Kudus - Banyak lulusan Diploma maupun Sarjana yang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Meski banyak lapangan kerja yang ditawarkan untuk lulusan Diploma maupun Sarjana, namun saingan untuk merebut peluang itu juga banyak.
Maka, untuk mendapatkan pekerjaan bagi para profesional muda menjadi semakin sempit. Dengan adanya kondisi yang demikian semakin membuat pekerjaan rumah bagi instansi perguruan tinggi untuk dapat memberikan wawasan, dan membentuk para peserta atau mahasiswa untuk dapat berpikiran lebih luas dalam mengembangkan diri mereka sehingga tidak menutup kemungkinan bagi para lulusan Diploma maupun Sarjana untuk dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga fokus para lulusan tidak hanya pada pencarian lapangan kerja semata.
Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus pada hari Sabtu, (22/1/2011) mengadakan Seminar bertema: Menumbuhkan Motivasi Menjadi Entrepreneur. Sebagai pembicara: Mohammad Hilmy, SE, Direktur PT Mubarokfood yang terkenal di Kudus memproduksi Jenang. Kalangan perbankan, diwakili Ambar Trikaryanto, SE dari Bank Mandiri dan motivator, Ferdinand Hindiarto S.Psi, M.Si. ”Seminar ini bertujuan untuk memberikan motivasi berperilaku entrepreneurship bagi para pelaku bisnis maupun calon pelaku bisnis ini sangat menarik dan mencerahkan, buktinya seminar yang dilakukan di ruang Seminar Gedung Rektorat lantai 4 ini dari mulai sampai akhir tetap ramai dihadiri lebih kurang 100 peserta yang mengikuti, ” kata Ketua Panitia, Iranita Hervi Mahardayani. Direktur PT Mubarokfood, M. Hilmi yang dalam presentasinya sempat menyajikan audiovisual ’penyemangat’ lagu laskar pelangi dan jangan menyerah ini memberikan wawasan mengenai latar belakang dan juga perjalanannya menjadi seorang pengusaha yang sukses dalam mengembangkan usaha makanan khas Kudus yaitu jenang, termasuk juga segala hambatan dalam mengelola bisnisnya sampai beliau mampu mengatasi hal itu semua.
”Untuk menjadi seorang entrepreuneur yang berhasil, diperlukan beberapa kompetensi yang meliputi bawaan, motivasi, konsep diri, pengetahuan, dan ketrampilan. Selain kompetensi tersebut diperlukan juga bagi para calon entrepreuner untuk mengasah jiwa yang dapat mendukung keberhasilan, yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko, berjiwa pemimpin, orisinalitas, dan berorientasi masa depan,” katanya dengan tegas.
Sedangkan Pak Ferdinand menyatakan, ”Ketika seseorang memilih untuk menjadi wirausahawan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyusun Personal Goal Planning (PGP),”.
Prinsip dalam menyusun PGP adalah: spesifik, artinya rencana yang dibuat harus jelas. Misal: membuka usaha di bidang apa? dimana?, measurable artinya rencana yang dibuat harus terukur, sehingga dapat dilihat efektivitas pencapaiannya. Misal akan memiliki dua kantor cabang, dengan 100 karyawan. Achievable, rencana yang menggairahkan namun tetap dapat dicapai. Realistic, artinya rencana yang dibuat seyogyanya tidak jauh dari realitas saat ini. Misal: kuliah di Fakultas Psikologi, membuat PGP memiliki biro psikologi terbesar di Kudus. Sebaliknya, kuliah di psikologi tetapi PGP - nya mendirikan pabrik pesawat terbang, kan g cocok. Terakhir, time based, rencana yang dibuat harus memiliki target waktu.
Sebagai wakil perbankan, Pak Ambar memberikan informasi berkaitan dengan prosedur pembiayaan bagi para pelaku bisnis ataupun calon entrepreuner dengan program kredit usaha mikro dari Bank Mandiri, dan juga memberikan tips bagaimana agar para wirausahawan tetap dapat bertahan ,”Jika meminjam harus diselesaikan pinjamannya lebih dahulu, jangan pinjam dengan model dua lembaga dana, akan merepotkan, juga usahanya harus berjalan dengan stabil terlebih dahulu, jika sudah mapan baru memulai usaha baru lagi”, tandasny. [R/UMK]
Maka, untuk mendapatkan pekerjaan bagi para profesional muda menjadi semakin sempit. Dengan adanya kondisi yang demikian semakin membuat pekerjaan rumah bagi instansi perguruan tinggi untuk dapat memberikan wawasan, dan membentuk para peserta atau mahasiswa untuk dapat berpikiran lebih luas dalam mengembangkan diri mereka sehingga tidak menutup kemungkinan bagi para lulusan Diploma maupun Sarjana untuk dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga fokus para lulusan tidak hanya pada pencarian lapangan kerja semata.
Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus pada hari Sabtu, (22/1/2011) mengadakan Seminar bertema: Menumbuhkan Motivasi Menjadi Entrepreneur. Sebagai pembicara: Mohammad Hilmy, SE, Direktur PT Mubarokfood yang terkenal di Kudus memproduksi Jenang. Kalangan perbankan, diwakili Ambar Trikaryanto, SE dari Bank Mandiri dan motivator, Ferdinand Hindiarto S.Psi, M.Si. ”Seminar ini bertujuan untuk memberikan motivasi berperilaku entrepreneurship bagi para pelaku bisnis maupun calon pelaku bisnis ini sangat menarik dan mencerahkan, buktinya seminar yang dilakukan di ruang Seminar Gedung Rektorat lantai 4 ini dari mulai sampai akhir tetap ramai dihadiri lebih kurang 100 peserta yang mengikuti, ” kata Ketua Panitia, Iranita Hervi Mahardayani. Direktur PT Mubarokfood, M. Hilmi yang dalam presentasinya sempat menyajikan audiovisual ’penyemangat’ lagu laskar pelangi dan jangan menyerah ini memberikan wawasan mengenai latar belakang dan juga perjalanannya menjadi seorang pengusaha yang sukses dalam mengembangkan usaha makanan khas Kudus yaitu jenang, termasuk juga segala hambatan dalam mengelola bisnisnya sampai beliau mampu mengatasi hal itu semua.
”Untuk menjadi seorang entrepreuneur yang berhasil, diperlukan beberapa kompetensi yang meliputi bawaan, motivasi, konsep diri, pengetahuan, dan ketrampilan. Selain kompetensi tersebut diperlukan juga bagi para calon entrepreuner untuk mengasah jiwa yang dapat mendukung keberhasilan, yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko, berjiwa pemimpin, orisinalitas, dan berorientasi masa depan,” katanya dengan tegas.
Sedangkan Pak Ferdinand menyatakan, ”Ketika seseorang memilih untuk menjadi wirausahawan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyusun Personal Goal Planning (PGP),”.
Prinsip dalam menyusun PGP adalah: spesifik, artinya rencana yang dibuat harus jelas. Misal: membuka usaha di bidang apa? dimana?, measurable artinya rencana yang dibuat harus terukur, sehingga dapat dilihat efektivitas pencapaiannya. Misal akan memiliki dua kantor cabang, dengan 100 karyawan. Achievable, rencana yang menggairahkan namun tetap dapat dicapai. Realistic, artinya rencana yang dibuat seyogyanya tidak jauh dari realitas saat ini. Misal: kuliah di Fakultas Psikologi, membuat PGP memiliki biro psikologi terbesar di Kudus. Sebaliknya, kuliah di psikologi tetapi PGP - nya mendirikan pabrik pesawat terbang, kan g cocok. Terakhir, time based, rencana yang dibuat harus memiliki target waktu.
Sebagai wakil perbankan, Pak Ambar memberikan informasi berkaitan dengan prosedur pembiayaan bagi para pelaku bisnis ataupun calon entrepreuner dengan program kredit usaha mikro dari Bank Mandiri, dan juga memberikan tips bagaimana agar para wirausahawan tetap dapat bertahan ,”Jika meminjam harus diselesaikan pinjamannya lebih dahulu, jangan pinjam dengan model dua lembaga dana, akan merepotkan, juga usahanya harus berjalan dengan stabil terlebih dahulu, jika sudah mapan baru memulai usaha baru lagi”, tandasny. [R/UMK]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar