Wardo (44), mahasiswa Pendidikan Jasmani Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) punya nadzar unik. Dia akan lari maraton sejauh 76 KM bila lulus kuliah. Wardo bukan pria tipe 'wacana'. Dia pun merealisasikan nadzar-nya itu.
Wardo melakukan lari maraton dari Stadion UNY di Jl Colombo, Jumat (11/3/2011) pada pukul 08.00 WIB. Dari stadion dia akan lari menuju tempat tinggal dan tanah kelahirannya di daerah Sukoharjo, Jawa Tengah.
Saat melakukan maraton, dia dilepas langsung oleh Rektor UNY Prof Dr Rohmat Wahab didampingi Dekan FIK Sumaryanto, M.Kes. Dia dilepas bersamaan dengan kegiatan pencanangan Dies Natalis UNY ke 47 di Stadion UNY.
Saat lari menuju Sukoharjo, Wardo didampingi dua rekannya serta beberapa teman yang mengikuti menggunakan sepeda motor. Rencananya jarak 76 km akan ditempuh dalam 3 etape selama lebih kurang 7 jam.
Etape pertama sejauh 25 km dari kampus UNY hingga Kota Klaten. Etape kedua Klaten-Delanggu dan Etape ketiga Delanggu - Sukoharjo. Pada etape pertama dan kedua, rombongan akan beristirahat sekaligus menunaikan salat Jumat.
"Ini nadzar saya dan juga sebagai wujud ungkapan syukur dan terimakasih kepada almamater UNY yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan studi sarjana," ungkap Wardo di sela-sela persiapan lari maraton.
Wardo mengatakan dirinya menyelesaikan studi S1 pendidikan jasmani selama lebih kurang 3 tahun. Dia terdaftar sebagai mahasiswa FIK pada tahun 2008 dan tanggal 31 Januari 2011 lalu lulus. Selama kuliah, setiap hari dia harus pulang pergi dari rumahnya di Sukoharjo menuju kampus UNY.
Wardo saat ini tercatat sebagai guru olahraga di sekolah negeri di Kabupaten Merauke, Papua. Rencananya pada bulan April baru akan kembali ke Merauke. Saat menjadi guru di Merauke dia adalah lulusan Sekolah Guru Olahraga (SGO) di Solo. Selanjutnya menyelesaikan pendidikan D2 di Merauke. Pada tahun 2008 masuk menjadi mahasiswa pendidikan jasmani FIK.
"Waktu kuliah saya nglaju dari rumah ke kampus, tidak kos tapi tinggal di rumah orangtua saya di Sukoharjo," katanya.
Menurut dia, tidak ada persiapan khusus untuk melakukan lari maraton sejauh 76 km. Sebagai mantan atlet lari, dia sudah terlatih melakukan lari jarak menengah dan jauh lebih dari 40 km. Satu jam dia bisa berlari dengan jarak 8-10 km.
"Kalau untuk lari maratonnya, saya sudah latihan dan persiapkan sejak lama. Dan teman-teman saya kuliah dan kampus ternyata mendukung nadzar saya ini," kata pria yang mengenakan kaos bergaris hitam dan putih berlogo 'Nike' itu. [R/dtc]
Wardo melakukan lari maraton dari Stadion UNY di Jl Colombo, Jumat (11/3/2011) pada pukul 08.00 WIB. Dari stadion dia akan lari menuju tempat tinggal dan tanah kelahirannya di daerah Sukoharjo, Jawa Tengah.
Saat melakukan maraton, dia dilepas langsung oleh Rektor UNY Prof Dr Rohmat Wahab didampingi Dekan FIK Sumaryanto, M.Kes. Dia dilepas bersamaan dengan kegiatan pencanangan Dies Natalis UNY ke 47 di Stadion UNY.
Saat lari menuju Sukoharjo, Wardo didampingi dua rekannya serta beberapa teman yang mengikuti menggunakan sepeda motor. Rencananya jarak 76 km akan ditempuh dalam 3 etape selama lebih kurang 7 jam.
Etape pertama sejauh 25 km dari kampus UNY hingga Kota Klaten. Etape kedua Klaten-Delanggu dan Etape ketiga Delanggu - Sukoharjo. Pada etape pertama dan kedua, rombongan akan beristirahat sekaligus menunaikan salat Jumat.
"Ini nadzar saya dan juga sebagai wujud ungkapan syukur dan terimakasih kepada almamater UNY yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan studi sarjana," ungkap Wardo di sela-sela persiapan lari maraton.
Wardo mengatakan dirinya menyelesaikan studi S1 pendidikan jasmani selama lebih kurang 3 tahun. Dia terdaftar sebagai mahasiswa FIK pada tahun 2008 dan tanggal 31 Januari 2011 lalu lulus. Selama kuliah, setiap hari dia harus pulang pergi dari rumahnya di Sukoharjo menuju kampus UNY.
Wardo saat ini tercatat sebagai guru olahraga di sekolah negeri di Kabupaten Merauke, Papua. Rencananya pada bulan April baru akan kembali ke Merauke. Saat menjadi guru di Merauke dia adalah lulusan Sekolah Guru Olahraga (SGO) di Solo. Selanjutnya menyelesaikan pendidikan D2 di Merauke. Pada tahun 2008 masuk menjadi mahasiswa pendidikan jasmani FIK.
"Waktu kuliah saya nglaju dari rumah ke kampus, tidak kos tapi tinggal di rumah orangtua saya di Sukoharjo," katanya.
Menurut dia, tidak ada persiapan khusus untuk melakukan lari maraton sejauh 76 km. Sebagai mantan atlet lari, dia sudah terlatih melakukan lari jarak menengah dan jauh lebih dari 40 km. Satu jam dia bisa berlari dengan jarak 8-10 km.
"Kalau untuk lari maratonnya, saya sudah latihan dan persiapkan sejak lama. Dan teman-teman saya kuliah dan kampus ternyata mendukung nadzar saya ini," kata pria yang mengenakan kaos bergaris hitam dan putih berlogo 'Nike' itu. [R/dtc]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar