Semarang - Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Semarang akan membuka program pendidikan profesi guru (PPG) dan proses seleksi rencananya dimulai pada Juni 2010.
"Pelaksanaan program PPG tersebut ditujukan untuk mempercepat program sertifikasi guru ditargetkan selesai pada 2014 mendatang," kata Rektor IKIP PGRI Semarang, Muhdi di Semarang, Rabu.
Menurut dia, seiring dengan tujuan PPG untuk mempercepat program sertifikasi guru, maka tahun-tahun awal pelaksanaan PPG akan diisi oleh mahasiswa yang berasal dari kalangan guru.
Selama ini, kata dia, proses sertifikasi guru dilakukan melalui penilaian secara portofolio dan jika tidak lulus penilaian portofolio harus mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG).
"Demikian halnya dengan PPG yang merupakan format sertifikasi guru sesuai amanat Undang-Undang Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen, sehingga mereka yang lulus PPG juga langsung tersertifikasi," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pelaksanaan awal program PPG tersebut memang ditujukan untuk para guru muda mulai angkatan 2006 ke atas, dan mereka tentunya belum berkesempatan mengikuti sertifikasi portofolio.
"Mereka yang lulus akan mendapatkan lisensi khusus yang menandakan guru profesional, dan mereka juga berhak mendapatkan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji," katanya.
Ditanya kuota penerimaan mahasiswa PPG tersebut, ia mengatakan bahwa kuotanya memang terbatas, karena kuota secara nasional hanya sekitar 14.000 orang yang dibagi untuk berbagai perguruan tinggi, termasuk IKIP PGRI Semarang.
"Kami mengajukan lima program studi, yakni pendidikan kewarganegaraan (PKn), bahasa Inggris, matematika, biologi, dan bimbingan konseling. Kuota setiap program studi sekitar 30 orang," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya memang ditunjuk untuk melaksanakan program PPG dan mengajukan lima program studi tersebut, namun belum mengetahui program studi apa saja yang akan disetujui oleh pemerintah.
Selain IKIP PGRI Semarang, kata dia, perguruan tinggi di Jawa Tengah yang ditunjuk menyelenggarakan PPG, di antaranya Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Menurut dia, program PPG tersebut nantinya banyak diisi oleh kegiatan praktek dan workshop untuk memberikan keterampilan bagi guru dalam mengajar, sebab pembelajaran secara teori sudah mereka dapatkan di jenjang strata 1 (S1).
"Kami juga merencanakan untuk membuat asrama untuk para mahasiswa PPG tersebut sebagai bentuk pelayanan ideal perguruan tinggi," kata Muhdi yang juga Sekretaris Umum PGRI Jateng itu. [R/Ant]
"Pelaksanaan program PPG tersebut ditujukan untuk mempercepat program sertifikasi guru ditargetkan selesai pada 2014 mendatang," kata Rektor IKIP PGRI Semarang, Muhdi di Semarang, Rabu.
Menurut dia, seiring dengan tujuan PPG untuk mempercepat program sertifikasi guru, maka tahun-tahun awal pelaksanaan PPG akan diisi oleh mahasiswa yang berasal dari kalangan guru.
Selama ini, kata dia, proses sertifikasi guru dilakukan melalui penilaian secara portofolio dan jika tidak lulus penilaian portofolio harus mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG).
"Demikian halnya dengan PPG yang merupakan format sertifikasi guru sesuai amanat Undang-Undang Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen, sehingga mereka yang lulus PPG juga langsung tersertifikasi," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pelaksanaan awal program PPG tersebut memang ditujukan untuk para guru muda mulai angkatan 2006 ke atas, dan mereka tentunya belum berkesempatan mengikuti sertifikasi portofolio.
"Mereka yang lulus akan mendapatkan lisensi khusus yang menandakan guru profesional, dan mereka juga berhak mendapatkan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji," katanya.
Ditanya kuota penerimaan mahasiswa PPG tersebut, ia mengatakan bahwa kuotanya memang terbatas, karena kuota secara nasional hanya sekitar 14.000 orang yang dibagi untuk berbagai perguruan tinggi, termasuk IKIP PGRI Semarang.
"Kami mengajukan lima program studi, yakni pendidikan kewarganegaraan (PKn), bahasa Inggris, matematika, biologi, dan bimbingan konseling. Kuota setiap program studi sekitar 30 orang," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya memang ditunjuk untuk melaksanakan program PPG dan mengajukan lima program studi tersebut, namun belum mengetahui program studi apa saja yang akan disetujui oleh pemerintah.
Selain IKIP PGRI Semarang, kata dia, perguruan tinggi di Jawa Tengah yang ditunjuk menyelenggarakan PPG, di antaranya Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Menurut dia, program PPG tersebut nantinya banyak diisi oleh kegiatan praktek dan workshop untuk memberikan keterampilan bagi guru dalam mengajar, sebab pembelajaran secara teori sudah mereka dapatkan di jenjang strata 1 (S1).
"Kami juga merencanakan untuk membuat asrama untuk para mahasiswa PPG tersebut sebagai bentuk pelayanan ideal perguruan tinggi," kata Muhdi yang juga Sekretaris Umum PGRI Jateng itu. [R/Ant]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar