Pengunjung

Senin, 28 Maret 2011

FIFA Bertekad Perangi Korupsi, PSSI Bagaimana?


Jakarta - FIFA, melalui Presidennya, Sepp Blatter, terang-terangan menyebut bahwa mereka dengan tegas akan memerangi korupsi di sepakbola. Lalu, bagaimana nasib PSSI dengan adanya pernyataan itu?
Sikap Blatter tersebut memang tidak jauh-jauh lantaran pemilihan Presiden FIFA yang baru sudah kian dekat. Imbasnya, segala kampanye positif untuk membuat pamornya naik di atas rivalnya, Mohamed Bin Hammam, pun dilakukan.
Janji untuk memberantas korupsi dan segala bentuk kecurangan dalam sepakbola pun diapungkan. Padahal FIFA sendiri bukannya suci dari dugaan praktik korupsi dan suap itu sendiri.
Tahun lalu, mereka diguncang skandal korupsi setelah dua anggota Komite Eksekutif mereka berniat menjual suara mereka untuk voting Piala Dunia 2018 dan Piala Dunia 2022. Blatter sendiri menolak investigasi dari pihak luar mengenai kasus ini.
"Saya akan mempersembahkan sesuatu yang spesial di sana (di Kongres FIFA pada bulan Juni), tapi saya tak akan mengungkapkan isinya," ujar Blatter seperti dilansir Reuters.
"Ini adalah untuk melawan korupsi dan segala kecurangan, serta diskriminasi," tegasnya.
Lalu, bagaimana dengan PSSI yang selama ini cukup sering dikait-kaitkan dengan dugaan korupsi?
Bukan rahasia apabila Ketua Umum PSSI Nurdin Halid sudah dua kali tersandung kasus hukum terkait permasalahan korupsi tersebut. Nurdin pun sempat dijebloskan ke penjara dan memimpin federasi dari balik jeruji.
Masalah kian rumit lantaran dia tetap ngotot untuk mempertahankan jabatannya, kendati banyak yang memperdebatkan bahwa menurut statuta FIFA, seorang yang pernah tersandung kasus hukum tidak bisa memimpin federasi.
Di sisi lain, ICW (Indonesia Corruption Watch) sudah berkali-kali mendesak KPK untuk mengusut dugaan korupsi di dalam tubuh PSSI. Februari silam mereka mengklaim bakal melaporkan dugaan Nurdin menerima cek pelawat dalam Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004. Selain itu, Nurdin juga diduga menerima uang tunai Rp 500 juta.
Dalam sidang kasus korupsi APBD Samarinda dengan terdakwa mantan manajer Persisam Aidil Fitri di PN Samarinda, diduga bahwa Nurdin menerima uang Rp 100 juta, sedangkan pengurus PSSI lainnya, Andi Darussalam Tabusala, diduga menerima Rp 80 juta. [R/dtc]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar