Pengunjung

Kamis, 17 Maret 2011

Greenpeace Desak Turki Batalkan Pembangunan PLTN

Instanbul - Aktivis lingkungan hidup internasional Greenpeace mendesak agar Turki membatalkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di negara tersebut. Sebab, pembangkit itu dibangun berdekatan dengan patahan geologi sehingga berpotensi menimbulkan krisis nuklir seperti di Jepang.
Sebelumnya, Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan mengatakan, pembangunan 2 pembangkit nuklir, yaitu di pantai Mediterania dan Laut Hitam tidak terpangaruh oleh bencana di Jepang. Saat ini, Turki sedang berdiskusi dengan Tokyo Electric Power Co dan Toshiba selaku rekanan.
Turki adalah negara yang dilalui patahan lempeng. Gempa kecil hingga menengah sering terjadi di negara tersebut. Dua gempa besar sempat terjadi di Turki pada tahun 1999 dan menewaskan lebih dari 20.000 orang.
"Adalah suatu kesalahan bisa poyek nuklir tersebut tetap dilanjutkan setelah melihat apa yang terjadi di Jepang," kata Direktur Greenpeace untuk kawasan Mediterania, Uygar Ozesmi, seperti dilansir reuters dan dikutip Detikcom, Kamis (17/3/2011).
"Di negara yang rawan gempa seperti Turki ini, Anda tidak dapat meluncurkan industri tenaga nuklir," lanjut dia.
Kompleks PLTN di Fukushima, Jepang, terkoyak oleh 4 ledakan pasca gempa 9,0 SR dan tsunami yang melanda Jepang, Jumat 11 Maret lalu. Para ahli nuklir memperingatkan, kecelakaan nuklir Jepang bisa melebihi bencana serupa di Chernobyl tahun 1986. Saat itu, awan radiasi menyebar ke seluruh eropa.
"Terlepas dari bahaya gempa bumi, teknologi nuklir itu sendiri adalah resiko paling utama," kata Ozesmi. [R/dtc]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar