Pengunjung

Rabu, 13 April 2011

Wamentan: Serangan Ulat Bulu Tak Sebesar yang Kita Bayangkan

Yogyakarta - Serangan ulat bulu mewabah di beberapa wilayah di Indonesia. Di Probolinggo, Jawa Timur, belasan ribu pohon mangga diserang ulat bulu yang membuat gatal itu. Tapi tak perlu khawatir, serangan ulat bulu tak sebesar yang kita bayangkan.
"Dari pengamatan para pakar di perguruan tinggi dan Kementerian Pertanian, luas serangan ulat bulu seperti di Probolinggo itu tidak besar. Hanya 1,5 persen dari jumlah pohon mangga yang ada. Total pohon mangga yang ada itu 1,8 juta pohon. Yang diserang sekitar 14.500 pohon," kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Bayu Krisnamurti di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta, Kamis (14/4/2011).
Dari belasan pohon itu, yang diserang juga tidak semua bagian pohon. Tetapi cuma beberapa batang saja. Hanya 2 sampai 5 batang di setiap areal. "Jadi itu tidak sebesar yang kita bayangkan," ujarnya.
Namun secara psikologis, Kementerian Pertanian memahami ketakutan masyarakat. Apalagi sebagian masyarakat juga menganggap ulat bulu menjijikkan.
"Secara psikologis kami memahami yang dalam bahasa Jawa-nya itu nggilani. Kenapa saat ini terjadi, ini karena akibat perubahan iklim 2010. Dan sekarang baru kita rasakan dengan adanya booming ulat bulu tersebut," papar Bayu.
Bayu mengatakan ulat bulu tidak berbahaya, meskipun memang menjijikkan. "Dari hasil penelitian sudah ada parasit alami atau bakteri yang kemakan di ulat, dan hampir 90 persen dari populasi ulat itu terkena bakteri," katanya.
"Dalam beberapa minggu ke depan ini akan hilang sendiri, mati karena parasit atau secara alami," imbuh Bayu.
Cara yang paling tepat untuk mengendalikan ulat bulu ini, menurut Bayu, adalah dengan pendekatan secara hayati. "Ini adalah model yang paling tepat. Sedangkan penggunaan pestisida dan insektisida itu adalah alternatif terakhir," tutup Bayu. [R/dtc]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar