yang hadir dalam deklarasi sepakat melaporkan ke Gerakan Antimafia Hukum jika menemukan adanya indikasi praktik mafia hukum di semua bidang agar bisa segara ditindaklanjuti. [R/Ant]

Masyarakat Diminta Tidak Mudah Terprovokasi

Blora - Masyarakat Blora diminta tidak mudah terprovokasi dengan berbagai isu yang mencuat, khususnya terkait dengan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan). Hal tersebut disampaikan Kapolres Blora AKBP Nurcholis SIK MSi, Rabu (16/3/2011).
"Saya berharap masyarakat ikut menjaga lingkungan agar tetap kondusif. Jangan terpengaruh dengan isu-isu yang berkembang, terutama yang menyangkut dengan SARA," ujaranya.
Dia mengutarakan, kondisi Blora hingga saat ini relatif aman. Kendati begitu, pihak kepolisian tetap meningkatkan kewaspadaan, apalagi dengan merebaknya kasus bom di Jakarta. "Blora aman. Tidak ada gejolak. Namun pimpinan, terutama Kapolda, memerintahkan agar kami meningkatkan kewaspadaan," tambahnya.
Terkait cipta kondisi yang aman, kapolres menjelaskan, jika pihaknya bekerjasama dengan TNI baik dengan Kodim 0721/Blora maupun Batalyon 410/Alugoro. "Kami bersama dengan TNI, baik dari Kodim dan Batalyon, bekerjasama meningkatkan kewaspadaan untuk menjaga kondisi Blora agar tetap kondusif," paparnya.
Sementara itu, selain peningkatan kewaspadaan dalam rangka cipta kondisi agar tetap kondusif, Nurcholis juga menyebutkan bahwa aparat kepolisian Blora di bawah kepemimpinannya saat ini sedang menggalakkan razia minuman keras (miras).
"Saya sudah memerintahkan anggota saya di Polsek-polsek untuk melakukan razia miras, khususnya miras oplosan yang sangat berbahaya. Di Semarang, miras oplosan ini bahkan sudah meminta korban," jelas kapolres. [R/CN]

MNC Digugat Rp 3,7 Triliun Terkait IPO

Jakarta - PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) digugat secara perdata oleh salah seorang pemegang sahamnya sebesar Rp 3,7 triliun terkait proses penawaran saham perdana alias Initial Public Offering (IPO). Gugatan tersebut dilayangkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Selain digugat secara materi, penggugat juga meminta proses IPO tersebut dibatalkan. Dalam gugatannya, Abdul Malik Jan selaku penggugat yang merupakan pemegang saham mengungkapkan proses IPO yang telah dilakukan MNC merupakan perbuatan melawan hukum karena tidak memenuhi prinsip keterbukaan alias disclosure sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 8/1995 tentang Pasar Modal.
Kuasa hukum penggugat, Robertus Ori Setiantono menjelaskan gugatan tersebut diajukan karena didalam prospektus yang dibuat tergugat saat IPO, tidak disebutkan adanya sengketa kepemilikan saham PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang merupakan salah satu anak usaha MNC.
"Dalam prospektus tidak disebutkan adanya sengketa kepemilikan saham CTPI yang saat itu perkaranya juga tengah disidangkan. Harusnya tergugat menyebutkan secara detail kondisi perusahaan saat IPO karena itu menimbulkan kerugian bagi investor," demikian dikutip dari gugatan yang dilayangkan Kuasa Hukum di Jakarta, Rabu (16/3/2011).
Dikatakan Robertus berdasarkan UU Pasar Modal, masyarakat berhak mengetahui secara terang kondisi perusahaan. Maka, sambung Robertus, dengan tidak disebutkannya sengketa kepemilikan saham TPI dalam prospektus, maka IPO tersebut tidak sah karena tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.
"Sengketa kepemilikan saham TPI baru diketahui setelah tiga tahun IPO bahkan perkaranya masih terus bergulir hingga saat ini. Prospektus itu menyesatkan karena tidak memenuhi asas keterbukaan dan mengandung ketidakjujuran karena tidak memuat informasi atau fakta  material,” kata Dia. [R/dtc]

Pentingnya Motivasi untuk Jadi Entrepreneur

Kudus - Banyak lulusan Diploma maupun Sarjana yang kesulitan dalam mencari pekerjaan.  Meski banyak lapangan kerja yang ditawarkan untuk lulusan Diploma maupun Sarjana, namun saingan untuk merebut peluang itu juga banyak.
Maka, untuk mendapatkan pekerjaan bagi para profesional muda menjadi semakin sempit. Dengan adanya kondisi yang demikian semakin membuat pekerjaan rumah bagi instansi perguruan tinggi untuk dapat memberikan wawasan, dan membentuk para peserta atau mahasiswa untuk dapat berpikiran lebih luas dalam mengembangkan diri mereka sehingga tidak menutup kemungkinan bagi para lulusan Diploma maupun Sarjana untuk dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga fokus para lulusan tidak hanya pada pencarian lapangan kerja semata.
Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus pada hari Sabtu, (22/1/2011) mengadakan Seminar bertema: Menumbuhkan Motivasi Menjadi Entrepreneur. Sebagai pembicara: Mohammad Hilmy, SE, Direktur PT Mubarokfood yang terkenal di Kudus memproduksi  Jenang.  Kalangan perbankan, diwakili  Ambar Trikaryanto, SE dari Bank Mandiri dan motivator, Ferdinand Hindiarto S.Psi, M.Si. ”Seminar ini bertujuan untuk memberikan motivasi berperilaku entrepreneurship bagi para pelaku bisnis maupun calon pelaku bisnis ini sangat menarik dan mencerahkan, buktinya seminar yang dilakukan di ruang Seminar Gedung Rektorat lantai 4 ini dari mulai sampai akhir tetap ramai dihadiri lebih kurang  100 peserta yang mengikuti, ” kata Ketua Panitia, Iranita Hervi Mahardayani. Direktur PT Mubarokfood, M. Hilmi yang dalam presentasinya sempat menyajikan audiovisual ’penyemangat’ lagu laskar pelangi dan jangan menyerah ini memberikan wawasan mengenai latar belakang dan juga perjalanannya menjadi seorang pengusaha yang sukses dalam mengembangkan usaha makanan khas Kudus yaitu jenang, termasuk juga segala hambatan dalam mengelola bisnisnya sampai beliau  mampu mengatasi hal itu semua.
”Untuk menjadi seorang entrepreuneur yang berhasil, diperlukan beberapa kompetensi yang meliputi bawaan, motivasi, konsep diri, pengetahuan, dan ketrampilan. Selain kompetensi tersebut diperlukan juga bagi para calon entrepreuner untuk mengasah jiwa yang dapat mendukung keberhasilan, yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko, berjiwa pemimpin, orisinalitas, dan berorientasi masa depan,” katanya dengan tegas.
Sedangkan Pak Ferdinand menyatakan, ”Ketika seseorang memilih untuk menjadi wirausahawan, langkah pertama yang harus dilakukan  adalah menyusun Personal Goal Planning (PGP),”.
Prinsip dalam menyusun PGP adalah: spesifik, artinya rencana yang dibuat harus jelas. Misal: membuka usaha di bidang apa?  dimana?, measurable  artinya rencana yang dibuat harus terukur, sehingga  dapat dilihat efektivitas pencapaiannya. Misal akan memiliki dua kantor cabang, dengan 100 karyawan. Achievable, rencana yang menggairahkan namun tetap dapat dicapai. Realistic, artinya rencana yang dibuat seyogyanya tidak jauh dari realitas saat ini. Misal: kuliah di Fakultas Psikologi, membuat PGP memiliki biro psikologi terbesar di Kudus. Sebaliknya, kuliah di psikologi tetapi PGP - nya mendirikan pabrik pesawat terbang, kan g cocok. Terakhir, time based, rencana yang dibuat harus memiliki target waktu.
Sebagai wakil perbankan, Pak Ambar memberikan informasi berkaitan dengan prosedur pembiayaan bagi para pelaku bisnis ataupun calon entrepreuner dengan program kredit usaha mikro dari Bank Mandiri, dan juga memberikan tips bagaimana agar para wirausahawan tetap dapat bertahan ,”Jika meminjam harus diselesaikan pinjamannya lebih dahulu, jangan pinjam dengan model dua lembaga dana, akan merepotkan,  juga usahanya harus berjalan dengan stabil terlebih dahulu, jika sudah mapan baru memulai usaha baru lagi”, tandasny. [R/UMK]