Pengunjung

Rabu, 06 April 2011

Pertamina Cilacap Terbakar

Cilacap - Suara ledakan keras terdengar dari Kompleks I Pertamina UP IV Cilacap, Jawa Tengah. Hingga saat ini, api masih berkobar di lokasi tersebut.
Ada tiga pembaca detikcom yang memberikan informasi tentang peristiwa ini melalui fasiltas Info Anda. Kejadian dilaporkan sekitar pukul 04.30 WIB.
"Kejadiannya sekitar pukul 04.30 WIB meledak, sampai sekarang apinya masih gede," kata Momon, kepada detikcom, Sabtu (2/4/2011).
Rumah Momon berada sekitar 2 Km dari lokasi kejadian. Dari kediamannya, terlihat asal membubul tebal dan suara sirine bersahutan.
"Belum tahu apa penyebabnya," imbuhnya.
Pembaca detikcom lainnya, Ketut Yulianto, juga melaporkan hal sama. Menurut dia, kilang minyak yang terbakar di RU IV Cilacap-Jawa Tengah.
"Baru saja terjadi kebakaran di kilang minyak RU IV Cilacap - Jawa tengah," imbuhnya.
"Sebuah tangki kilang milik pertamina UP-4 Cilacap meledak kurang lebih pkul 04.45 WIB," kata Hery, pembaca detikcom lainnya. [R/dtc]

DPD RI Banyak Lakukan Terobosan

Jakarta - Ketua DPD, Irman Gusman, menyatakan, DPD banyak melakukan terobosan guna membangun kepercayaan serta memenuhi keadilan masyarakat dan daerah.
"Naskah Perubahan Kelima Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dirampungkan DPD, termasuk terobosan," katanya di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan, DPD siap berdiskusi atau berdialog mempertajam item-itemnya.
"Calon presiden perseorangan satu item saja. Banyak item lainnya seperti memperkuat sistem presidensial," katanya.
Dengan kamar kedua (DPD) di samping kamar kesatu (DPR), monopoli proses legislasi dalam satu kamar dapat dihindari karena sistem dua kamar dapat mencegah pengesahan undang-undang yang cacat atau ceroboh.
"Sesungguhnya banyak keputusan DPD yang digunakan DPR. Hanya saja dalam konsideransnya tidak menyebut usul, pandangan dan pendapat, hasil pengawasan atau pertimbangan dari DPD," katanya.
Padahal, kata Irman, pembentukan DPD menguatkan persatuan daerah-daerah dalam wadah negara kesatuan, meneguhkan agregasi dan artikulasi aspirasi dan kepentingan serta pembangunan dan kemajuan daerah yang bersinambung.
"DPD periode lalu `full`, bahkan `overload`. DPD periode lalu `beyond` UU Susduk atau melewati desain UU Susduk yang membatasi fungsi, tugas, dan wewenang DPD. Periode sekarang berkembang," katanya.
Dia merujuk Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU Susduk) yang menyatakan bahwa DPD diundang oleh DPR untuk melakukan pembahasan RUU menjadi UU bersama Pemerintah hanya pada awal Pembicaraan Tingkat I sesuai Peraturan Tata Tertib DPR.
UU 27/2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mengubah sistem dan mekanisme fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan fungsi anggaran.
Terobosan lainnya, kata Irman, pimpinan DPD periode lalu bersama pimpinan alat kelengkapan DPD melakukan pertemuan konsultasi minimal sekali setahun dengan presiden dan wakil presiden bersama menteri-menterinya.
DPD juga menyelenggarakan Sidang Paripurna Khusus DPD setiap tanggal 23 Agustus yang dihadiri gubernur, bupati, walikota dan ketua DPRD provinsi/kabupaten/kota.
Ia menjelaskan, DPD periode kesatu (2004-2009) menghasilkan 196 keputusan, yaitu 19 usul rancangan undang-undang (RUU), 92 pandangan dan pendapat, 7 pertimbangan, 49 hasil pengawasan serta 29 pertimbangan atas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Periode kedua (2009-2014) di tahun kesatu, DPD menghasilkan 39 keputusan, yaitu 1 usul RUU, 19 pandangan dan pendapat, 15 hasil pengawasan serta 4 pertimbangan terkait anggaran. Tapi, harus diakui bahwa keberhasilan tersebut terbatas pada penyampaian keputusan-keputusan DPD kepada DPR. [R/Ant]

Batik Indonesia Masuk Kampus Seni Athena

London - KBRI Athena bekerja sama dengan Sekolah Seni terkemuka di Yunani "Athens School of Fine Art" menggelar pelatihan membatik yang diikuti 75 mahasiswa di perguruan tinggi terkemuka itu.
Para mahasiswa Athena itu dengan asyiknya belajar melukis motif batik dengan mengunakan canting di atas selembar kain, demikian keterangan pers dari Sekretaris Pertama KBRI Athena Jani Mediawati Sasanti kepada ANTARA London, Rabu.
Pelatihan yang dilakukan merupakan acara pembuka dari rangkaian kegiatan "Batik Diplomacy", terselenggara dengan dukungan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
Batik Diplomacy selain pelatihan membatik untuk mahasiswa juga workshop membatik untuk kalangan Women International Club di Athena yang akan diakhiri dengan peragaan busana batik dan angklung interaktif di hotel Divani Caravel, Athena, Kamis (7/4).
Duta Besar RI untuk Yunani Ahmad Rusdi menyampaikan bahwa KBRI Athena memandang penting pelaksanaan pelatihan batik mengingat Batik Indonesia, yang ditetapkan masuk dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia Oktober 2009 oleh UNESCO, yang mendapatkan tempat di hati masyarakat Yunani.
Dubes Rusdi menyampaikan Athens School of Fine Art dipilih sebagai pelaksanaan pelatihan karena di universitas ini terdapat banyak jurusan, termasuk menerapkan teknik membatik dalam kurikulumnya seperti jurusan melukis, mosaic, melukis fresco dan icon, disain grafis, dan jurusan lainnya.
Diharapkan teknik membatik akan banyak diterapkan dalam karya-karya para pelaku seni muda dari negara lain terutama Yunani.
Dubes yang juga berasal dari keluarga pembatik ini, menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada jajaran Universitas yang telah berkolaborasi dengan KBRI Athena dalam penyelenggaraan pelatihan yang sangat langka ini.
Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor dari Athens School of Fine Art, Profesor Panagiotis Xaralambos, menyampaikan penghargaan kepada KBRI Athena yang telah memilih sekolah Fine Art Athens sebagai tempat pelaksnaan Workshop.
Menurutnya universitas ini merupakan tempat yang tepat bagi pelatihan batik untuk para siswanya.
Kehadiran peserta melebihi kapasitas, bahkan sebagian harus rela membatik sambil berdiri, menyiratkan antusiasme yang tinggi dari kalangan mahasiswa universitas seni untuk mempelajari batik, seni tradisional dari Indonesia.
Acara pelatihan berlangsung dalam suasana santai dipandu Afif Syakur, perancang busana Indonesia terkemuka dengan enam anggota tim batik yang khusus datang dari tanah air .
Berlokasi di studio lukis universitas, Afif Syakur menerangkan secara singkat filosofi membatik.
Menurutnya, membatik seperti memberikan nyawa pada selembar kain. "Dengan detail teknik membatik yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu membatik, pewarnaan dan pencelupan untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan".
Memasuki tahap praktek, peserta sangat antusias menggunakan canthing dan malam sebagai media melukis. Berbagai ide dan ekspresi dituangkan di atas sehelai kain putih.
Dengan berbekal bakat seni mahasiswa beragam motif batik kontemporer berhasil dihasilkan dalam waktu yang sangat singkat.
Ketika praktek memasuki tahap pewarnaan dan pencelupan, banyak pertanyaan yang muncul dari para peserta karena sangat tertarik dengan proses tersebut, terutama karena ternyata kedua proses harus diulang-ulang untuk mendapatkan warna yang diinginkan.
Para peserta yang sebagian besar berasal dari jurusan melukis dan grafis menyatakan kepuasannya dapat mempelajari seni membatik secara langsung dari pakar batik Indonesia.
Seorang mahasiswa, Andreas Kokaliaris menyatakan, pelatihan ini sangat menarik dan bermanfaat bagi dirinya sebagai mahasiswa seni rupa. Menurutnya di Yunani terdapat seni yang mempunyai nilai filososfi yang sama dengan batik yaitu seni mosaic.
Di samping pelatihan, KBRI juga menyelenggarakan pameran kain batik yang berasal dari berbagai daerah dengan beragam motif dan warna.
Pameran ini sangat dihargai oleh para peserta, karena dengan demikian mereka dapat melihat dan membandingkan secara langsung hasil karyanya dengan produksi batik tradisional Indonesia.
Pada penutupan acara pelatihan, peserta dengan berfoto bersama hasil karyanya dan menyampaikan secara langsung kepada Dubes, diplomat karir anak juragan batik asal Pekalongan, yang ikut mendampingi jalannya pelatihan ini, apresiasi dan keinginan mereka untuk menerapkan teknik membatik ini dalam perjalanan seni mereka selanjutnya.
Worksop yang baru pertama kasil diselenggarakan di Athena ini, diharapkan dapat diselenggarakan secara berkesinambungan atas kerja sama Universitas dengan KBRI dan pemerintah Indonesia sebagai ajang promosi negara melalui membatik yang telah mendapat pengakuan dari UNESCO. [R/Ant]

Petani Kentang Lestarikan Seni Islam Tradisional

- Diiringi Pencak Silat dan Rebana

Umum dipahami, Toriqoh Qodariyah Naqsyabandiyah berisi amalan keagamaan sarat puasa dan wiridan.Ajaran salah satu cabang tasawuf yang muncul pada tahun 717 Hijiryah ini memiliki ritual cukup unik. Ekspresi ke-Ilahi-an itu dilakukan jemaatnya di Desa Sigedang Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Mereka bernyanyi dan menari menabuh rebana serta bedug.

Wonosobo - Dentum rebana bertalu-talu mengiringi 20 penari berseragam hitam putih. Mengenakan kaca mata hitam para anggota kelompok seni tari tradisional Peksi Muda itu menari dan bernyanyi bersama. Tujuan mereka semata-mata hanya mensyiarkan nilai ajaran Islam. Tak heran jika ratusan pasang mata terpukau keunikan pentas mereka di halaman gedung Sasana Adipura kemarin.
Dalam pentas yang berlangsung selama hampir dua jam itu mereka menyanyikan bait-bait lagu berirama shlawat klasik. Tiap kali satu lagu dinyanyikan para penari memeragakan satu jurus pencak silat. Isi kandungan lagu tersebut mengajak para penontonnya untuk berbahagia merasakan kehadiran gerakan-gerakan dan musik dalam penyatuan keillahian.
“Kegiatan ini menjadi ekstrakulikuler para petani kentang di Desa Sigedang Kecamatan Kejajar,” kata Ketua kelompok Peksi Muda Sigedang yang akrab dipanggil pak Zen.
Menurut imam masjid Nahrowi Surur itu silsilahnya Peksi Muda awalnya dibawa seseorang bernama Hardrotul Majid Syeh Muhammad Nahruwi Quddisa Siruhulaziz mengembara ke wilayah Wonosobo. Mursyid dan sufi asal Plosokuning Minomartyani Ngaglik Sleman Jogjakarta ini mengemban misi memperkenalkan ajaran Thoreqoh Naqsyabandiyah. Ketika tiba di Desa Sigedang beliau bertemu KH Sholih.
Dari perjalanan dakwanya inilah diperkenalkan sebuah kesenian yang diberi nama Peksi Muda. Seiring keberadaannya antusias masyarakat tertarik ajarannya makin tinggi. Namun seusai beliau wafat Peksi Muda dilestarikan penerusnya. Dari KH Shoih hingga KH Nur Yazid.
Kesamaan yang bahkan mirip sampai sekarang yaitu pengurus Nagsyabandi yang diteruskan putera beliau bernama Mr HS M Irfai Nachrowi an Naghsyabandi Al Hajj QS.Yang sekarang mendirikan Zawiyah, Qoshul Arifin, kesepuhan atas angin di Sorak Landeuh, Darmacaang, Cikoning, Ciamis, Jawa Barat.
Dari perguruan Thoriqoh Huilah terdapat perwakilan daerah yang disebut pula Kemuasasan, yang mana masih membina kesenian Peksi Muda. Pada zaman Syeh Nahrowi hasil pelantikan diketuai oleh Mardi. Lalu sebagai penghormatan kepada Syeh kesenian tersebut masih diteruskan hingga era KH Shalih dan KH Nur Yazih. Selepas keduanya wafat diteruskan Mr HS M Irfai Nachrowi Nagsyabandi Al Hajj QS, dibawah bimbingan kumuasasan (Muasis).
Saat ini, pada perkembangannya Peksi Muda terus diteruskan oleh jemaat di Desa Sigedang Kecamatan Kejajar. Mereka tetap melestarikan meski ditengah masyarakat merasa asing dengan gerakan-gerakan tarian tradisional yang dulu menjadi warisan akulturasi budaya antara Jawa dan Islam tersebut. [R/Yudi]

Plt Kepala Sekolah Bisa Tandatangi Ijazah

Blora - Orang tua siswa yang putra-putrinya akan menghadapi ujian sementara sekolah mereka saat ini dipimpin pelaksana tugas (Plt), tidak perlu mengkhawatirkan soal ijazah-nya nanti akan ditandatangani siapa. Pasalnya, tidak ada aturan yang menegaskan bahwa Plt Kepala Sekolah tidak bisa menandatangani ijazah.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Slamet Pamuji menanggapi kerisauan orang tua dalam sms pembaca di Suara Muria, Rabu (6/4). Isi pesan (sms) dalam rubrik "Piye Cah" itu mempertanyakan kepada Kepala Disdikpora, apakah sah seorang Plt Kepala Sekolah menandatangani ijazah.
"Kami tidak menemukan aturan yang menyatakan Plt Kepala Sekolah tidak boleh menandatangani ijazah," katanya kepada Suara Merdeka, kemarin.
Kendati tidak ada larangan tersebut, Kepala Disdikpora menambahkan, Bupati akan mengeluarkan keputusan khusus yang memberi kewenangan kepada Plt kepala sekolah menandatangani ijazah.
"Ini untuk menepis kekhawatiran orang tua terhadap anaknya yang saat ini sekolahnya dipimpin Plt kepala sekolah," ujarnya.
Terkait kekhawatiran orang tua terhadap hal ini pula, Disdikpora pun melakukan antisipasi-antisipasi agar tidak merugikan anak didik peserta Ujian Nasional (UN). "Semua sudah kami koordinasikan dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jateng. Jadi orang tua tidak perlu resah," tandas Mumuk -sapaan akrab Slamet Pamuji. [R]

Televisi Kita Kurang Etika

Jakarta - “Kita memiliki hak atas informasi yang benar,” tegas Agus Haryadi, selaku pemateri dalam diskusi santai yang diadakan Remotivi pada Selasa 29 Maret 2011 bertempat di kantor Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP), Pejompongan, Jakarta.
Ia mengatakan, berbagai macam manipulasi dilakukan media demi menimba laba. Mereka tidak lagi menyuguhkan informasi yang benar apalagi mengambil peran sebagai sarana pendidikan. Penonton dianggap sebagai pasar, sebuah objek, yang tidak mempunyai pilihan-pilihan yang cukup. Inilah kiranya yang menyebabkan perlu adanya peranan etika komunikasi, etika media, dalam keberlangsungan media – khususnya televisi – di Indonesia.
Agus Haryadi adalah pekerja media di TVRI dan Dewan Penasehat Remotivi. Ia menjabarkan, ada tiga pertimbangan mengapa etika komunikasi – yang pembahasannya mengacu pada buku Etika Komunikasi karya Haryatmoko – menjadi penting untuk diterapkan.
Pertama, media memiliki kekuasaan dan efek terhadap publik. Maka, etika komunikasi diperlukan untuk melindungi publik yang lemah di tengah berbagai kemungkinan terjadinya manipulasi oleh media.
Kedua, etika tersebut akan membentuk keseimbangan antara kebebasan berekspresi di satu pihak dan tanggung jawab di pihak lain. Hal ini berangkat dari sikap media yang memonopoli kritik. Mereka tidak siap untuk menerima kritik dari luar.
Ketiga, demi menghindari dampak negatif logika instrumental – yang bertendensi mengabaikan nilai dan makna, logika pasar dianggap bertanggungjawab terhadap penggerusan atas nilai dan makna. Dengan mengutamakan aktualitas, atas nama kredibilitas, media bisa menghalalkan segala cara untuk memanipulasi banyak peristiwa. Semua dilakukan demi mengeruk keuntungan.
Selain itu, etika komunikasi juga dianggap sebagai perlawanan, yang membongkar konstruksi yang sudah-sudah.
Menanggapi Agus sebagai pemateri, banyak pertanyaan-pertanyaan maupun tanggapan-tanggapan yang muncul dari peserta diskusi, yang semakin memperhangat lingkaran diskusi di ruangan kecil yang dingin AC itu. Salah satunya datang dari seorang pekerja media yang mengiyakan pernyataan Agus bahwa media seringkali melakukan manipulasi dan rekayasa demi meraup laba. Mereka tidak lagi menghiraukan kaidah. Satu berita itu merupakan rupiah. Kira-kira begitu ujarnya.
Soewono Effendi, seorang peserta diskusi, bahkan mengatakan ia terinspirasi ingin menjadi pengedar narkoba setelah menonton berita di televisi. Sebab, pemberitaan mengenai kasus narkoba cenderung menonjolkan besaran uang dalam bisnis narkoba ketimbang hukumannya “Saya mikir, saya kerja 24 jam sehari, enggak menghasilkan apa-apa,” begitu komentarnya sambil tertawa. Menurutnya, televisi seringkali menginspirasi penonton untuk melakukan suatu tindakan, bahkan tindakan buruk sekalipun.
Suara belasan peserta lain yang datang dari berbagai latar belakang juga turut memperkaya diskusi yang merupakan bagian dari program Divisi Edukasi Remotivi. Diharapkan diskusi macam ini akan terus dilakukan demi mengkomunikasikan berbagai gagasan soal pertelevisian.
”Engga nyesel saya dateng.. nambah khasanah pengetahuan saya tentang media,” seru Lienda, seorang peserta. [R/Indah Wulandari]

Penghargaan Untuk Yang Berkualitas

Jakarta - KPI Awards digelar kembali pada Kamis, 24 Maret 2011 bertempat di Audito rium TVRI dan disiarkan secara langsung oleh TVRI.
Ini merupakan ajang penghargaan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) atas tayangan berkualitas yang bersiar di sepuluh stasiun televisi swasta nasional (RCTI, MNC TV, Global TV, Trans 7, Trans TV, Metro TV, SCTV, Indosiar, ANTV, TV ONE) dan lembaga penyiaran publik (TVRI).
Enam kategori pada KPI Awards kali ini terdiri dari kategori Anak, Sinetron Lepas, Dokumenter, Talk Show, Berita Investigasi, dan Budaya, yang merupakan kategori baru untuk tahun ini.
Tayangan yang dinilai terdiri dari program-program yang dikirimkan oleh stasiun televisi. Setiap stasiun berhak mengirimkan tiga tayangannya untuk setiap kategori. Untuk itu, KPI memilih tim juri independen dari kalangan praktisi dan akademisi berdasarkan kapabilitas, integritas, serta pemahaman mereka terhadap kategori tayangan.
Dadang Rahmat Hidayat selaku Ketua KPI 2010-2013 mengatakan bahwa KPI Awards adalah anugerah kepada insan pertelevisan yang berasal dari publik kepada program-program televisi terbaik. “Kami berharap KPI Awards ini bisa memberikan gambaran kepada stasiun televisi untuk membuat program-program yang edukatif, mencerahkan, informatif, serta hiburan yang sehat,” jelas Dadang. Lewat ajang ini, KPI ingin memberikan apresiasi, dan bukan melulu memberikan sanksi atau teguran saja.
Salah seorang anggota komisioner KPI, Ezki Suyanto, kepada Remotivi juga mengatakan, bahwa penilaian didasarkan pada kualitas, bukan hanya melihat rating atau popularitasnya.
Berbeda dengan KPI Awards sebelumnya yang memiliki kategori “Pembawa Acara Talkshow terbaik”, kali ini “Televisi Peduli Budaya” menjadi kategori baru. Sebagai kategori yang penting, TVRI yang menjadi stasiun TV pemenang langsung menerima penghargaan dari wakil presiden Boediono. [R/Remotivi/Gabriel Jefri]