Pengunjung

Rabu, 16 Maret 2011

Pelajaran PLTN Jepang Lebih dari Cukup

Jepara - Insiden meledaknya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Jepang pascagempa bumi, 11 Maret lalu, dinilai sudah lebih dari cukup untuk menjadi pelajaran buat Pemerintah Indonesia yang berencana membangun instalasi PLTN. Negara-negara Eropa langsung memberi respons serius terkait insiden itu, dengan menghentikan rencana penambahan PLTN.
Pemerintah Thailand juga disebut terpengaruh dengan rencana membangun instalasi serupa karena ledakan di Fukushima dan kerusakan pada instalasi lain yang menyebabkan radiasi dan menimbulkan kewaspadaan tinggi. "Kurang apa Jepang, teknologi, sumber daya manusia dan kedisiplinannya luar biasa, tetapi bencana tetap bencana, yang sulit diprediksi kadarnya," kata ahli Ilmu Fisika Nuklir, Dr Iwan Kurniawan, Rabu (16/3/2011).
Ledakan dengan kadar yang terjadi di Jepang, level radiasinya sudah mencapai angka 6, di atas PLTN Tree Miles yang 5, dan sedikit di bawah Chernobyl di level maksimal, 7. "Harusnya sudah cukup pelajaran dari Jepang itu untuk Indonesia," kata lulusan Universita Tsukuba Jepang itu.
Iwan yang menjadi peneliti di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) pada 1980-1992 itu berharap Batan menghentikan promosinya untuk membangun PLTN Muria. Informasi yang ia dapat, PLTN di Indonesia akan menggunakan generasi ke-4 yang faktanya saat ini belum ada barangnya. Sedangkan PLTN Fukushima itu berteknologi generasi ke-2. "Barangnya saja belum ada, jadi Batan tak perlu berandai-andai," lanjut pria yang tinggal di Jakarta dan beberapa kali berkunjung di Jepara terkait rencana pembangunan PLTN Muria. [R/CN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar