Pengunjung

Senin, 14 Maret 2011

Marem Khawatirkan Tragedi PLTN Jepang

Kudus - Keadaan darurat nuklir di Jepang mengingatkan pada peristiwa kecelakaan pembangkit listrik nuklir di Chernobyl, Ukraina, pada 26 April 1986. Beberapa efek kesehatan yang dialami korban radiasi nuklir, antara lain terkena kanker. Korban yang langsung terpapar radiasi terkena sindrom akut radiasi atau ARS. Biasanya bisa meninggal dalam waktu beberapa minggu setelah ledakan.
Peristiwaa "kiamat" lingkungan yang terjadi di ukraina ketika reaktor Chernobyl meladak yang akhirnya mencemari lingkungan, tidak kurang kawasan seluar 1000 km2 tercemar radioaktif. Dan sampai saat ini kota Priviat di Ukraina  tersebut masih menjadi wilayah kosong tidak berpenghuni karena tingginya cemaran radioaktif. Hal itulah yang dikhawatirkan oleh aktivis lingkungan akan melanda Indonesia ketika membangun PLTN, sementara potensi besar green energy terabaikan.
"Belajar dari pengalaman yang baru saja kita saksikan bersama tentang bencana yang dapat ditimbulkan oleh kecelakaan reaktor PLTN, sudah sepatutnya Pemerintah Indonesia menimbang dengan lebih cermat dan bijaksana dalam merencanakan pembangunan PLTN di Semenanjung Muria maupun daerah lain di Indonesia," tegas Sekretaris Jendral Masyarakat Reksa Bumi (Marem), Yohannes Suparmin, melalui siaran persnya Senin (14/3) siang ini.
Marem, lanjutnya, menyarankan agar penguasa negeri ini dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki negeri ini untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri sambil mengembangkan energi baru yang berbasis pada green energy adalah solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. [R/CN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar