Pengunjung

Rabu, 13 April 2011

Balar Lakukan Ekskavasi di Goa Kidang

Blora - Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta melakukan ekskavasi (pengggalian) di Goa Kidang, yang secara admisnistratif berada di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan. Penggalian tersebut dimulai pada 6 April itu akan berakhir pada tanggal 17 bulan ini.
Ketua tim penelitian Indah A Nurani mengemukakan, penelitian dimaksudkan untuk mengetahui pola adaptasi manusia penghuni Goa Kidang terhadap sumber daya alam (SDA) dalam mempertahankan hidupnya.
''Kami juga meneliti tata ruang du goa ini sebagai hunian masa pra sejarah, perkembangan teknologi dan variasi artefak yang dikembangkan, serta sistem penguburan yang diterapkan penghuni goa,'' katanya.
Di Goa Kidang, ekskavasi dilakukan dengan membuka empat buah kotak galian berukuran 1,5 x 1,5 meter. ''Hasil awal, kami telah menemukan peninggalan manusia penghuni gua ini pada lapisan tanah atas berupa artefak peralatan sehari-hari dari cangkang kerang dan tulang. Ditemukan pula jejak penguburan pada kedalaman 150 cm dari permukaan tanah,'' tambahnya.
Siswanto, Kepala Balar yang ikut terjun langsung dalam proses penggalian mengatakan, nilai sejarah dan ilmiah yang terkandung di Goa Kidang sangat berharga. ''Di sini menyimpan sejarah manusia goa pra sejarah yang kemungkinan hidp di masa sekitar 10.000 tahun lalu,'' ungkapnya.

Laboratorium Riset
Untuk itu, tegas kepala Balar, kami berharap pemerintah kabupaten ikut melindungi kawasan Goa Kidang ini dari tangan-tangan yang ingin merusaknya. ''Goa kidang ini bisa dijadikan sebagai laboratorium riset untuk ilmu pengetahuan. Paling tidak untuk tidak bidang kajian, yaitu Arkeologi, Geologi, dan Paleoantropologi.''
Di Blora, selain melakukan riset di Goa Kidang, Balar juga pernah melakukan penggalian di sejumlah goa di beberapa kecamatan. Yaitu Goa Lawa, Goa Agung, Goa Breng, dan Goa Mangir (Todanan). Lalu di Goa Macan, Goa Lawa, dan Gua Manuk (Jepon), Goa Nglengkir di Bogorejo, serta Goa Sentono di Kradenan. ''Kami sudah melakukan penggalian di beberapa goa di Blora, namun hanya Goa Kidang yang memiliki potensi sejarah peradaban manusia pra sejarah,'' ujar Siswanto.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan dari Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI), Suntoyo, mengutarakan, dalam rangka melindungi goa dari tangan yang tidak bertanggungjawab, secepat mungkin akan tanda-tanda yang menerangkan bahwa tempat itu dilindungi.
''Untuk tahap awal ini kami akan memberi plang agar goa tidak diganggu atau dirusak. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak Perhutani terkait keberadaan Goa Kidang yang menyimpan jejak peradaban manusia goa masa lampau,'' tegasnya.
Sedang Indah A Nurani mengemukakan, sampai saat ia dan tim belum bisa memberikan keterangan secara detail, karena membutuhkan analisa dan kajian lebih lanjut terlebih dahulu. ''Tetapi yang pasti, untuk bisa sampai mengungkap jejak peradaban manusia Goa Kidang secara komplit, kami membutuhkan waktu yang lebih panjang dan dukungan dana,'' tandasnya. [R]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar