Pengunjung

Rabu, 11 Mei 2011

Berharap Tangan Pemerintah di Desa Miskin

Bekasi - Seorang bocah laki-laki berkaos kumal bermain layang-layang bersama teman-temannya di satu tanah kosong di Desa Babelan Kota, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Mereka tak menghiraukan debu kotor dan sengatan matahari. Seharusnya anak-anak itu, Muhammad Adrian (8) salah satunya, duduk di bangku sekolah. Sayang, orang tuanya tak bisa membuatnya bersekolah.
Kata Murniyati (23), ibunya, tahun ini seharusnya Adrian sudah kelas dua SD.
"Nanti saja sekolahnya," kata Murni.
Tapi ternyata Adrian ingin memakai baju putih dan celana pendek merah seperti dikenakan umumnya anak-anak seusianya.
"Saya ingin sekolah om, biar jadi ABRI, enak bisa naik pesawat tempur," katanya kepada ANTARA News.
Adrian belum tahu betapa beratnya beban hidup yang mesti ditanggung orangtuanya yang hanya petani kecil.
"Paling besar penghasilan kami sebulan sekitar 300 ribu," kata Murni.
Dia menyambung, "Maklum mas, petani tak bisa ditebak untungnya. kadang laris dan tidak. Jika musim kemarau bisa kering banget dan jika musim hujan, airnya bisa beleber ke dalam rumah."
Rumah Murni berupa bilik bambu dan papan triplek, ubinnya ya tanah. Ukurannya hanya 4 kali 5 meter. Di situ tinggal lima orang.
Yang juga menyayat hati, mereka tak memiliki sumber air, hanya sumur kecil berdiameter 65 cm. Warna airnya sungguh menurunkan selera, karena keruh kecoklatan.
"Satu sumur ini untuk tiga rumah," kata Ramin, Kepada RT 18, RW 03, Desa Babelan Kota.
Untuk buang hajat, penghuni rumah hanya memiliki jamban bertutupkan sarung dan kain. "Kalau mau buang air harus bawa ember dari sumur ini ke jamban," kata Ramin.
Ya, air bersih adalah juga persoalan krusial mereka. "PAM ada tapi untuk bayarnya ini yang bikin pusing," kata Mamad, tetangga Ramin.

Modal Usaha
Jangan anggap mereka miskin karena tak berupaya. Menurut Muhammad Mamad, Kepada RW 03 Desa Babelan Kota, keluarga-keluarga ini tidak malas, mereka bahkan kerap menyampaikan ide-ide cemerlang untu menyiasati kesulitan hidup.
"Masalah kami nggak punya dana," kata Mamad.
Samah (35), tetangga Murni, membenarkan ni. Samah akan segera menjadi nenek karena anak perempuannya yang tamatan SD akan segera melahirkan.
"Saya butuh sekali tambahan modal sekitar Rp500 ribu untuk jualan kue keliling," kata Samah yang terpaksa bekerja karena penghasilan suaminya sebagai penebang pohon per hari hanya Rp40 ribu.
Impian serupa disampaikan Ahmadi (30), tetangga Samah, peternak ayam bekerja untuk orang lain dan diupahi Rp32 ribu per hari.
"Kalau punya peternakan ayam sendiri menjadi lebih mandiri," katanya.
Lain lagi dengan Rojana (26). Dia ingin sekali usaha jual bensin botolan di pasar.
"Sebenarnya saya sudah punya lapak di pasar, tapi berhubung nggak punya dana, nggak kesampaian," kata perempuan bersuamikan buruh di sebuah perusahaan itu.
Herni Hardiani (40) lebih beruntung. Rumahnya pun terbilang bagus. Dia bekerja sebagai penjaga toko kelontong sembako, sedangkan suaminya berprofesi penjahit.
Mereka bahu membahu mencari modal agar bisa tetap menyekolahkan anak-anak.
Yang juga butuh modal usaha adalah Mamad, "Saya sedang mencari modal untuk toko gas sekitar Rp5 juta," katanya.
Mamad berharap pemerintah turun tangan meringankan beban mereka, setidaknya membantu memperlancar mendapatkan modal usaha.

Ironi
Mamad dan kawan-kawan itu seharusnya tidak semenderita seperti itu, apalagi Babelan menyimpan kandungan minyak bumi tinggi.
Neneng Djuari, pegawai Kecamatan Babelan bagian Ekonomi Pembangunan, menyebutkan tak semua desa di Babelan hidup di bawah garis kemiskinan.
Ada dua desa di pinggir laut yang terbilang sangat miskin, yaitu Desa Hurip Jaya dan Pantai Hurip, kata Nenang.
Ironisnya, sambung Neneng, kedua desa itu tak jauh dari letak kilang-kilang minyak PT. Pertamina. "Sampai saat ini kami belum menerima bentuk materi nyata (bantuan) dari PT. Pertamina," katanya.
Neneng mengakui sebagian warga Babelan hidup terlalu miskin sehingga untuk menyekolahkan anaknya pun sulit.
"Banyak anggapan sekolah itu tidak penting dan lebih baik bertani," katanya.
Abdul Choir, Kepala Urusan Kesejahteraan Desa Babelan Kota, menyebutkan total warga miskin di Babelan Kota 2.165 jiwa.
Muhammad Malik, Sekretaris Desa Babelan Kota, menambahkan, "Umumnya petani di sini menyewa lahan dan keuntungannya dibagi kepada pemilik."
Kecamatan Babelan dibagi ke dalam 7 desa dan 2 kelurahan, termasuk Babelan Kota.

PR Pemerintah
Pemerintah bukannya diam menghadapi kesulitan yang dihadapi warga miskin. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan menyebut kemiskinan adalah persoalan regional dan global sehingga harus ditangani ekstra.
"Saya percaya upaya kita bersama harus berkontribusi pada kemampuan kita untuk mengatasi kemiskinan," ujarnya di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu.
Semua lini bekerja, termasuk Kementeria Sosial.
Menurut Direktur Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan Kementerian Sosial Teguh Haryono kementeriannya sedang menggalakan beberapa program unggulan untuk mengentaskan masyarakat miskin di desa.
Salah satunya lewat Program Pemberdayaan Fakir Miskin (P2FM) dengan pendekatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Di bawah skema ini warga miskin bisa mendapatkan modal usaha dari bank.
Menurut Teguh, pada 2010, program ini terbilang mendulang sukses di seluruh 33 provinsi.
"Saat ini sudah ada 390 ribu jiwa yang mendapatkan KUBE dan keberhasilan KUBE itu sendiri mencapai 60 persen," katanya.
Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri jauh-jauh hari mengungkapkan keyakinannya bahwa jika program KUBE terus dikelola secara profesional maka akan banyak keluarga miskin yuang keluar dari jerat kemiskinan.
"KUBE dapat meningkatkan pendapatan keluarga" kata Salim, dua tahun lalu.
Masih ada program lain. Dan ini juga bisa menjawab rintihan warga Babelan Kota dan warga miskin lain di Indonesia.
Nama program itu Program Keluarga Harapan (PKH) yang berupa bantuan sosial tunai bersyarat bagi rumah tangga sangat miskin dengan kategori-kategori khusus.
"Program PKH ini langsung kami bayar tunai seperti kepada ibu hamil," kata Teguh.
Sejak 2007, PKH telah diberikan kepada 70 kabupaten/kota dan 779 kecamatan di 13 provinsi.
Secara umum, sampai bulan ini, sudah Rp430 miliar dana telah dikucurkan Kementerian Sosial untuk mengentaskan kemiskinan dan sebagian besar dialokasikan untuk penduduk miskin di Jawa yang pusat penduduk miskin Indonesia.
Desa Babelan Kota dan desa-desa lainnya pasti mengharapkan juga suntikan dana pemerintah itu mencapai mereka.
Dengan bantuan itu, Ahmadi bakal memiliki peternakan ayam sendiri, Herni bisa membuka toko gasnya, sementara Samah akan anteng berjualan kue keliling. Bahkan Adrian kelak dapat mewujudkan cita-citanya, menerbangkan pesawat tempur Sukhoi SU-30. [R/Ant]

2 komentar:

  1. agriculture regarded as a bussiness,
    jika kita peduli dengan pengangguran di pedesaan,

    “MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA PANEN TIBA”

    Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia.
    NPK yang antara lain terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita, dan sudah dilakukan sejak 1967 (masa awal orde baru) hingga sekarang.
    Produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1984 pada saat Indonesia mencapai swasembada beras dan kondisi ini stabil sampai dengan tahun 1990-an. Capaian produksi padi saat itu bisa 6 -- 8 ton/hektar.

    Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia yang sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin rusak, semakin keras dan menjadi tidak subur lagi. Sawah-sawah kita sejak 1990 hingga sekarang telah mengalami penurunan produksi yang sangat luar biasa dan hasil akhir yang tercatat rata-rata nasional hanya tinggal 3, 8 ton/hektar (statistik nasional 2010).

    Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.

    System of Rice Intensification (SRI) yang telah dicanangkan oleh pemerintah (SBY) beberapa tahun yang lalu adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas, serta harga produk juga jauh lebih baik.
    SRI sampai kini masih juga belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena pada umumnya petani kita beranggapan dan beralasan bahwa walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam proses budidayanya.

    Selain itu petani kita sudah terbiasa dan terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dan serba instan dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sehingga umumnya sangat berat menerima metoda SRI ini.
    Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.

    Kami tawarkan solusi yang lebih praktis yang perlu dipertimbangkan dan sangat mungkin untuk dapat diterima oleh masyarakat petani kita untuk dicoba, yaitu:

    "BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK AJAIB (SO/AVRON/NASA) + EFFECTIVE MICROORGANISME 16 PLUS (EM16+), DENGAN SISTEM JAJAR GOROWO",

    Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki pada pola SRI, tetapi cara pengolahan tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 100% — 400% dibanding pola tanam konvensional seperti sekarang.

    Ditunggu komentarnya di omyosa@gmail.com, atau di 02137878827, 081310104072

    BalasHapus
  2. agriculture regarded as a bussiness,
    jika kita peduli dengan pengangguran di pedesaan,

    “MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA PANEN TIBA” (lanjutan)

    • PUPUK ORGANIK AJAIB (SO/AVRON/NASA) merupakan pupuk organik lengkap yang memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro tanah dengan kandungan asam amino paling tinggi yang penggunaannya sangat mudah,
    • sedangkan EM16+ merupakan cairan bakteri fermentasi generasi terakhir dari effective microorganism yang sudah sangat dikenal sebagai alat composer terbaik yang mampu mempercepat proses pengomposan dan mampu menyuburkan tanaman dan meremajakan/merehabilitasi tanah rusak akibat penggunan pupuk dan pestisida kimia yang tidak terkendali,
    • sementara itu yang dimaksud sistem jajar gorowo adalah sistem penanaman padi yang diselang gorowo/alur/selokan/parit, bisa 2 padi selang 1 gorowo atau 4 padi selang 1 gorowo, dan
    • yang paling penting dalam bertani pola gabungan ini adalah relative lebih murah.

    CATATAN:

    1. Bagi Anda yang bukan petani, tetapi berkeinginan memakmurkan/ mensejahterakan petani sekaligus ikut mengurangi tingkat pengangguran dan urbanisasi masyarakat pedesaan, dapat melakukan uji coba secara mandiri system pertanian organik ini pada lahan kecil terbatas di lokasi komunitas petani sebagai contoh (demplot) bagi masyarakat petani dengan tujuan bukan untuk Anda menjadi petani, melainkan untuk meraih tujuan yang lebih besar lagi, yaitu ANDA MENJADI AGEN SOSIAL penyebaran informasi pengembangan system pertanian organik diseluruh wilayah Indonesia.

    2. Cara bertani organik tidak saja hanya untuk budidaya tanaman padi sawah, tetapi bisa juga untuk berbagai produk-produk agro bisnis yang meliputi pertanian (padi, palawija, buah dan sayuran), perkebunan, perikanan, dan peternakan.


    Hasil panen setelah menggunakan Pupuk Ajaib

    Kesaksian untuk tanaman pertanian tanpa pestisida kimia, dan perangsang tumbuh tambahan lainnya :
    * Cabe Organik bisa mencapai 6 kg/pohon, dan umur tanaman bisa sampai 3 tahun.
    * Padi Organik bisa mencapai rata-rata 16—24 ton / hektar.
    * Bawang Merah Organik bisa mencapai diatas 24--36 ton / hektar
    * Jamur Tiram Organik bisa meningkat 300 %, dan bebas ulat !
    * Bawang Daun Organik bisa mencapai rata-rata 1 kg/batang
    * Kol Organik bisa mencapai rata-rata 5-8 kg/pohon
    * Sawit sudah tidak produktif bisa kembali lagi produktif,

    Kesaksian untuk hewan dan ikan tanpa vaksin, antibiotik, dan vitamin lainnya :
    * Nila 3cm dirawat 2 minggu bisa sebesar umur 2 bulan padahal
    * Bebek afkir biasanya telurnya 10% bisa meningkat jadi 50% lebih.
    * Sapi beratnya meningkat di atas 1,5 kg/hari pakannya hanya rumput.
    * Broiler bisa panen pada hari ke 28-29 berat 1,5-1,7 kg
    * Pembibitan lele angka kematian bisa sampai pada 0%
    * Budidaya belut bibit 3 bulan bisa mencapai berat 500 gram/ ekor
    * Lele 5—7 cm bisa panen dalam waktu 29 hari

    Semoga petani kita bisa tersenyum ketika datang musim panen.

    AYOOO PARA PETANI DAN SIAPA SAJA YANG PEDULI PETANI!!!! SIAPA YANG AKAN MEMULAI? KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI? KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?

    Anda siap menjadi donatur bagi pekerja sosial agen penyebaran informasi, atau Anda sendiri merangkap sebagai pekerja sosial agen penyebaran informasi itu dilokasi sekitar anda berada, atau pada wilayah yang lebih luas lagi diseluruh Indonesia?

    Ditunggu komentarnya di omyosa@gmail.com, atau di 02137878827, 081310104072

    BalasHapus