Pengunjung

Kamis, 10 Maret 2011

Tekad itu Tumbuh dari Kasih Sang Bunda

    Tak terbayangkan, bagaimana memainkan guitar dengan kaki, sedang menggunakan tangan pun, banyak orang tak sanggup melakukannya. Tetapi, itulah yang dilakukan oleh Alberta Aceng Dhani Setiawan, pemuda asal Wonosobo yang terlahir tanpa kedua tangan (different ability).
    Di depan pengunjung book fair yang digelar oleh Kantor Perpustakaan danArsip Daerah (KPAD), Rabu (15/12/2010) malam itu, Aceng membuktikan kepiawaiannya memetik guitar. Dan, lagu "Pelangi di Matamu", salah satu hits group band Jamrud, pun menyapa ratusan pasang mata yang hadir di Sasana Bhakti itu.
    Decak kagum penonton pun tak bisa ditutupi. Kekaguman bercampur haru, sekaligus iba, akan kondisi yang diterima Aceng. Namun bagi lelaki kelahiran 12 Desember 1973 ini, kekurangan yang dialaminya, diubah menjadi sebuah kelebihan yang luar biasa.
    "Menurut saya, Aceng adalah sosok manusia super di dunia," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Blora Bambang Sulistya saat dimintai komentar usai Aceng menyanyikan tembang milik Jamrud tersebut. Tak banyak yang dikatakan Bambang, hanya sebuah julukan yang barangkali tidak cukup berlebihan kiranya.
    Kendati terlahir tanpa kedua tangan, namun putra pasangan Sunarman dan Tatik Supriyati ini, mampu membuat masyarakat Indonesia tertunduk hormat atas prestasinya. Ia pernah mengisi acara Gong Show, Empat Mata, Dahsyat, dan dalam waktu dekat, akan shooting untuk acara Opera Van Java (OVJ).
    Tidak hanya itu, ia juga memecahkan rekor Muri sebagai pemain guitar satu-satunya menggunakan kaki. "Waktu pertama kali minta diajari guitar sama teman, saya diejek dan dikatakan tidak akan bisa main guitar dengan kaki, karena memang biasanya bermain guitar itu dengan tangah," kisahnya saat pertama kali ingin belajar guitar.
    Menanggapi perkataan temannya itu, Aceng tidak patah semangat. Ia pun dengan tekun memperlajari guitar. "Saya belajar main guitar selama lima tahun. Butuh waktu lama, karena saya memang harus menyesuaikan dengan permainan dengan jari kaki," tambahnya.

Kasih Bunda
    Apakah tidak sulit, melakoni hari-hari dengan keterbatasan seperti dialami Aceng? "Kalau bicara sulit memang sulit, tetapi saya yakin saya bisa. Seperti saat mau belajar main guitar, saya yakin saya bisa, meski banyak orang lain ragu," tegasnya.
    Lalu, apa yang memotivasi dia sehingga begitu gigih untuk melakukan sesuatu, yang bahkan di luar nalar manusia pada umumnya? "Yang memotivasi saya adalah orang tua saya, yang telah melahirkan dan merawat dengan penuh kasih sayang," katanya menambahkan.
    Lelaki yang meraih rekor Muri atas kemampuannya bermain guitar menggunakan kaki setelah memainkan 30 lagu itu mengutarakan, selain kasih sayang yang tulus dari orang tua, ejekan-ejekan yang sering diterimanya dari banyak orang terkait kondisi fisiknya, itu juga turut memberikan semangat yang luar biasa untuk melakukan banyak hal.
    "Saya yakin, semua orang punya masalah, punya problem. Tinggal bagaimana masing-masing orang itu menghadapi problem yang ada. Semua hal juga ada yang sulit, dan itu juga tergantung bagaimana kita mengatasinya."
    Aceng. Banyak hal yang menginspirasi dari apa yang telah dilakukannya. Dalam waktu dekat berniat memecahkan rekor MURI untuk bermain drum dengan kaki. Apakah cukup di situ?
    "Saya juga ingin memecahkan rekor dunia menyetir mobil dengan menggunakan kaki. Saat ini, rekornya masih dipegang oleh orang California yang kondisinya seperti saya. Ia berhasil menyetir mobil dengan jarak tempuh 50 kilometer, saya berniat memecahkan rekor dengan menyetir mobil sejauh 600 kilometer," tekadnya. [R]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar