Pengunjung

Senin, 25 April 2011

Bujukan Petugas SPBU Takkan Mempan Bikin Konsumen Lirik Pertamax

Jakarta - Rencana pemerintah menekan konsumsi BBM bersubsidi melalui tindakan bersifat persuasif oleh Petugas SPBU dinilai tidak akan 100% efektif membujuk konsumen beralih ke Pertamax cs.
Demikian disampaikan oleh Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas), Eri Purnomo Hadi ketika dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (26/4/2011).
"Dari sisi persuasi, itu (program pelatihan petugas SPBU) nggak akan 100% efektif berhasil," terangnya.
Ia menegaskan, sulitnya keberhasilan 'Program Pertamaxisasi' itu disebabkan karena harga BBM non subsidi tersebut saat ini sangat mahal yakni di Jakarta bisa mencapai Rp 8.700 per liter. Bandingkan dengan harga BBM bersubsidi jenis premium yang hanya RP 4.500 per liter.
"Ya itu kan antara mendorong orang untuk membeli Pertamax, tapi di sisi lain, harga Pertamax masih tinggi. Itu agak susah itu," jelas Eri.
Eri menambahkan, hal tersebut sepenuhnya pun dikembalikan kepada kesadaran konsumen, dimana masing-masing konsumen memiliki interest tersendiri.
"Kita dari pihak SPBU jalani saja, itu kan juga tidak menambah biaya atau pun effort tertentu dari adanya pelatihan tersebut. Jadi itu normatif saja, itu cara marketing yang kebanyakan dilakukan korporasi," ungkap Eri.
Saat ditanya mengenai tindakan apa yang paling efektif untuk menekan konsumsi BBM bersubsidi, Eri mengatakan bahwa satu-satunya jalan adalah dengan menaikkan harga.
"Memang susah (melalui pelatihan petugas SPBU), paling efektif ya menaikkan harga (BBM bersubsidi). Tapi kalau program pelatihan ini dicoba ke SPBU tidak masalah. Itu dari segi pelatihan justru bagus dan baik untuk menambah refreshment petugas," katanya.
Sekali lagi Eri menambahkan, masalah efektifitas yang ditimbulkan melalui program Pertamaxisasi yang bersifat persuasif ini tidak akan bisa mencapai 100%. Apalagi ketika didukung dengan tingginya harga Pertamax (BBM Non Subsidi) sementara daya beli konsumen tidak meningkat.
"Ini susah, karena tidak dibarengi dengan daya beli yang meningkat," tuturnya.
Seperti diketahui, Pemerintah melalui Kementerian ESDM mengadakan pelatihan kepada para petugas SPBU di wilayah Jakarta. Pelatihan dilakukan untuk mengarahkan masyarakat mampu untuk tak membeli BBM subsidi.
Pelatihan dilaksanakan di Hotel Oasis Amir, Jakarta, Senin (25/4/2011). Ini dihadiri oleh perwakilan SPBU-SPBU di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Acara dihadiri oleh Dirjen Migas Evita Legowo dan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Djaelani Sutomo.
Kemudian, pelatihan yang dilakukan berupa pengarahan pelaksanaa pelatihan tenaga penyuluh lapangan pengaturan BBM bersubsidi bagi supervisor, melaksanakan kebijakan pengaturan BBM bersubsidi, menjalankan teknik persuasif kepada konsumen, implementasi komunikasi dengan konsumen, hingga pengetahuan teknis terhadap produk.
Secara keseluruhan, pemerintah berencana laksanakan pelatihan ini untuk sebanyak 22 angkatan masing-masing sekitar 100 peserta yang terdiri dari supervisor SPBU dan aparatur pemerintah daerah dari wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, hingga Sumatera. [R/dtc]

Bupati Tandatangani MoU Peningkatan Pendidikan

Wonosobo - Bupati Wonosobo HA Kholiq Arif Msi menandatangani nota kesepakatan dalam Master Of Understanding (MoU) dengan Yayasan Surya Institut. Penandatangan kerjasama guna mengingkatkan mutu pendidikan Wonosobo itu dilaksanakan di pendapa bupati. Polisi PKB itu mengharapkan fokus kerja tersebut lebih dapat diorientasikan pada kepentingan umum.
“Pembangunan pendidikan secara individual ini harus bersinergi untuk kebersamaan dan menampung berbagai kepentingan,” kata Kholiq tegas Senin (25/4).
Menurut bupati dengan kerjasama itu mutu pendidikan di Wonosobo dapat benar-benar berdampak secara nyata. Dengan mengaplikasikan time schedule, sasaran yang jelas, cerdas dan cermat, lanjut dia, maka akan tetap sasaran.
Pembina Yayasan Surya Institut Prof Yohanes Surya Phd menjelaskan penandatangan nota kesepakatan itu yaitu terkati dengan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan guru, siswa serta para pejabat di dewan pengawas pendidikan.
“Dengan strategi yang jitu kita yakin akan mampu meningkatkan pendidikan di Wonosobo,” tutur yayasan yang sudah malang melintang menjalin kerjasama dengan sejumlah pemerintah daerah di Indonesia dalam bidang pendidikan.
Dijelaskan Yohanes lebih jauh, lembaganya telah teruji dan mumpuni dalam peningkatan pendidikan baik dari jenjang pendidikan formal maupun non formal. “Kami yakin dengan menggunakan strategi dan metode yang jitu pendidikan di Wonosobo bakal meningkat signifikan,” pungkas Yohanes yang mengenakan kacamata itu. [R/Yudi]

Poppy: Budaya Menjaga Jati Diri Bangsa

Blora - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Jawa Tengah (Jateng) Poppy S Dharsono mengingatkan agar masyarakat menjaga kearifan lokal dan warisan budaya bangsa. Karena dengan begitulah, jati diri bangsa akan terjaga dan tidak akan tercerabut dari akarnya.
Hal itu dikemukakannya dalam kesempatan kunjungannya di Desa Purwosari, Kecamatan Blora, Senin (25/4). ''Budaya lokal harus dipertahankan. Kalau tidak, perekat bangsa akan luntur dan masyarakat akan mudah terpecah belah,'' katanya di depan ratusan warga dan pelaku seni-budaya Blora.
Dia pun mengapresiasi niat luhur masyarakat Blora dalam rangka nguri-uri budayanya, seperti barongan dan tayub. ''Ini sangat penting dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),'' tegasnya.
Poppy S Dharsono hadir di Desa Purwosari sekitar pukul 11.00. Sebelumnya, ia berziarah ke makam RA Kartini di Bulu (Rembang). Sesampainya di Purwosari, alumnus Akademi Sinematografi di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) yang disertai beberapa staf, ini disambut oleh pentas barongan dari paguyuban seni barong Sardulo Suro Dilogo. ''Sekali lagi saya tegaskan, budaya bangsa harus kita jaga, agar jati diri kita berbangsa tidak tercerabut dari akarnya,'' tegasnya.
Pada reses di Blora, jadwal Poppy terhitung sangat padat. Minggu (24/4) malam, ia berdialog dengan tokoh agama dan masyarakat di Cepu, dilanjutkan ziarah ke makam RA Kartini Senin pagi, lalu ke Purwosari berdialog tentang budaya bersama pelaku seniman di sana, tepatnya di Sanggar Seni Krido Budoyo pimpinan Sogol Surawan. (Rosidi)