Pengunjung

Kamis, 17 Maret 2011

Sudharto, Sang Rektor yang Kehilangan Waktu Blusukan

Semarang - Dulu, Sudharto P Hadi 'hanya' dosen biasa. Hari-harinya diisi dengan mengajar dan blusukan untuk penelitian. Kini, aktivitas itu tak leluasa dilakukan karena di depan namanya tersemat embel-embel Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Sore itu, Selasa (1/3/2011), ada beberapa orang di lantai dua Rektorat Undip Pleburan, Jalan Imam Bardjo, Semarang. Salah satunya, Sudharto. Lelaki yang biasa disapa Prof Dharto ini tampak hendak masuk ruangannya. Tapi begitu melihat kedatangan detikcom, ia langsung menghentikan langkah sambil berujar, "Tunggu sebentar ya, Dik. Saya mau salat dulu."
Prof Dharto resmi menjadi rektor periode 2010-2014 pada tanggal 18 Desember 2010 lalu. Lelaki kelahiran Klaten 57 tahun silam yang sebelumnya memegang jabatan Ketua Program Doktor Ilmu Lingkungan Undip itu mengalahkan dua pesaingnya sesama profesor, Susilo Wibowo (incumbent) dan Arief Hidayat (Dekan FH Undip).
Di luar kampus, nama Prof Dharto cukup berkibar. Tak hanya di level lokal, tapi juga nasional dan internasional. Peraih Master of Environment Studies dari York University, Toronto Canada, dan Doktor dari School of Community and Regional Planning University of British Columbia (UBC), Vancouver, Canada ini kerap jadi acuan untuk isu-isu lingkungan. Tak heran, banyak orang mengenalnya sebagai pakar lingkungan.
Penulis sejumlah buku lingkungan ini bukan tipe dosen yang suka duduk berceramah di kampus. Di sela-sela mengajar, ia blusukan ke berbagai pelosok, bertemu sesama peneliti, masyarakat, dan aktifis LSM. Karena aktivitas ini, orang jadi percaya, analisis lelaki yang biasa disapa Prof Dharto ini bukan sekadar teori, melainkan punya basis pijakan di lapangan.
Prof Dharto juga memegang beberapa jabatan strategis. Sejauh ini, ia tercatat sebagai Country Coordinator pada Sustainable Energy and Environmental Forum yang berbasis di Kyoto University Jepang, peneliti untuk Legal Empowerment and Industrial Pollution kerja sama China dan Van Vollenhowen Institute (VVI), Leiden University Netherlands, Dewan Pertimbangan Permbangunan Kota (DP2K) Semarang, Pengawas Yayasan Bina Kehidupan Lestari Semarang, Anggota Kelompok Kerja Forum Karst Sukolilo, dan lain-lain.
Pintu ruangan rektor terbuka separuh. Sang empunya melongok, "Ayo, silakan masuk," ujarnya. Setelah menutup pintu, Dharto pun menyusul duduk.
Ruangan pucuk pimpinan Undip ini sangat sederhana. Ukurannya sekitar 5x8 meter. Tak banyak aksesori yang dipajang. Hanya rak buku, beberapa cenderamata, dan panji-panji almamater. Di ujung ruangan terdapat kursi dan meja 'kebesaran' rektor. Di depannya, kursi ditata melingkari dua meja.
"Dulu sering ke sana ke mari, kini jadi rektor yang harus mengantor dengan jadwal yang serba pasti, bagaimana rasanya?" tanya detikcom.

Prof Dharto tak langsung menjawab. Ia tersenyum seperti berusaha mencari kata pembuka yang tepat. Lelaki berusia 57 tahun ini mengaku kesulitan beraktivitas seperti sebelumnya. Ia tak sewaktu-waktu ke mana-mana, karena harus mengikuti agenda kampus.
"Saya merasa ada yang hilang. By nature, saya ini dosen. Tugasnya, mengajar dan meneliti. Ini 25 persen masih seperti itu, tapi yang 75 persen terbawa aktivitas posisi baru. Sekarang menggelandang (untuk penelitian), susah," kata lelaki bernama lengkap Sudharto Prawoto Hadi ini.
Yang juga agak merepotkon, lanjut Prof Dharto, 'jabatan-jabatan' di luar kampus tak bisa digantikan. Ia mencontohkan, setelah terpilih menjadi rektor, ia ingin mundur sebagai Country Coordinator pada Sustainable Energy and Environmental Forum, tapi oleh lembaga tersebut ditolak. Alasannya, jabatan rektor justru dianggap bisa jadi alternatif untuk mengelaborasi program.
"Di lembaga lain juga begitu. Jadi ya sampai saat ini saya masih pegang jabatan-jabatan itu," ungkap mantan Pembantu Rektor I Bidang Akademik ini.
Jabatan rektor kadang membuat Prof Dharto tidak cukup nyaman. Suami Sri Budiarni ini bercerita saat berkunjung ke suatu daerah untuk penelitian, informasi kedatangannya terdengar kemana-mana. Usut punya usut, ternyata sebelumnya terpasang spanduk dan baliho dengan tulisan "Selamat Datang Rektor Undip Semarang". Wakil bupati (wabup) di daerah tersebut bahkan merelakan waktu menemuinya. Ia sudah menyatakan tak perlu disambut karena datang untuk penelitian, tapi sang wakil bupati tidak mau mengerti.
Di sela jadwal mengurus kampus, Prof Dharto masih menyempatkan diri mengajar.  Minimal dua hari dalam seminggu, yakni Jumat dan Sabtu. Di S-1, ia mengajar Manajemen SDM dan Perilaku Konsumen. Sementara di S-2, dia memberi kuliah Metodologi Penelitian, Mediasi Lingkungan dan Perencanaan.
Kadang Prof Dharto juga masih menguji penelitian mahasiswa. Tak hanya di Undip, tapi juga universitas lain. Ia pernah malu gara-gara jadwal ujian mahasiswa berbarengan dengan kunjungan BPK ke Undip. "Padahal saya bilang oke untuk menguji di UGM. Lalu, saya batalkan mendadak rencana menguji itu. Saya merasa nggak enak sendiri," ungkapnya.
Ditanya soal visi misinya sebagai rektor, Prof Dharto menyatakan ingin Undip unggul dan peduli. Unggul artinya bisa bersaing di tingkat nasional dan internasional. Peduli artinya tidak mengabaikan lingkungan sekitar. Untuk dua hal itu, dia berusaha menciptakan kampus yang nyaman atau punya daya dukung terhadap lingkungan, dan kampus dengan tata kelola yang akuntabel dan demokratis.
"Kalau kampus nyaman, mahasiswa bisa memanfaatkan untuk diskusi atau acara lain. Saya tidak ingin mahasiswa kupu-kupu, kuliah pulang, kuliah pulang," ucapnya.

Prof Dharto kini menahkodai 'perahu' dengan sekitar 50 ribu penumpang yang terdiri dari staf dan mahasiswa. Dia harus membuat civitas akademika nyaman dan menciptakan lulusan-lulusan unggul. Meski harus kehilangan banyak 'kesenangan', ia mengaku rela. Baginya, amanah harus dilakukan sekuat tenaga.
"Tapi sebetulnya biasa saja. Jabatan kan cuma baju. Di ruang kuliah, saya dosen. Di rumah, saya tetap bagian dari keluarga. Di masyarakat, saya warga biasa," katanya merendah.
Hari kian sore. Gerimis mulai turun. Saat detikcom berpamitan, ternyata dua orang tamu tengah menunggu giliran di luar ruang. Prof Dharto boleh saja ingin dan berusaha beraktivitas seperti sebelum menjadi rektor. Tapi ia tetap tak bisa menolak konsekuensi dari jabatan itu: lebih sibuk, lebih banyak tamu, lebih banyak di kantor, dan lebih-lebih yang lain. [R/dtc]

11 Relawan Indonesia Berangkat ke Jepang

Jakarta - Sebanyak 11 orang tenaga relawan pencarian dan penyelamatan berkeahlian khusus asal Indonesia pada Kamis malam (17/3/2011) berangkat ke Jepang untuk memberikan bantuan kemanusiaan, kata Andri Hadi Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Deplu RI.
Ia yang hadir pada acara "Pray for Japan" di sebuah universitas swasta di Jakarta, Kamis malam, menyatakan relawan berangkat dengan pesawat reguler Garuda karena lebih mudah prosesnya bila membaur dengan penumpang lainnya.
"Kini ada 54 orang lagi tenaga relawan SAR yang diberangkatkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana itu ke Jepang dan mereka semua memiliki keterampilan khusus yang sangat dibutuhkan korban gempa dan tsunami," ujarnya.
Pada Jumat (18/3/2011) rencananya akan diberangkatkan lagi lima relawan ke Jepang menyusul 11 rekan mereka terdahulu.
Ke 11 relawan yang berangkat itu memiliki keahlian dibidang medis, konstruksi dan bangunan roboh yang terdiri dari petugas TNI, dokter dan masyarakat sipil lainnya.
Relawan akan bertugas selama 14 hari untuk tahap awal dan selama di Jepang mereka akan berkordinasi dengan kedubes di negara itu agar bisa lebih optimal dalam bekerja.
Duta besar Jepang Kojiro Shiojiri disela acara "Pray for Japan" menyatakan bantuan dari dunia internasional dibutuhkan oleh warga mereka terutama yang memiliki keahlian.
Ia menyatakan rasa terimakasihnya atas bantuan tenaga relawan yang dikirimkan oleh Indonesia ke Jepang serta bantuan dana sebesar hampir dua juta dollar dari pemerintah RI.
"Saya gembira atas perhatian besar dari warga Indonesia. Mereka Kamis malam ini berangkat untuk tugas kemanusiaan," ujar Dubes didampingi istrinya itu. [R/Ant]

Greenpeace Desak Turki Batalkan Pembangunan PLTN

Instanbul - Aktivis lingkungan hidup internasional Greenpeace mendesak agar Turki membatalkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di negara tersebut. Sebab, pembangkit itu dibangun berdekatan dengan patahan geologi sehingga berpotensi menimbulkan krisis nuklir seperti di Jepang.
Sebelumnya, Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan mengatakan, pembangunan 2 pembangkit nuklir, yaitu di pantai Mediterania dan Laut Hitam tidak terpangaruh oleh bencana di Jepang. Saat ini, Turki sedang berdiskusi dengan Tokyo Electric Power Co dan Toshiba selaku rekanan.
Turki adalah negara yang dilalui patahan lempeng. Gempa kecil hingga menengah sering terjadi di negara tersebut. Dua gempa besar sempat terjadi di Turki pada tahun 1999 dan menewaskan lebih dari 20.000 orang.
"Adalah suatu kesalahan bisa poyek nuklir tersebut tetap dilanjutkan setelah melihat apa yang terjadi di Jepang," kata Direktur Greenpeace untuk kawasan Mediterania, Uygar Ozesmi, seperti dilansir reuters dan dikutip Detikcom, Kamis (17/3/2011).
"Di negara yang rawan gempa seperti Turki ini, Anda tidak dapat meluncurkan industri tenaga nuklir," lanjut dia.
Kompleks PLTN di Fukushima, Jepang, terkoyak oleh 4 ledakan pasca gempa 9,0 SR dan tsunami yang melanda Jepang, Jumat 11 Maret lalu. Para ahli nuklir memperingatkan, kecelakaan nuklir Jepang bisa melebihi bencana serupa di Chernobyl tahun 1986. Saat itu, awan radiasi menyebar ke seluruh eropa.
"Terlepas dari bahaya gempa bumi, teknologi nuklir itu sendiri adalah resiko paling utama," kata Ozesmi. [R/dtc]

10.000 Orang Jalani Pemeriksaan Kontaminasi Radioaktif

Fukushima - Sekitar 10.000 orang menuju ke pusat evakuasi dan dinas kesehatan di Prefektur Fukushima pada Rabu guna menjalani pemeriksaan kontaminasi radioaktif, kata pejabat setempat, Kamis.
Pemeriksaan itu dilakukan menyusul masalah yang terjadi pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Daiichi Fukushima, yang mengalami kebocoran radioaktif pasca ledakan reaktor atomnya.
Mereka yang diperiksa tidak hanya pekerja yang berada di sekitar PLTN, yang dioperasikan perusahaan Tokyo Electric Power Co., namun juga korban yang selamat dari gempa dan berada di pusat pengungsian, menurut pejabat tersebut.
Dalam proses pemeriksaan yang dilakukan di 26 lokasi, kontaminasi radioaktif ditemukan pada enam orang, wajah dan tangan mereka kemudian dibersihkan, menurut otoritas setempat.
"Tidak ada seorang pun yang diharuskan mencuci seluruh anggota tubuhnya," kata mereka, yang menandai tidak ada warga yang terkena kontaminasi radioaktif dalam tingkat yang parah.
Tingkat radiasi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Daiichi Fukushima pada Kamis siang masih tinggi, meskipun upaya untuk mendinginkan reaktor dari udara terus dilakukan, kata operator seperti dikutip kantor berita Kyodo.
Sebelumnya empat helikopter dikerahkan untuk mendinginkan batang bahan bakar nuklir PLTN Fukushima dengan menyiramkan beberapa ton air laut, namun upaya tersebut belum berhasil mendinginkan suhu reaktor unit tiga dan unit empat PLTN Fukushima, demikian Kyodo. [R/Ant]

Hutan Kota Randublatung Didorong Jadi Tempat Wisata

Blora - Bupati Djoko Nugroho mendorong pemangku Hutan Kota Randublatung supaya mengembangkan tempat tersebut sebagai tempat wisata. Bupati yakin, jika bisa segera terealisasi, hutan kita itu akan menarik masyarakat sekitar dan memberi kontribusi pada peningkatan ekonomi masyarkat.
"Hutan kota ini sangat layak menjadi tempat wisata. Tempatnya bagus dan luas," katanya saat ditemui CyberNews usai memimpin apel dalam rangka hari bakti rimbawan di hutan kota Randublatung.
Menurut orang nomor satu di Kota Satai ini, memang butuh penambahan fasilitas untuk pengembangan hutan kota Randublatung itu sebagai aset wisata seperti waterboom. "Tempat ini tidak kalah dengan Padhangan (Bojonegoro) dan Mantingan (Rembang). Nanti kita usahakan bantuan untuk pembangunan waterboom. Selain itu, juga bisa digunakan untuk outbond."
Administratur (Adm) KPH Randublatung Tri Setya Pratama ketika dikonfirmasi mengemukakan, ke depan memang hutan kota Randublatung tersebut diproyeksikan untuk pariwisata. "Ke depan memang agendanya untuk jadi tempat wisata," ungkapnya.
Dia menjelaskan, hutan kota Randublatung memiliki lahan yang cukup luas, yaitu 32,4 hektare. Hutan kota tersebut dibangun pada 2003 setelah beberapa tahun menjadi lahan gundul akibat penjarahan huta pada masa reformasi.
Hutan kota Randublatung itu, menurutnya, memang sangat prospektif dikembangkan sebagai tempat wisata. Jumlah tanamannya kurang lebih 1.359 yang terdiri atas 37 spesies. "Tapi kami baru mencari rekanan yang bisa kami ajak kerjasama untuk mengembangkan sebagai tempat wisata," ujarnya. [R]

'Memang Canggih', Tagline Baru Polytron

Jakarta - Polytron, raksasa produsen produk-produk elektronik Indonesia, memperkenalkan tagline baru perusahaan pada tahun 2011 ini. “Memang Canggih”, adalah tagline baru Polytron. Tagline baru ini tertulis dengan jelas di bawah logo tulisan “Polytron”.
Dengan tagline baru ini, Polytron berharap citra positif Polytron semakin meningkat. Selama ini, Polytron dikenal sebagai satu-satunya perusahaan elektronik Indonesia yang menghasilkan produk berkualitas dan paling mampu bersaing dengan banyaknya kompetitor dari luar negeri.
Produk-produk elektronik unggulan Polytron antara lain Micro HiFi dengan Bluetooth & DTIB serta DVD Theater in Box untuk kategori audio/radio. LCDTV123, TV Dignity (TV Digital pertama di Indonesia) dan TV L-SIDI U Slim Multimedia adalah produk unggulan untuk jajaran video.
Tidak ketinggalan jajaran home appliances seperti lemari es IsoCool Twist, AC Inverter 310 watt, atau AC LogiCool Low Energy yang bisa mengusir bakteri, virus, dan jamur atau bau tak sedap. Polytron juga memiliki jajaran mesin cuci seperti mesin cuci langsung kering dan mesin cuci less detergent yang ramah lingkungan.
Salah satu kunci sukses Polytron selain loyalitas konsumen, juga kemampuan untuk melahirkan inovasi yang terus menerus melalui Riset & Development serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui 3I ( Invention, Inovation, Improvement) dan team work nya.
Hal tersebut terbukti dengan banyaknya penghargaan yang telah diperoleh Polytron dimana terakhir memperoleh Innovation Award, GfK No.1 Award, IBBA, ICSA, Excellent Brand Award, Greatest Brand, Master Brand, Top Brand dan Superbrand. “Berbagai penghargaan yang diakui ini merupakan bukti komitmen tinggi dan inovasi bahwa Polytron adalah produk elektronik dengan kualitas terbaik.” tegas Santo Kadarusman, Public Relation & Marketing Event Manager Polytron.
“Tagline baru mencerminkan misi & visi perusahaan yang selalu berkomitmen untuk meraih dan menjaga prestasi terbaik, untuk membuat dan memasarkan produk elektronik berteknologi tinggi dan canggih dengan desain yang bercita rasa seni tinggi serta kualitas performansi yang luar biasa untuk memuaskan konsumen setianya,” ungkap Santo Kadarusman, Public Relation & Marketing Event Manager Polytron, menutup pembicaraan. [R/dtc]

Mahasiswa Unsiq Gelar Doa untuk Jepang

Wonosobo - Sebanyak 71 mahasiswa Universitas Sains Alquran Wonosobo, menggelar doa bersama dan istighosah untuk para siswa magang asal Wonosobo yang berada di Jepang.
Sebelum berdoa mereka melakukan orasi menuntut pemerintah melindungi WNI yang bekerja di Jepang. Mereka melakukan doa bersama, pada pukul 11.00 hingga pukul 12.00 di halaman kampus kemudian berakhir di pelataran masjid.
Presiden BEM Unsiq Wonosobo Ahmad Khalwani mengemukakan, dilakukan mahasiswa sebagai bentuk solidaritas para siswa magang dan TKI Wonosobo yang bekerja di Jepang. Menurutnya, sampai saat ini ancaman radiasi dan gempa masih terjadi. "Doa bersama supaya warga Wonosobo di Jepang selamat," katanya, Kamis (17/3/2011).
Disamping itu, para mahasiswa juga akan menggalang dukungan kepada seluruh elemen masyarakat dan ormas seperti NU dan Muhamadiyah. Hal tersebut dimaksudkan supaya jiwa keagamaan tumbuh bersama dengan nasionalisme dan peran sosial kepada sesama. "Meski Jepang bukan negara muslim namun solidaritas sesama harus kita berikan," jelasnya.
Koordinator aksi solidaritas untuk korban Jepang, Zaenudin menambahkan pihaknya juga akan mengupayakan penggalangan dana untuk warga Jepang. Pasalnya, bencana yang masih terjadi memungkinkan bantuan baik moral maupun materiil. "Bantuan moral melalui doa, sedangkan bantuan materiil akan kita upayakan dengan cara menggalang dana," ungkapnya.
Aksi solidaritas ditutup dengan lantunan shalawat badar dan doa keselamatan kepada para siswa magang asal Kabupaten Wonosobo.Doa dikumandangan dalam bentuk bahasa arab dan bahasa Indonesia. [R/CN]